Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Muhamad Ali
Novel 'Mekaring Kembang Tresna' karya Ki Bambang Saparyono (Doc/Muhamad Ali)

Novel berbahasa Jawa yang menghadirkan kisah lanjutan dari novel sebelumnya yang populer, Ati Dudu Watu. Karya ini berjudul Mekaring Kembang Tresna, ditulis oleh Ki Bambang Saparyono dan menghadirkan petualangan emosional dan penuh makna dalam keluarga yang diwarnai oleh peristiwa yang tak terduga.

Sebagai kelanjutan dari cerita sebelumnya, fokus kisah kini berpusat pada Raditya, cucu dari Eyang Nindya, yang dipandang sebagai pewaris keluarga.

Meski tinggal bersama kakek dan nenek dari garis ibu di dusun wilayah Cangkringan, Sleman, Raditya merasa terhubung erat dengan keluarga Pak Parja, yang telah menjadi bagian dari keluarga besar mereka.

Kelahiran Mentari, cucu Pak Parja, turut menjadi hiburan dan kebahagiaan bagi Sulistyaningsih, menggantikan kepergian Raditya.

Dalam perjalanan dewasanya, Raditya menjalin hubungan dengan Miranti, gadis ceria dari Karangmojo, Gunungkidul. Namun, kebahagiaan mereka terhenti ketika Miranti terlibat dalam pergaulan yang tidak tepat dan mengandung dari hubungan diluar.

Situasi ini membawa kebingungan dan rasa kecewa bagi Raditya, Mentari, Sulistyaningsih, dan seluruh keluarga besar Eyang Nidnya Kusuma.

Novel ini bukan hanya sekedar kisah cinta dan keluarga, tetapi juga refleksi mendalam tentang hubungan dan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan.

Kisah ini membawa pembaca melalui liku-liku emosional dan dilema moral yang dihadapi oleh karakter-karakternya, menggambarkan kekuatan keluarga dan tekad untuk menjaga cinta dan hubungan yang sudah terjalin.

Ditulis dengan bahasa Jawa yang indah, novel ini memberikan pengalaman membaca yang kaya dan mendalam. Ki Bambang Saparyono berhasil menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa dengan detail yang memikat, menambah kedalaman dan kaya akan nuansa budaya lokal.

Dengan penggambaran yang halus dan penuh perhatian terhadap detail, penulis berhasil membawa pembaca terjun dalam kehidupan karakter-karakternya, membuat mereka merasakan setiap emosi dan konflik yang dihadapi.

Dari segi narasi, novel ini mengalir dengan lancar, menjaga ketegangan dan minat pembaca sepanjang cerita. Penggunaan bahasa yang lugas dan deskriptif membuat setiap adegan dan dialog menjadi hidup, memperkaya pengalaman membaca.

Pengembangan karakter yang baik memungkinkan pembaca untuk terhubung dengan mereka, menempatkan diri mereka dalam sepatu karakter dan merasakan perasaan yang mereka alami.

Pesan moral dalam novel ini juga tidak terlewatkan. Kisah tentang cinta, keluarga, dan kesetiaan memberikan pemahaman yang dalam tentang pentingnya nilai-nilai tersebut dalam menghadapi cobaan dan kesulitan dalam kehidupan.

Pembaca diberi kesempatan untuk merenungkan tentang arti cinta, kesetiaan, dan pengorbanan, serta pentingnya keluarga dalam memberikan dukungan dan cinta dalam setiap situasi.

Secara keseluruhan, Mekaring Kembang Tresna adalah sebuah karya yang memikat dan mendalam, menggambarkan kehidupan dan nilai-nilai masyarakat Jawa dengan indah.

Dari petualangan emosional hingga refleksi tentang cinta dan keluarga, novel ini menawarkan pengalaman membaca yang memuaskan dan bermakna bagi para pembaca.

Muhamad Ali