Lagu dari grup band lagend Indonesia yaitu Last Child, terutama yang berjudul 'Sekuat Hatimu' mampu menguras air mata lantaran liriknya yang sangat menyayat hati. Band tersebut mengeksplorasi tema cinta, pengampunan, kepedulian, dan kekuatan jiwa manusia melalui lirik dan melodi yang berhasil menyentuh palung hati.
Lagu 'Sekuat Hatimu' adalah lagu yang dipersembahkan untuk seluruh Ibu di dunia. Lagu tersebut begitu emosional dan introspektif banget. Di mana dalam liriknya menggali hubungan yang kompleks antara seorang anak dan ibu mereka.
Pada bait ke-1, tokoh ‘aku’ memohon kepada ibunya, meminta sang ibu untuk berhenti meneteskan air mata karena keputusan sang aku yang ingin putus sekolah dan memilih gaya hidup yang tidak konvensional. Lirik tersebut menunjukkan bahwa sang aku bisa memahami rasa kecewa yang ibunya rasakan.
Namun, si aku telah membuat pilihan yang sudah ia yakini akan membawa kebahagiaan bagi mereka. Pada lirik yang berbunyi "Tiada pernah indah di matamu" mengungkap kesadaran si aku bahwa pilihannya tidak pernah sejalan seperti visi ibunya tentang hidup sukses.
Pada baik ke-2, tokoh 'aku' mengaku tidak mampu untuk memaafkan dirinya sendiri karena si aku ini menafsirkan doa ibunya sebagai pengingat akan kegagalannya. Lirik "semakin dalam kuterjatuh" mengandung sebuah makna bahwa si aku terlampau tenggelam dalam keputusasaan dan menyalahkan dirinya sendiri. Ia diliputi rasa bersalah dan tetap ingin berjuang untuk menyesuaikan keputusan dan harapan ibunya.
Sedangkan reff dalam lagu tersebut mencerminkan rasa pasrah dan penerimaan terhadap kenyataan pahit. Tokoh 'aku' yang diceritakan dalam lagu tersebut mengakui bahwa ia tidak dapat mengatasi kegagalan yang disesali dan rasa tidak berdayanya. Ia menyandingkan kenyataan yang pahit itu dengan kenangan akan nyanyian ibunya. Hal tersebut menandakan perbedaan yang mencolok antara masa lalu yang indah dan masa kini yang kelam.
Selanjutnya, bagian refrainnya berfungsi sebagai permohonan yang menyentuh hati bagi sang ibu. Tokoh 'aku' merindukan pelukan ibunya untuk menyembuhkan jiwanya yang terasa lelah, yang telah terluka karena sudah dipecundangi oleh dunia, dunia yang telah mengkhianatinya. Ia menyadari bahwa hanya cinta dari ibulah yang mampu melindungi hatinya yang rapuh, yang terasa lebih lemah dibandingkan kekuatannya yang tak tergoyahkan.
Secara menyeluruh, lagu 'Sekuat Hatimu' mendalami kompleksitas emosional hubungan antara seorang anak dan ibu yang sudah dipaparkan di awal. Melalui lirik yang introspektif dan melodi yang menyentuh hati, Last Child berhasil membawakan lagu yang super kuat dan menarik, sukses menyentuh telinga, hati, dan pikiran para pendengarnya pada tingkat emosional yang begitu mendalam hingga air mata tak terbendung.
Baca Juga
-
Tawa yang Berisiko! Kenapa Sarkasme Mahasiswa Mudah Disalahpahami Otoritas?
-
Jebakan Flexing! Ketika Bahasa Ilmiah Cuma Jadi Aksesori Pamer Kepintaran
-
Fenomena Bubble Kampus! Saat Eksklusivitas Prodi Mencekik Jaringan dan Ide
-
Kesesatan Berpikir Generasi: Predikat Tak Harus Verba, Kenapa Kita Salah?
-
Ekonomi Bahasa Gen Z! Galgah Adalah Shortcut Anti-Ribet Komunikasi
Artikel Terkait
-
"Time Lapse", Lagu Taeyon SNSD tentang Kenangan yang Melekat dalam Jiwa
-
Kind, Lagu Perjalanan Cinta SHINee untuk Shawol Selama Lebih dari 1 Dekade
-
The Moment You Arrive, OST Seungkwan SEVENTEEN yang Bikin Hati Meleleh
-
7 Lagu Sepanjang Masa Celine Dion yang Kini Idap Stiff Person Syndrome
-
4 Zodiak Ini Diprediksi Akan Lebih Emosional Pada 2024
Ulasan
-
Ulasan Buku "Revenge of the Tipping Point", Kombinasi Psikologi Dunia
-
Review Film Wasiat Warisan: Komedi Keluarga dengan Visual Danau Toba
-
Review Film Zootopia 2: Petualangan yang Lebih Dewasa dan Emosional
-
Ulasan Film Steve: Kisah Satu Hari yang Mengancam Kewarasan
-
Ulasan Buku Melania: Tokoh Publik Amerika Serikat yang Melegenda
Terkini
-
Jonathan Alden Dituding Tidak Peka, Brisia Jodie: Suamiku The Best!
-
Permalukan Orang Jadi Hiburan: Fenomena Prank yang Melenceng Jadi Bullying!
-
Tetap Bercadar, Mawa Jadi Brand Ambassador Skincare Milik dr. Oky Pratama
-
Saat Alam Bicara: Membaca Banjir dan Longsor Sumatera lewat Filsafat Minangkabau
-
No Viral No Justice: Ketika Kasus Bullying Baru Dipedulikan setelah Ramai