Menetapkan batasan-batasan dalam hidup adalah salah satu masalah yang banyak membuat orang mengalami gangguan kecemasan. Hal tersebut dipaparkan oleh psikoterapis Nedra Glover Tawwab dalam bukunya yang berjudul 'Set Boundaries, agar Hidup Kita Tenang' ini.
Batasan seperti apa sih yang dimaksud? Kurang lebih sebuah jarak atau pemisah yang kita tetapkan saat membangun hubungan dengan orang lain. Tentang sejauh mana seseorang bisa terlibat dan ikut campur dengan ranah personal yang kita miliki.
Membangun batasan ini mungkin sesuatu yang masih mudah kita lakukan ketika bersama orang-orang yang tidak terlalu dekat. Namun ketika telah bersinggungan dengan orang yang kita hormati atau orang terdekat, baik itu sahabat, keluarga inti, hingga pasangan, tak jarang kita akan kesulitan untuk menetapkan batasan.
Kalau menurut penulis, ada beberapa tanda ketika seseorang memiliki permasalahan dalam menetapkan batasan dalam hidupnya.
Di antaranya adalah terus merasa kewalahan, kesal pada orang yang meminta bantuan, menghindari interaksi dan panggilan telepon, merasa lelah lahir batin, tidak punya waktu untuk diri sendiri, dan kecenderungan untuk melarikan diri.
Jika sudah merasakan tanda-tanda di atas, barangkali kita memang perlu tegas untuk menciptakan batasan yang sehat. Tentu saja dengan tanpa menyinggung perasaan orang lain.
Bukan malah menghindari masalah dengan mengiyakan semua permintaan yang diajukan kepada kita. Kita takut terlibat konflik tapi ketidakmampuan menetapkan batasan justru mengorbankan diri sendiri.
Di titik ekstrem, ada saat ketika kita ingin menghilang tanpa memberi konfirmasi apa pun (ghosting). Sekilas, melakukan ghosting kepada seseorang yang selalu mengganggu ketenangan kita adalah jalan pintas yang mudah dilakukan.
Tapi cara ini hanya akan membuat masalah baru. Selain terlihat egois, tentu melakukan ghosting hanya akan menurunkan reputasi diri sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersikap tegas dan berani untuk menyampaikan batasan-batasan yang ingin kita tetapkan. Agar orang lain bisa menghargai kita dan tidak semena-mena dalam memasukkan agendanya dalam kehidupan pribadi yang kita punya.
Selain itu, salah satu upaya untuk menjaga kesehatan mental adalah kemampuan yang baik untuk menyampaikan batasan ini.
Asal memperhatikan etika dan komunikasi yang baik, jujur dengan batas-batas diri adalah opsi terbaik agar kita bisa saling memahami.
Saya suka dengan pembahasan buku ini yang mengambil studi kasus yang dialami banyak orang. Utamanya masalah-masalah terkait penetapan batasan seperti pemaparan di atas.
Apalagi dengan perkembangan media sosial yang membuat kita selalu terpapar dengan interaksi dunia luar, pembahasan spesifik mengenai set boundaries ini adalah sesuatu yang penting untuk diketahui semua orang.
Hanya saja, saya agak kurang nyaman membaca buku yang lumayan padat ini dengan ukuran font yang kekecilan. Tapi secara keseluruhan, buku ini tetap recommended buat dibaca bagi orang-orang yang merasa kewalahan dalam menetapkan batasan-batasan pribadinya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Millennial Finance, Literasi Finansial untuk Kaum Milenial
-
Ulasan Buku The Tale of Two Dolls: Boneka Anjing dan Putri yang Angkuh
-
Ulasan Buku A Man Who Kept Stars ini His Eyes, Kisah Pemuda Bermata Bintang
-
Ulasan Buku Nak, Belajarlah Soal Uang: Literasi Keuangan dari Ayah Korea
-
Ulasan Buku Revolution of Life, Inspirasi untuk Jalani Hari dengan Maksimal
Artikel Terkait
-
Ganjar Pranowo: Kaji Ulang Batasan Umur Melamar Kerja, Ini Alasannya
-
OJK Bakal Terbitkan Aturan Batasan Bunga Pinjol
-
3 Cara Setting Boundaries yang Sehat dalam Pernikahan, Minim Konflik!
-
Uji UU Pemilu di MK Soal Batasan Usia Capres-Cawapres, Penggugat: Kami Usulkan 21-65 Tahun
-
Soal Gugatan di MK Terkait Batas Capres-Cawapres Maju Cuma Boleh Dua Kali, Buat Jegal Prabowo?
Ulasan
-
Ulasan Drama Youthful Glory: Pernikahan Politik untuk Memberantas Korupsi
-
Kiat Jemput Karunia Tuhan yang Berkah Melimpah dalam Buku Dongkrak Rezeki
-
Novel A Murder for Miss Hortense: Tragedi Masa Lalu yang Masih Membayang
-
Novel A Deadly Inheritance: Misteri Pembunuhan Keluarga Bangsawan Inggris
-
Ulasan Novel Aksara Sevanya: Drama Hidup Remaja dan Gejolak Cinta Segitiga
Terkini
-
4 Serum Lokal Berbahan Utama Lendir Siput, Rahasia Kulit Plumpy dan Sehat!
-
Timnas U-17 Jangan Terlalu Jumawa, Uzbekistan yang Mereka Kalahkan Bukanlah Tim Juara Asia
-
Freestyle oleh Young Posse: Jadi Diri Sendiri dan Tak Ikuti Standar Orang
-
Siswa MAN 4 Jakarta, Choky Fii Ramadhani dkk Raih Dua Medali pada Ajang IYRC 2025 di Korea Selatan
-
4 Platform Loafers Stylish yang Cocok Dipakai dari Kantor sampai Hangout