"Death's Game" adalah sebuah kisah series aksi dipadu fantasi dari Korea Selatan yang diadaptasi dari webtoon populer berjudul sama. Ditulis dan disutradarai oleh Ha Byung-hoon, serial ini menampilkan Seo In-guk dan Park So-dam sebagai pemeran utama. Series ini, part 1 dirilis pada 15 Desember 2023, dan part 2 dirilis pada 5 Januari 2024.
Para pemain lain, mencakup Choi Si-won sebagai Park Jin-tae, putra kedua yang berusia 33 tahun dan penerus Taekang Group, serta Sung Hoon sebagai Song Jae-seop, atlet olahraga ekstrem berusia 38 tahun.
Sementara Kim Kang-hoon berperan sebagai Kwon Hyeok-su, seorang siswa sekolah menengah yang menjadi target pengganggu, dan Jang Seung-jo sebagai Lee Ju-hun, seorang pemecah masalah organisasi rahasia.
Selain mereka, ada karakter-karakter menarik lainnya, seperti Cho Tae-sang, Jang Geon-u, Jeong Gyu-cheol, dan An Ji-hyeong, serta elemen misterius yang melibatkan seorang pelukis dan seorang detektif.
"Death's Game" akan menceritakan kisah Choi Yi Je, diperankan oleh Seo In Guk, yang diberi peluang untuk hidup kembali setelah bundir. Dalam perjalanan hidup dan mati, yang rupanya sebanyak 12 kali, Choi Yi Je (Seo In Guk) mengalami transformasi penampilan setiap reinkarnasinya (hidup baru).
Ulasan:
Series Death's Game menghadirkan pengalaman yang menggugah perasaan, seolah nonton film religi yang dikemas dengan sentuhan modern. Kisahnya menjadi perangkat cerdas yang mengeksplorasi kompleksitas keputusan hidup, dengan fokus khusus pada dampak tindakan bunuh diri. Film ini nggak hanya memberikan hiburan visual, tetapi juga mengajak penonton untuk merenung tentang konsekuensi dari keputusan yang diambil dalam kehidupan.
Karakter Choi Yi Je, seiring serangkaian reinkarnasinya, kendatipun selalu bingung untuk apa dirinya kembali hidup, pada akhirnya akan menyadari esensi kehidupan dan menggali makna di balik setiap pengulangan tersebut.
Di sisi lain, karakter yang disebut Death yang diperankan oleh Park So Dam, yang memiliki tugas untuk menghukum Choi Yi Je sebanyak 12 kali reinkarnasi, sebelum Choi Yi Je masuk neraka, bisa kubilang karakternya cukup menarik. Hubungan antara Choi Yi Je dan Death menciptakan dinamika yang menegangkan dan penuh misteri, menambah lapisan ke dalam naratif yang keren.
Pesan moral yang disampaikan sangat tepat dan kuat, mengingatkan kita bahwa tindakan bunuh diri nggak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga memberikan dampak yang mendalam pada orang-orang di sekitar. Melalui karakter utama yang mengalami konsekuensi tragis dari keputusan tersebut, penonton diingatkan akan pentingnya kesadaran diri dan empati terhadap orang lain.
Film ini menjadi sebuah karya yang mencerahkan penonton tentang keseimbangan antara keputusan individual dan dampaknya terhadap orang-orang terdekat. Bahwa, di dunia ini, nggak hanya Choi Yi Je yang dilanda ujian hidup.
Salah satu aspek yang memukau dari "Series Death's Game" adalah perpindahan tubuh yang menjadi elemen kunci dalam pengembangan cerita. Karakter utama, yang karena tindakan bunuh diri dihukum untuk mendiami tubuh-tubuh orang lain, memberikan dimensi unik pada narasi.
Dengan 12 perpindahan tubuh yang dramatis, penonton dihadapkan pada dinamika yang rumit dan hubungan antar karakter yang saling terkait. Seolah ada sebuah benang merah yang nggak terlihat menghubungkan mereka.
Aksi dalam film ini nggak hanya sekadar menghibur, tetapi juga memberikan gambaran visual yang memukau. Setiap perpindahan tubuh diiringi dengan sekuens yang ciamik, memperkuat intensitas emosional dalam setiap adegan.
Dalam series ini, kendatipun ada adegan yang agak sadis, tetapi twist dan momen sedih dalam "Series Death's Game" menjadi puncak kekuatan seriesnya. Setiap karakter memiliki perjalanan emosional yang menguras hati, dan penonton disuguhkan dengan momen-momen yang menggetarkan.
Dengan kepiawaian sutradara dan naskahnya, film ini berhasil menyentuh hati penonton secara mendalam.
Skor dariku: 8/10. Ini drama yang nggak boleh dilewatkan buat pecinta drakor. Pokoknya, selamat menonton, ya.
Baca Juga
-
Saat Film Berani dan Lantang Membahas Amyotrophic Lateral Sclerosis
-
Review Film Went Up the Hill: Kala Duka Nggak Pernah Mau Pergi
-
Horor Kanibalisme dalam Film Labinak yang Memunculkan Sumanto
-
Review Film The Seed of the Sacred Fig: Tatkala Rumah Jadi Miniatur Negara
-
Review Film Boys Go to Jupiter: Animasi yang Memantulkan Getir Kehidupan
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel The Bitter Tea: Hidup Tak Selalu Memberi Pengalaman Pahit
-
Review Film Went Up the Hill: Kala Duka Nggak Pernah Mau Pergi
-
Ulasan Never Have I Ever: Saat Cinta, Budaya dan Kekacauan Jadi Satu Kisah
-
Ulasan Novel A Whole Lotto Love: Romansa Manis di Balik Kemenangan Lotre
-
Ulasan Buku Generasi 90an, Kenangan Jadul dan Nostalgia Kaum Milenial
Terkini
-
Paradoks Pengetahuan: Semakin Banyak Membaca, Semakin Merasa Bodoh
-
4 OOTD Jo A Ram yang Simpel dan Stylish, Ide Buat Pecinta Gaya Playful
-
Saat Film Berani dan Lantang Membahas Amyotrophic Lateral Sclerosis
-
Meme, Maskulinitas, dan Feminitas: Ketika Humor Jadi Alat Kontrol Sosial
-
5 Rekomendasi Drama China Kostum Mao Zijun, Ada Fox Spirit Matchmaker