Buku Men Are From Mars, Women Are From Venus adalah salah satu buku nonfiksi yang bertemakan relationship atau hubungan antara pria dan wanita. Dalam suatu hubungan, terkadang seorang wanita tidak mampu memahami pria, begitupun sebaliknya.
Maka dalam buku ini dijabarkan mengenai penjelasan tentang karakteristik masing-masing pasangan dan bagaimana cara untuk menarik benang merah dari perbedaan yang ada agar tidak terjadi konflik dalam hubungan.
Sebagaimana judul bukunya, pria diibaratkan sebagai seorang makhluk hidup yang berasal dari Mars, sedangkan wanita berasal dari Venus. Dua sosok yang berasal dari planet yang berbeda, dengan kebiasaan dan tabiat yang berbeda pula.
Mereka kemudian bertemu di Bumi, lalu memutuskan untuk hidup bersama. Namun sayangnya, mereka lupa tempat asal mereka.
Pria lupa bahwa dirinya adalah makhluk Mars, dan wanita lupa bahwa dirinya adalah makhluk Venus. Perbedaan kebiasaan dan tabiat itu pun membuat mereka kerap berkonflik karena tidak sesuai dengan karakteristik masing-masing.
Nah di dalam buku ini membahas beberapa perbedaan berikut cara mengatasinya. Misalnya wanita dalam menanggapi suatu permasalahan, mereka cenderung ingin mengungkapkan dan meluapkan perasaannya kepada pria. Walaupun tidak ada solusi yang diberikan, terkadang wanita hanya ingin didengarkan saja agar perasaannya lega.
Adapun pria, mereka cenderung to the point dan berfokus pada solusi. Ketika pria memiliki masalah, alih-alih bercerita kepada pasangannya, sering kali ia lebih memilih untuk menutup diri dan masuk ke dalam 'gua'-nya.
Begitupun dalam hal komunikasi. Pria tidak nyaman dengan sesuatu yang bertele-tele. Sering kali mereka tidak memahami bahasa dengan makna ganda, atau ucapan dengan bahasa yang tersirat.
Hal ini berkebalikan dengan wanita yang kadang cuma memberi 'kode'. Atau menjelaskan terlalu panjang lebar sehingga pria kesulitan menangkap inti utamanya.
Dalam mengekspresikan rasa cinta, para pria sering kali terlihat begitu semangat dan menggebu-gebu saat masih PDKT atau dalam masa penjajakan.
Ketika ia berhasil mendapatkan wanitanya, ia akan kembali menjadi biasa-biasa saja. Sebagaimana karet gelang yang ditarik ulur. Ketika dalam suatu waktu ia terlihat bersemangat, maka di lain waktunya ia akan kembali ke zona nyaman dengan menarik diri kembali ke dalam 'gua'-nya.
Hal ini yang sering dipertanyakan oleh wanita. Mereka menganggap bahwa pasangannya berubah setelah mereka berkomitmen bersama. Padahal memang begitulah tabiatnya.
Kesimpulannya, pria dan wanita memang memiliki perbedaan yang sebaiknya dipahami oleh masing-masing pihak. Pemahaman tersebut akan membuat keduanya bisa lebih santai dalam menghadapi hal-hal yang tidak terduga dari pasangan, dan juga akan mengurangi konflik.
Baca Juga
-
Tidak Ada Buku di Rumah Anggota DPR: Sebuah Ironi Kosongnya Intelektualitas
-
Intelijen Dunia Maya: Upaya Netizen Indonesia dalam Menjaga Demokrasi
-
Ulasan Buku Wise Words for Smart Women, 100 Motivasi untuk Perempuan Cerdas
-
Solusi Dilema Karier vs Keluarga dari Buku Jadi Kaya dengan Bisnis di Rumah
-
Ulasan Buku The Sacks of Cloud, Kebahagiaan yang Timbul dari Berbagi
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Bride of Clay: Kisah Klasik Keluarga Cemara yang Bahagia
-
Pangku-pangkuan Sambil Raba Paha, Viral Aksi Sejoli Mesum di Restoran Korea Senopati: Gak Lihat Tempat!
-
Ulasan Novel Penyap, Belajar Menghargai Orang-orang di Sekitar Kita
-
Ulasan Buku Revolusi Pengharapan, Dinamika Psikologis Masyarakat Kapitalis
-
Perubahan Drastis Pria Ini Usai Tinggal di Korea Bikin Salfok: Anginnya Mengandung Skincare?
Ulasan
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
-
Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Seri Horor yang Menyeramkan!
Terkini
-
Inside Out oleh Day6: Pengakuan Cinta yang Tak Bisa Lagi Ditunda
-
Shotty oleh Hyolyn: Melepaskan Diri dari Seseorang yang Tak Menghargaimu
-
Momen Langka! Rhoma Irama Jadi Khatib Salat Jumat di Pestapora, Intip Lagi Yuk Rukun dan Sunnahnya
-
Debut Solo Setelah 9 Tahun, 3 Alasan Wajib Menantikan Album Haechan 'Taste'
-
Rahasia Demokrasi Sehat: Bukan Cuma Pemilu, tapi Literasi Politik!