Film Indonesia dari Timur menghadirkan pandangan yang mendalam terhadap kehidupan di wilayah Papua melalui lensa sineas ternama: Ari Sihasale. Setelah sukses dengan "Rumah Merah Putih," Sihasale kembali dengan karya terbarunya, yang terinspirasi dari kisah nyata, dengan menggabungkan elemen drama dan olahraga.
Film Indonesia dari Timur, mengisahkan Edu (Ibnu Jamil), seorang pilot yang diberi tugas oleh perusahaan penerbangannya untuk membentuk tim sepak bola remaja Papua. Para pemain sepakbola yang dibentuknya, sebenarnya pernah meraih kemenangan kompetisi sepakbola, tetapi mereka dikecewakan karena hadiah yang dijanjikan nggak kunjung diterima, dan itu bikin mereka kehilangan minat. Mereka juga kehilangan kepercayaan pada sang pelatih, John (Ari Sihasale), karena menduga John adalah dalang dari ketidakadilan tersebut. Edu kemudian memulai perjalanan sulitnya meyakinkan para pemuda untuk kembali bermain sepak bola.
Ulasan:
Film Indonesia dari Timur adalah hasil produksi kolaboratif antara Bhinneka Multimedia dan Alinea Pictures. Kemitraan ini nyatanya telah memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan dan menghasilkan film yang berkualitas. Yang cukup membekas dalam ingatanku itu, ada yel-yel khas "Papua Manyala" dari tim sepak bola pemuda Papua. Keunikan yel-yel tersebut bikin suasana jadi menyenangkan dan ikonis. Setelah menonton, kemungkinan besar penonton akan teringat dan terus menerus mengingat nyanyian khas pemuda Papua.
Ari Sihasale berhasil menggambarkan Papua dengan indah melalui sinematografi yang cemerlang. Dengan penggunaan ‘angle kamera dari atas’. Istilah kerennya adalah "bird's-eye view" atau "aerial view." Hal ini merujuk pada sudut pandang visual, seperti terlihat dari atas, seolah-olah dilihat dari mata burung atau ketinggian udara. Dua istilah tersebut cukup umum digunakan dalam dunia perfilman dan fotografi.
Aku cukup terkesan dengan tampilan ‘panoramik’ wilayah Papua. Dari pantai, sungai, pegunungan, hingga perkotaan dan setiap sisi Papua. Terutama, adegan di daerah perbukitan yang tervisualisasikan dengan cantik. Selain sinematografi, scoring filmnya juga juga memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan atmosfer. Musiknya dipilih dengan tepat, sehingga sesuai dengan emosi adegan. Beberapa komposisi musik bahkan memberikan sentuhan dramatis pada beberapa adegan, seperti saat pemuda Papua bertanding sepakbola
Meskipun film ini memberikan pemandangan indah dengan iringan musik yang bagus, tapi cerita yang dihadirkan terkadang terasa klise. Naratif tentang membentuk tim dan mengatasi konflik internal, itu nggaklah baru, dan beberapa elemen cerita bisa dirasakan terlalu dipaksakan. Meskipun demikian, penampilan para aktor, terutama Ibnu Jamil, memberikan kekuatan pada film ini.
Kritik konstruktif, sebenarnya terkait tanggal rilis filmnya. Ini, tuh, sebenarnya sudah ada sejak penghujung tahun 2023, dan sudah ada penayangan di beberapa bioskop kala itu (semacam screening dan lain-lain), tapi baru benar-benar menyeluruh di tanggal yang bertepatan dengan Hari Valentine 2024. Dalam industri perfilman, dengan tema film yang jauh banget dari hari penuh cinta, rasa-rasanya bakal ada penurunan minat dan tentunya kehilangan momentum yang telah dibangun selama ini. Semoga saja prediksiku salah.
Secara keseluruhan, "Indonesia dari Timur" merupakan tontonan yang memanjakan mata dengan visual Papua yang memukau. Kelebihan dalam sinematografi, scoring, dan elemen ikonisnya, sangat layak diapresiasi. Meskipun cerita terkadang terasa klise, tetapi penampilan para aktor dan kekuatan aspek teknis film memberikan pengalaman yang mengena hatiku. Skor dariku: 7/10. Pokoknya selamat menonton, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
5 Rekomendasi Film India yang Dibintangi Vidyut Jammwal, Terbaru 'Crakk: Jeetegaa Toh Jiyegaa'
-
Review Film Teri Baaton Mein Aisa Uljha Jiya, Ketika Jatuh Cinta pada Robot
-
5 Rekomendasi Film India yang Dibintangi Tabu, Terbaru Ada The Crew
-
Ulasan Film Pasutri Gaje: Komedi Ringan yang Menghibur
-
Film Munkar: Menjelajahi Kegelapan dengan Sentuhan Religi
Ulasan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
-
Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
Terkini
-
Resmi Menikah! Selena Gomez dan Benny Blanco Gelar Pesta Bertabur Bintang
-
Sekolah Membunuh Rasa, Lalu Apa Kabar Kreativitas Kita?
-
Real atau AI? Foto Pratama Arhan dan Putri Azzralea Ramai Dibahas Warganet
-
Ayah Nissa Sabyan Buka Suara Soal Isu Kehamilan, Ini Faktanya!
-
Anti Kusam! 4 Brightening Sunscreen Niacinamide Harga Rp50 Ribuan