Pernah nggak sih kamu merasa sulit fokus dengan pekerjaan? Entah karena pikiran yang bercabang ke mana-mana atau mungkin adanya distraksi dari notifikasi gadget.
Padahal, kemampuan fokus ini adalah sesuatu yang amat penting, tidak hanya untuk pekerjaan, tapi juga dalam hubungan sosial. Hal inilah yang kemudian dibahas dalam buku berjudul Focus, Penggerak Keunggulan yang Tersembunyi, karya Daniel Goleman.
Dalam sebuah penelitian, penulis membahas bahwa ternyata atensi atau perhatian seseorang pada suatu bidang itu sangat menentukan performanya dalam mencapai hasil yang maksimal.
Namun sayangnya, kehadiran atensi yang mendalam lambat laun kian terkikis dalam pribadi seseorang karena banyaknya distraksi.
Penulis memaparkan contoh-contoh fenomena tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seorang anak yang sibuk dengan gadgetnya alih-alih mengobrol dengan ibunya, atau beberapa mahasiswa yang saling berkumpul namun hanya sibuk dengan ponselnya masing-masing, serta bagaimana dunia digital perlahan menggerus atensi yang membuat seseorang kesulitan untuk fokus.
Oleh karena itu, penulis mencoba untuk membahas bagaimana kita bisa memperbaiki fenomena tersebut. Dimulai dari memperbaiki paradigma mengenai atensi, menemukan kesadaran diri, meningkatkan perhatian, hingga bagaimana cara agar bisa menjadi seorang pemimpin yang punya fokus yang baik.
Secara umum, buku ini berisi hal-hal yang sangat informatif. Di dalamnya, penulis juga mencantumkan banyak sumber referensi dan rujukan yang berkaitan dengan pembahasan materi.
Hanya saja, saya pikir buku ini terlalu padat. Ada banyak sekali informasi maupun pembahasan yang dikaji oleh penulis. Maka membacanya sekali saja rasanya ada beberapa poin yang masih sulit dipahami.
Contoh-contoh yang dipaparkan oleh penulis juga ada beberapa yang sudah tidak relate. Apalagi ketika membahas perkembangan dunia digital yang hari ini amat pesat, ada banyak hal-hal baru yang mungkin belum di-update oleh penulis.
Selain itu, kualitas terjemahan ke bahasa Indonesia juga masih perlu ditingkatkan lagi. Susunan kalimatnya terkesan kaku dan monoton.
Namun terlepas dari hal itu, buku ini layak dibaca. Apalagi bagi seorang pemimpin atau bagi kamu yang saat ini punya masalah dalam meningkatkan fokus di dunia kerja.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
Ulasan
-
Intrik Kuasa dan Cinta Terlarang dalam Novel Kaisar
-
Ulasan Sweet Disguise, Perjalanan Menguak Korupsi Lewat Penyamaran
-
Ulasan Novel The Strange Playlist: Ketika Lagu Membawa Pergi ke Masa Lalu
-
Ulasan Novel Rasina, Perjuangan dan Ketabahan Rasina di Era Penjajahan
-
Perjuangan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Novel Senja di Sudut Rumah Sakit
Terkini
-
Viral Kasus Tumbler Tuku: Benarkah Ini Gara-Gara Tren Hydration Culture?
-
Bukan karena Fisik, Ini Alasan Fiki Naki Memilih Tinandrose Menjadi Istri!
-
Ricuh Suporter Bola hingga War Kpopers, Saat Hobi Tak Lagi Terasa Nyaman
-
Absen di SEA Games 2025, Siapa yang Layak Gantikan Posisi Arkhan Fikri di Lini Tengah Garuda Muda?
-
Diterpa Isu Plagiarisme, Serial The Hunt Terancam Batal Tayang?