Ikigai, sebuah konsep hidup bahagia ala orang Jepang mungkin sudah familiar bagi sebagian orang. Bahkan tak jarang kita menemukan pertanyaan, apakah saat ini kita sudah menemukai Ikigai dalam hidup?
Meskipun berasal dari Jepang, nyatanya konsep Ikigai ini sudah begitu populer.
Dalam buku berjudul 'The Book of Ikigai,' Ken Mogi merumuskan hal-hal terkait Ikigai yang membuat hidup kita seimbang, lebih bahagia, dan panjang umur.
Untuk makna dari Ikigai sendiri, tidak ada padanan kata bahasa Indonesia yang tepat untuk mendiskripsikan apa itu Ikigai yang sesungguhnya.
Namun menurut penulis, Ikigai bisa berarti sebuah alasan yang menjadikan hidup kita lebih berarti.
Di dalam buku ini, penulis memaparkan 5 pilar yang menyangga konsep Ikigai.
Yakni mengawali dengan hal-hal kecil, keberanian untuk membebaskan diri, keselarasan dan kesinambungan, kegembiraan dari sesuatu yang terlihat sepele, serta hadir di tempat dan waktu sekarang.
Ketika memaparkan kelima pilar di atas, penulis banyak mengangkat contoh-contoh fenomena dan budaya dari masyarakat Jepang.
Mulai dari kebiasaan para pekerja yang bangun sangat pagi untuk memulai aktivitas, keunikan olahraga Sumo, hingga upacara minum teh.
Dalam upacara minum teh ini, sangat mudah untuk melihat sisi Ikigai yang dianut oleh masyarakat Jepang.
Salah satunya adalah perhatian lebih terhadap detail untuk menikmati kesenangan dari hal-hal kecil.
Ikigai juga sangat menekankan pada anjuran agar terus berkarya meski belum ada orang yang menghargai karya yang kita buat.
Melalui konsep bahagia dari hal-hal sederhana, maka dalam kondisi sesulit apapun, pada dasarnya manusia selalu memiliki kemampuan beradaptasi dan menemukan Ikigai-nya.
Caranya adalah dengan lebih mindfull. Mengadirkan diri di tempat dan waktu yang sekarang.
Mungkin Ikigai jugalah yang menjadi salah satu alasan mengapa Jepang menjadi negara yang tangguh meskipun pernah beberapa kali dihadapkan dengan tragedi bencana alam, seperti gempa dan tsunami.
Jepang juga pernah porak poranda akibat serangan bom pada perang dunia kedua, namun negara ini selalu berhasil pulih dan bangkit kembali.
Nah bagi kamu yang penasaran dan pengin tahu lebih banyak tentang Ikigai, buku The Book of Ikigai ini adalah salah satu rekomendasi bacaan yang bisa menjadi pilihan!
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Susul Zahra Muzdalifah, Helsya Maeisyaroh Resmi Gabung Klub Jepang
-
4 Kontroversi Andrea Gunawan, Terbaru Rekam Orang Jepang Tanpa Izin di Kereta
-
Rumitnya Kisah Cinta dalam Novel 'Love Story in Harvard'
-
Diangkat Jadi Live Action, Naruto Siap Diproduksi oleh Sutradara Shang-chi
-
Ulasan Buku 'Alpha Code, Ritual 30 Menit Sehari Untuk Hidup Sukses'
Ulasan
-
Review Film 13 Days, 13 Nights: Ketegangan Evakuasi di Tengah Badai Taliban
-
5 Drama Korea Bertema Kehidupan Anak Kos yang Bikin Kamu Nostalgia
-
Ulasan Novel Aib dan Nasib, Pertarungan Eksistensial Melawan Stigma Sosial
-
Review Film Mertua Ngeri Kali: Pelajaran Cinta dari Mertua Gila!
-
7 Our Family: Luka Keluarga dari Sudut Anak Paling Terlupakan
Terkini
-
Sejarah Buruk Terus Berulang, Indonesia Selalu Gagal ke Semifinal Jika Thailand Tuan Rumah!
-
EXO Rilis Musik Video I'm Home, Balada Musim Dingin Penuh Kehangatan
-
Virgoun Tanggapi Isu Rujuk dengan Inara Rusli, Tolak Mentah-Mentah?
-
Peer Preasure dan Norma Feminitas: Ketika Bullying Halus Menyasar Perempuan
-
Sekolah Darurat Pembullyan, Kritik Film Dokumenter 'Bully'