'Katarsis' adalah judul novel dengan genre psychological thriller yang ditulis oleh Anastasia Aemilia. Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Tara, yang merupakan korban selamat dalam kasus pembunuhan berantai yang melibatkan keluarganya.
Ayah dan bibinya tewas dengan luka tusukan, sang sepupu ditemukan dalam kondisi jenazah yang terpisah-pisah, sementara pamannya dalam kondisi kritis. Tara sendiri ditemukan berada dalam kotak kayu perkakas dan nyaris tidak sadarkan diri.
Sepanjang membaca novel ini, saya dibuat penasaran dengan siapa dalang dari tragedi berdarah tersebut. Tapi di sisi lain, pembaca juga dibuat menduga-duga bahwa sebenarnya pelaku pembunuhan ini tak lain adalah Tara sendiri.
Hal tersebut tak lepas dari bagaimana penulis menggiring opini pembaca lewat sudut pandang Tara yang dituliskan dalam novel ini. Sudut pandang orang pertama, yang menjelaskan isi pikiran dan perasaan Tara. Lantas, dari penuturan tersebut bisa disimpulkan bahwa Tara memiliki kecenderungan psikopat.
Kemudian, seiring berjalannya cerita, penulis mulai memperkenalkan sosok lain yang juga punya permasalahan psikologis yang sama dengan Tara. Yakni seorang pemuda bernama Ello yang akan menjadi kekasih Tara.
Sekilas, Ello pandai sekali memainkan peran sebagai seorang manusia yang normal. Namun siapa sangka, ternyata dialah pelaku utamanya.
Sebenarnya, novel ini terbilang sangat menarik. Namun di akhir cerita, ada banyak konflik yang tidak mendapatkan penyelesaian yang baik.
Saya juga mengira bahwa akan ada penjelasan latar belakang dari kecenderungan pola perilaku psikopat dari Tara dan Ello. Namun ternyata, cerita berakhir begitu saja.
Sebagai pembaca, saya merasa kurang puas dengan sentuhan akhir dari cerita. Rasanya sayang sekali ketika di awal, penulis membangun beberapa narasi yang seolah merupakan teka-teki yang membuat pembaca penasaran. Tapi ternyata, setelah lembaran terakhir, teka-teki tersebut belum terjawab.
Secara umum, novel ini lumayan seru. Sebagaimana genre-nya yang merupakan psychological thriller, ada banyak bagian yang cukup membuat deg-degan. Saya juga cukup mengapresiasi kehadiran novel ini karena belum banyak penulis-penulis lokal yang berani mengangkat genre serupa.
Namun bagi pembaca yang tidak nyaman dengan narasi pembunuhan berdarah-darah dengan deskripsi yang amat detail, membaca novel ini mungkin tidak direkomendasikan.
Tapi bagi kamu yang suka dengan hal-hal semacamnya, novel Katarsis ini bisa menjadi pilihan bacaan di waktu luangmu.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku 22 Ways to Self-Love, Cara Praktis untuk Mencintai Diri Sendiri
-
Konsep Burning Platform untuk Raih Kesuksesan di Buku 'Berubah atau Punah'
-
Ulasan Buku The Art of Reading: Teknik Baca Kilat dan Memahami Isi Buku
-
Ulasan Buku Brand Yourself: Tips Personal Branding untuk Memperluas Relasi
-
Nasib Buku Fisik di Tengah Gempuran Buku Digital: Punah atau Berevolusi?
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Lupus 'n Work, Bisnis Percetakan Lupus yang Kurang Mulus
-
Kisahkan Kekejaman Tragedi 1998, Ini 5 Novel Mirip 'Laut Bercerita'
-
Alam dan Manusia: Sebuah Narasi Kesadaran Lingkungan dalam Novel 'Di Kaki Bukit Cibalak'
-
Pahit Getir Keluarga Tapol dalam Novel "Namaku Alam"
-
Menggugat Bisnis Pertambangan dalam Novel Teruslah Bodoh, Jangan Pintar
Ulasan
-
Review Film Your Eyes Tell, Cinta Tulus yang Hadir Tanpa Suara
-
Ulasan Buku 22 Ways to Self-Love, Cara Praktis untuk Mencintai Diri Sendiri
-
Wisata SKI Bogor, Tempat Terbaik untuk Menikmati Liburan Bareng Keluarga
-
Review Buku Kitty sang Pahlawan Super: Mengatasi Ketakutan dalam Diri
-
Lagu TOMBOY oleh HYUKOH: Melankolis Masa Muda tentang Refleksi Kehidupan
Terkini
-
Dibantai Jepang 6-0, Timnas Indonesia Raih Banyak Pembelajaran Penting!
-
Tampil Stand Out saat Ngantor dengan 6 Gaya OOTD Smart Casual ala Adiba Khanza
-
5 Rekomendasi Brightening Toner yang Efektif Mencerahkan Kulit Kusam
-
Beep oleh izna: Perasaan Gugup dan Gembira Menyambut Cinta Baru
-
Jejak Karbon Digital: Saat Internet Diam-Diam Membakar Bumi