Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Kapal Frigate Ahmad Yani-class. (tnial.mil.id)

Segera diakusisinya kapal OPV (Offshore Patrol Vessel) Paolo Thaon di Revel-class oleh TNI-AL kemungkinan akan segera terjadi di tahun 2024 ini. Melansir dari laman indomiliter.com, rencana akusisi kapal sekelas frigate tersebut membuat proses pensiun kapal frigate tertua milik TNI-AL, yakni Ahmad Yani-class kemungkinan juga akan dipercepat.

Namun, kini ada rumor kapal yang dibeli dari Belanda pada dekade 1980-an secara bekas pakai tersebut akan dialihkan untuk digunakan oleh Badan Keaman Laut Republik Indonesia (Bakamla). Hal ini dikarenakan meningkatnya kondisi di laut Natuna dan laut China Selatan yang menyebabkan pihak keamanan laut atau Bakamlan memerlukan kapal tonase berukuran besar guna mengamankan teritori perairan Indonesia.

Kapal Ahmad Yani-class yang sejatinya merupakan kapal frigate Van Speijk-class dari Belanda dianggap cukup fleksibel untuk dialihkan kepada Bakamla setelah persenjataan utamanya seperti peluncur torpedo dan peluncur rudal anti kapal dilepas. Kemungkinan besar meriam utama kaliber 76 mm yang dimilikinya juga akan dilepas dan digantikan dengan kaliber meriam otomatis 30 mm sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia.

Akan Dialihkan Sebanyak 5 Unit Kepada Bakamla

Melansir dari laman militarytoday.com, kapal frigate Van Speijk-class atau kini Ahmad Yani-class sejatinya mulai dibangun pada dekade 1960-an untuk angkatan laut kerajaan Belanda kala itu. Kapal yang cukup canggih pada masanya ini kemudian dijual kepada TNI-AL pada dekade 1980-an sebanyak 6 unit dan digunakan hingga hari ini.

Kapal ini sendiri memiliki tonase sekitar 2.200 ton dan mampu membawa awak sekitar 180 personil saat dioperasikan oleh TNI-Al. Apabila kapal frigate Ahmad Yani-class ini jadi dihibahkan ke Bakamla, maka 5 Unit kapal tersebut kemungkinan akan ditransfer secara bertahap sembari menunggu kapal penggantinya yang lebih muda datang. Kemungkinan Bakamla akan diperkuat 2 unit terlebih dahulu dari frigate tersebut di tahun ini.

Dipersenjatai Meriam Otomatis Kaliber 30 mm dan Beberapa Senapan Mesin

Saat digunakan oleh TNI-AL, persenjataan utama kapal ini adalah 1 unit meriam kaliber 76 mm, sistem peluncur rudal Harpoon dan C-802 anti kapal dan sistem rudal anti pesawat Simbad Mistral. Selain itu, dipersenjatai pula 2 sistem peluncur torpedo kaliber 533 mm dan beberapa senapan mesin otomatis kaliber 12.7 mm.

Apabila digunakan oleh Bakamla, kemungkinan besar seluruh persenjataan tersebut akan dilepas kecuali senapan mesin kaliber 12.7 mm karena Peraturan di Indonesia menyebutkan Bakamla hanya boleh menggunakan meriam dengan kaliber maksimal 30 mm saja. Selain itu, kapal yang memiliki daya tahan jelajah hingga 8.200 km dengan kecepatan maksimal 52 km/jam ini juga dilengkapi 1 hangar helikopter berukuran sedang.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

zahir zahir