"Film Blue Beetle", karya sinematik keren yang menghiasi tahun 2023, mengambil inspirasi dari karakter ikonik DC Comics dengan nama yang sama.
Film ini adalah kolaborasi kece antara DC Studios dan The Safran Company, yang disutradarai oleh visioner Angel Manuel Soto dari skenario cemerlang karya Gareth Dunnet-Alcocer.
Pemeran utamanya, Xolo Maridueña, membawakan karakter Jaime Reyes dengan begitu apik, didukung oleh ensemble cast yang mengagumkan, termasuk Adriana Barraza, Damián Alcázar, Raoul Max Trujillo, Susan Sarandon, dan George Lopez.
Ini mengisahkan hidup Jaime, dalam pencarian jati dirinya, yang merasa frustasi karena sulit mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah.
Kondisi keuangan keluarganya yang memburuk memaksa Jaime dan adiknya, Milagro (Belissa Escobedo), bekerja di mansion milik Victoria Kord (Susan Sarandon), seorang eksekutif perusahaan terkenal di Palmera City.
Saat bekerja, Jaime tanpa sengaja melihat perselisihan antara Victoria dan keponakannya, Jenny Kord. Dia mencoba melerai pertikaian itu, tetapi kehilangan pekerjaan. Jenny kemudian menawarkan pekerjaan baru di Gedung Kord Tower.
Untuk memastikan pekerjaan dari Jenny, Jaime bersama pamannya pergi ke Kord Tower, di mana mereka tanpa sengaja melihat Jenny mencuri Scarab, benda biru yang berbentuk serangga dan klaim sebagai warisan keluarga yang disalahgunakan oleh Victoria.
Jenny memberikan Scarab kepada Jaime, yang tanpa sengaja masuk ke tubuhnya dan menyebabkan mutasi. Jaime, meskipun kesakitan, menyadari bahwa keluarganya dalam bahaya karena Scarab buruan Kord Company.
Dia pun memutuskan menjalani simbiosis mutualisme dengan Scarab demi melindungi keluarganya.
Ulasan ini mungkin terlambat karena aku terlalu asyik dengan pemikiran tentang film ini. Namun, mari kita bahas Blue Beetle, film yang menjadi bagian awal DC Universe (DCU) sebelum mengalami reset yang sangat disayangkan.
Tahun ini, DC Extended Universe (DCEU) telah merilis beberapa film pahlawan super, yang disertai dengan pengumuman "reset DCEU" yang membuat banyak penggemar merasa kecewa dan cemas.
Aku termasuk salah satu yang merasa kecewa dengan pengumuman itu, mengingat ketidakpastian yang mendampinginya.
Dampak dari niat untuk mereset DCEU begitu terasa, terutama pada tiga dari empat film yang direncanakan dan telah ada yang dirilis tahun ini. Dua filmnya, tampak kesulitan dalam menarik perhatian penonton dan mencapai pendapatan yang diharapkan.
Bagaimana dengan Blue Beetle, sebagai film urutan ketiga di tahun ini, sebelum ditutup nanti oleh film Aquaman di bulan Desember nanti, apakah nasibnya juga sama ngesotnya dengan dua film superhero pendahulunya?
Ternyata, ya. Fans DC merasa percuma menonton film yang setelah ditonton akan dianggap nggak ada.
Terlepas dari itu. Blue Beetle mengikuti pola yang sudah akrab dalam film pahlawan super, dengan tokoh utama yang secara nggak sengaja mendapatkan kekuatan luar biasa.
Meskipun plotnya cukup klise, film ini berhasil membawa nuansa Latin yang kuat, menampilkan tradisi yang kaya, dan menggambarkan hubungan emosional tokoh utama, Jamie Reyes, dengan keluarganya.
Salah satu keunggulan film ini adalah cara hubungan antar karakter dalam keluarga digambarkan, yang membuat penonton terbawa emosi dan terharu oleh momen-momen penting di paruh akhir cerita.
Koreografi aksi yang variatif dan sedikit twist terkait karakter antagonisnya, menimbulkan kejutan dan simpati dari penonton.
Secara keseluruhan, Blue Beetle adalah film yang layak ditonton dan memiliki potensi untuk menarik penggemar baru.
Meskipun ada beberapa masalah dengan efek visual yang kurang memadai, ini adalah film yang menyenangkan dan segera tayang di HBO MAX 16 November 2023 (menurut info dari The Economics Time). Selamat menanti filmnya.
Penilaian: 7/10. Definisi memuaskan fans DC.
Baca Juga
-
Seberapa Perlu Adegan Seks dalam Film?
-
Review Film Meet The Khumalos: Komedi Keluarga yang Kurang Menggigit
-
Review Black Mirror Season 7: Teknologi Nggak Pernah Sebegitu Dekatnya!
-
Film Legenda Kelam Malin Kundang Persembahan Joko Anwar, Apa yang Menarik?
-
Review Film Love: Tentang Cinta, Kebimbangan, dan Dialog Sunyi
Artikel Terkait
-
Review Film Kultus Iblis, Basi dan Repetitif
-
Review Film Guru Bangsa Tjokroaminoto, Dialah Sosok Raja Tanpa Mahkota
-
Review Film Love Reset, Ketika Luka Hati Hampir Menghapus Kenangan Indah
-
Review Film Mohon Doa Restu, Ketika Jefri Nichol Jadi Anak Mami
-
Review Film Ketika Berhenti di Sini, Intip Tanggal Tayangnya di Netflix
Ulasan
-
Baekhyun EXO 'Elevator': Lagu Genit dan Boyish saat Cinta Pandangan Pertama
-
Ulasan Novel Society of Lies: Rahasia Kematian di Balik Dinding Kampus Elit
-
Peran Tiap Anggota Keluarga yang Related di Drama Korea When Life Gives You Tangerines
-
Kisah Emosional di Balik Lagu Healing Kun & Xiaojun 'Back to You'
-
Review Film Meet The Khumalos: Komedi Keluarga yang Kurang Menggigit
Terkini
-
Hustle Culture: Ketika Kita Takut Terlihat Tidak Produktif
-
Stefano Lilipally Comeback ke Timnas dan Peluang Main di Usianya yang Senja
-
Tak Hanya Shayne Pattynama, 3 Pemain Naturalisasi Timnas yang Pilih Berkarir ke Asia
-
Dekati Waktu Pertarungan, Pelatih Malaysia Berikan "Ancaman Tambahan" kepada Kubu Vietnam
-
Malaysia Masters 2025 Day 1: Dua Wakil Ganda Putri Lolos ke Babak Kedua