Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Hafsah Azzahra
Justin Bieber First Step 2 Forever (Dok. Pribadi/Hafsahazzahra)

Justin Bieber First Step 2 Forever adalah buku biografi yang sangat digandrungi remaja di 2011. Membaca kembali buku ini setelah 12 tahun membuat saya mengingat lagi masa remaja yang menyenangkan. 

Seperti judulnya, Justin Bieber First Step 2 Forever berisi tentang perjalanan Justin mulai dari titik minus. Melalui buku ini saya bisa melihat sisi lain di balik nama besar Bieber yang digilai banyak wanita di dunia itu. 

Kata-kata Justin yang khas remaja pada saat itu membuat pembaca menyelami kehidupannya saat mulai menyukai musik, mengamen di jalanan, keluarganya yang tidak utuh dan sangat komplek, hingga masa dimana ia mulai mengenal cinta, dan mendapat masalah di sekolah. 

Melihat semua kisah ini membuat Justin terlihat sama seperti remaja kebanyakan. Ia juga manusia yang memiliki keinginan tidak terwujud dan pernah merasakan kekecewaan. Namun di sisi lain, ia juga mendapat berkat yang begitu luar biasa di usia yang sangat muda sehingga mengubah total kehidupannya. 

Menurut saya, membaca buku ini seperti melihat lagi ke diri sendiri. Di mana kita sebenarnya juga memiliki keinginan masing-masing yang tidak terwujud, atau bahkan sampai kapan pun tidak akan pernah terwujud. Namun jangan berpaku di satu titik dan lupa bahwa hidup harus terus berjalan. 

Jangan lupa pula bahwa masih ada banyak hal yang bisa kita coba dan mungkin membawa berkat yang mengubah hidupmu. Justin Bieber First Step 2 Forever benar-benar kisah yang asyik untuk diikuti. Ketika membaca, lagu-lagu lawas Bieber yang fenomenal secara otomatis terputar di kepala. Sehingga akan lebih seru kalau sungguhan mendengarnya langsung. 

Namun meski buku ini memiliki kertas yang glossy dan gambar yang apik, buku ini mudah sekali robek karena lemnya yang kurang kuat. Sayang sekali buku semahal ini memiliki kualitas fisik yang kurang kuat. 

Meski sepele tapi ini sedikit menganggu ketika saya membalik halaman buku ini. Bagian yang terlepas membuat saya kurang nyaman. Terlebih bila mengingat saat itu untuk mendapatkannya tidak mudah. 

Akhir kata, buku ini patut untuk dibaca ulang untuk memompa semangat untuk terus bergerak agar hidup kita bisa berubah ke arah yang lebih baik. 

Hafsah Azzahra