Echo, merupakan miniseri yang diciptakan oleh Marion Dayre untuk Disney+, yang mengeksplorasi karakter Marvel Comics. Sebagai seri ke-10 dalam Jagat Sinematik Marvel (MCU) oleh Marvel Studios, ini menjadi spin-off dari Hawkeye (2021).
Dikisahkan, lima bulan setelah peristiwa dalam serial Hawkeye (2021), Maya Lopez (Alaqua Cox) jadi sasaran oleh organisasi kriminal yang dipimpin oleh Wilson Fisk.
Dihadapkan pada ancaman, Maya kembali ke tempat kelahirannya di Oklahoma. Di sana, dia harus menghadapi masa lalunya perihal Suku Pribumi Amerika (Suku Choctaw) dan rekonsiliasi dengan keluarga dan komunitasnya.
Selama perjalanan dirinya, karakter-karakter seperti Henry "Black Crow" Lopez (diperankan oleh Chaske Spencer), Chula (diperankan oleh Tantoo Cardinal), Matt Murdock atau Daredevil (diperankan oleh Charlie Cox), dan Wilson Fisk alias Kingpin (diperankan oleh Vincent D'Onofrio), turut membentuk naratif yang kompleks.
Ulasan Series Echo
Series Echo menghadirkan pengalaman yang unik dengan memperkenalkan penampilan Daredevil dalam episode pertama.
Momentum ini menciptakan kegembiraan yang membawa penonton untuk terus menyaksikan kisah yang berkembang. Akan tetapi, selepas itu minatku menonton ini jadi kayak memaksa diri untuk menyelesaikan nonton keseluruhan episode.
Aktris Alaqua Cox, yang memerankan Echo, sangat memberikan kontribusi besar dalam membangun kesan hidup dalam karakternya. Tanpa kehadirannya, kemungkinan besar series ini nggak akan menarik.
Selain itu, daya tarik utama series ini adalah penggambaran kultur Suku Choctaw. Pengenalan elemen ini memberikan sentuhan keunikan dan menyegarkan.
Melalui perwakilan kultur Suku Choctaw, penonton dibawa ke dalam dunia yang belum terjamah, menambah dimensi baru pada kisah yang dipresentasikan. Hal ini nggak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengedukasi penonton tentang keanekaragaman budaya.
Dalam aspek aksi dan drama, series Echo berhasil menciptakan keseimbangan. Drama yang cukup berimbang, tetapi membosankan dan terasa hilang arah, agaknya termaafkan oleh adegan-adegan aksi yang brutal dengan pertarungan tangan kosong yang intens.
Sekuens aksinya, jadi seperti, menghindari ketergantungan pada spesial efek. Pendekatan ini memberikan nuansa autentisitas, membuat penonton merasa aksinya lebih real.
Namun, nyatanya, lagi-lagi kekurangan tampak pada episode terakhir. Antiklimaks, aksi di episode penutup yang ‘sudah begitu saja’ dan kekalahan antagonis yang mudah banget, menciptakan ketidakpuasan (bagiku) penonton yang mengharapkan puncak dramatis lebih memuaskan.
Kendati begitu, series ini masih lebih bagus ketimbang Series Secret Invation, yang juga dibuat oleh Marvel Studios.
Selain itu, perubahan level kekuatan karakter Echo, meskipun memberikan kejutan, tampaknya keluar jalur dari esensi dalam komiknya. Meski demikian, keputusan ini mungkin diambil untuk memberikan twist yang tak terduga pada narasi.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, series Echo aku kasih skor: 6/10. Ini terkait evaluasi yang realistis dariku yang mengapresiasi banyak aspek dari series ini, tapi tetap berusaha kritis terhadap beberapa elemen tertentu.
Kamu sudah menonton series ini belum? Sudah tayang lho, serentak 5 episode di Disney+ Hotstar pada 9 Januari 2024.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Film Went Up the Hill: Kala Duka Nggak Pernah Mau Pergi
-
Horor Kanibalisme dalam Film Labinak yang Memunculkan Sumanto
-
Review Film The Seed of the Sacred Fig: Tatkala Rumah Jadi Miniatur Negara
-
Review Film Boys Go to Jupiter: Animasi yang Memantulkan Getir Kehidupan
-
Review Film Night Always Comes: Satu Malam Panjang, Satu Hidup Penuh Luka
Artikel Terkait
-
5 Anti-Hero Marvel Cinematic Universe yang Unik dan Menarik
-
4 Pemeran Series Happy Birth-Die, Natasha Wilona Terjebak Cinta Segiempat
-
Intip Spesifikasi dan Harga BMW Individual 7 Series Rancangan Khusus Didit Hediprasetyo, Cuma Ada 5 di Dunia!
-
5 Karakter Penembak Jitu Paling Akurat di MCU, Siapa Jagoanmu?
-
Review The Aces, Series yang Mengulik Persaingan Pertandingan Biliar
Ulasan
-
Ulasan Novel The Bitter Tea: Hidup Tak Selalu Memberi Pengalaman Pahit
-
Review Film Went Up the Hill: Kala Duka Nggak Pernah Mau Pergi
-
Ulasan Never Have I Ever: Saat Cinta, Budaya dan Kekacauan Jadi Satu Kisah
-
Ulasan Novel A Whole Lotto Love: Romansa Manis di Balik Kemenangan Lotre
-
Ulasan Buku Generasi 90an, Kenangan Jadul dan Nostalgia Kaum Milenial
Terkini
-
4 Daily Outfit ala Narin MEOVV yang Siap Jadi Inspirasi Fashion Kamu
-
Harry Kane Menggila, Bayern Munchen Gasak Leipzig Lewat Gol Setengah Lusin
-
Mexe oleh Pabllo Vittar & NMIXX: Ekspresikan Diri dengan Lepas dan Bebas
-
Persib Bandung Sambangi Markas PSIM Yogyakarta dengan Semangat Bangkit
-
Absennya Cole Palmer dan Bukti Ketidakbergantungan Chelsea