Jingga Jenaka adalah kumpulan puisi yang ditulis oleh Annisa Rizkiana Rahmasari.
Selain memuat puisi, buku yang berjumlah 118 halaman ini juga memuat ilustrasi bergambar dan potongan-potongan komik yang berkaitan dengan puisi-puisi di dalamnya.
Adapun tema umum yang diangkat dalam buku kumpulan puisi ini adalah mengenai hal-hal sederhana yang terlewat saat tumbuh dewasa. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kerap kali ada banyak hal berharga yang kita abaikan.
Sebagai orang dewasa, terkadang ada-ada saja sesuatu yang sebenarnya unik atau menarik, dan barangkali bisa menjadi inspirasi. Namun, segala permasalahan hidup membuat kita menutup mata dari hal tersebut.
Mulai dari masa-masa indah saat kecil, kebersamaan dengan keluarga, hingga kenangan-kenangan berharga di masa lalu.
Buku ini bisa bikin kita senyum-senyum sendiri karena menyadari, betapa banyaknya hal-hal berharga yang dulu begitu mudah dilewatkan.
Dari puisi-puisi tentang rumah, suasana manis, hingga perjalanan kecil yang bisa bikin suasana hati jadi hangat.
Saya menyelesaikan buku ini dengan hanya sekali duduk saking menariknya. Ilustrasi dan komiknya juga gemes dan lucu, bikin betah untuk membolak-balik setiap halamannya.
Jingga Jenaka bikin saya sadar bahwa betapa menjadi dewasa telah membuat seseorang terlalu serius dalam menjalani kehidupan yang terkadang bikin kita stress, overthinking, dan lupa mensyukuri segala karunia, bahkan hak-hal yang terlihat sepele yang telah diberikan oleh Tuhan.
Rasanya kangen dengan masa kanak-kanak. Lewat puisi dalam buku ini, bikin saya jadi flashback. Betapa mengamati hewan-hewan lucu, tanaman peliharaan, dan mengunjungi rumah nenek adalah sebuah kebahagiaan yang jarang lagi dirasakan saat dewasa.
Buku Jingga Jenaka ini sangat cocok untuk dibaca saat waktu senggang. Apalagi saat kepala lagi mumet dan butuh hiburan ringan.
Buku kumpulan puisi dalam ini sangat heartwarming. Berikut salah satu puisi berjudul 'Puisi Landak' yang bagi saya berkesan.
Aku ingin menjadi landak
tajam, namun
empuk seperti kue
punya empat kaki depan
belakang, dan bisa
merambat-rambat
mimpi orang
Aku ingin menjadi landak,
agar tubuhku,
terus pendek
jadi tempat tidurku
cukup di
kotak korek api
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
Ulasan
-
5 Cafe Bernuansa Kerajaan di Malang Raya!
-
Kitab Cinta Yusuf Zulaikha: Lebih dari Sekadar Kisah Cinta Legendaris
-
Seram! Sinopsis Film 'Abadi Nan Jaya': Ramuan Awet Muda Jadi Teror Zombie
-
Tukar Nyawa Demi Konten, Sinopsis Film Horor Korea 'Ghost Train' Seram!
-
Review Film The Toxic Avenger: Remake yang Penuh Tawa dan Kritik Sosial!
Terkini
-
Dirumorkan Dekat dengan Glen Powell, Ini Jawaban Sydney Sweeney
-
Inner Glow Up: Saatnya Belajar Glow Up Lewat Pola Pikir dan Mental yangSehat
-
5 Inspirasi Urban Street Style Outfit ala Hyunjin Stray Kids, Edgy Abis!
-
Akhirnya Terungkap! One Piece Live-Action Season 2 akan Rilis 10 Maret 2026
-
Katy Perry & Trudeau: Pop Queen dan Politisi, Beda 12 Tahun Tak Masalah