
To Bee or Not to Bee adalah sebuah buku tentang kisah perjalanan seekor lebah dalam mencari jati dirinya.
Awalnya saya mengira buku ini adalah sejenis novel karena menceritakan kisah dalam bentuk fabel, dengan tokoh utama seekor lebah.
Namun setelah membacanya, saya pikir To Bee or Not to Bee karya dari John Penberthy ini adalah buku self-improvement karena menyisihkan banyak motivasi hidup secara gamblang.
Cerita diawali dengan kegamangan Buzz, seekor lebah pekerja yang merasa bosan dengan rutinitas sehari-harinya.
Sebagai pekerja, Buzz dituntut agar memiliki tanggung jawab dalam membangun sarang, mengumpulkan madu, dan menjaga anak-anak lebah.
Saat ia mulai mempertanyakan mengapa mereka, para lebah, harus begitu serius dalam bekerja sampai melupakan hal-hal indah di sekitar mereka, bertemulah Buzz dengan Bert, si lebah tua.
Melalui pengajaran dari Bert, akhirnya Buzz belajar banyak hal mengenai kehidupan, hingga konsep ketuhanan.
Selain dari Bert, Buzz juga mendapatkan pelajaran berharga ketika berhadapan dengan Boris, sang beruang yang menjadi musuh dari koloni lebah.
Bisa dibilang, kisah dari Buzz ini lumayan menarik. Sebab, ada banyak pembelajaran yang dibagikan oleh penulis namun dikemas dalam sebuah cerita yang unik, jenaka, dan memantik imajinasi pembaca.
Dengan menggunakan perumpamaan lebah dan dan koloninya, penulis mencoba membangun sebuah narasi tentang manusia yang hidupnya hanya didedikasikan pada rutinitas yang itu-itu saja, hingga ia lupa bahwa kehidupan itu punya sisi menarik yang kerap dilupakan.
Utamanya dalam hal bekerja, berjuang mencari nafkah hingga lupa cara dalam menikmati hidup.
Melalui kisah dari Buzz, penulis juga mencoba membagikan pandangannya mengenai hakikat beragama dan ketuhanan.
Para lebah dalam cerita ini juga memberikan pengajaran mengenai bagaimana proses dalam mengubah cara berpikir (mindset) yang sudah mengakar.
Dalam kondisi tertentu, memang amat penting untuk menengok mindset yang kita miliki. Jangan sampai kita terkungkung dalam pemikiran yang keliru dan tidak mau berkembang.
Nah, buat kamu yang hari ini sedang mencari jati diri, atau sekedar lelah dengan rutinitas karena tiap hari mesti cari duit melulu, kisah Buzz dalam To Bee Or Not To Bee ini bisa menjadi bacaan yang semoga bisa menghiburmu!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Berpikir Non-Linier, Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Otak
-
Ulasan Buku The Little Furball, Kisah Manis tentang Menghadapi Perpisahan
-
Ulasan Buku I'm (not) Perfect, Menyorot Ragam Stigma tentang Perempuan
-
Ulasan Buku Dolpha: Empat Anak Sahabat Laut, Petualangan Seru Anak Pesisir
-
Ulasan Buku 365 Ideas of Happiness, Ide Kreatif untuk Memantik Kebahagiaan
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku James Karya Percival Everett: Kisah Jim yang Akhirnya Bersuara
-
Novel And Then I Heard the Quiet: Rahasia yang Terkubur di Fort Langley
-
Resensi Novel Perempuan Bayangan karya Netty Virgiantini
-
Ulasan Novel Lintang Hukum: Ketika Cinta dan Keadilan Beradu di Ruang Sidang
-
Ulasan Novel a Wizard of Earthsea, Petualangan Penyihir Muda di Earthsea
Ulasan
-
Review Film April: Saat Keindahan dan Kepedihan Berjalan Beriringan
-
Ulasan Buku James Karya Percival Everett: Kisah Jim yang Akhirnya Bersuara
-
Review Film William Tell: Panah, Perlawanan, dan Drama yang Tampil Beda
-
Novel And Then I Heard the Quiet: Rahasia yang Terkubur di Fort Langley
-
Review Anime Medalist, Keterbatasan Menjadi Kekuatan untuk Meraih Mimpi
Terkini
-
Mengenal Trah Tumerah, Istilah Silsilah Jawa yang Makin Sering Dilupakan
-
Dear Parents, Ketahui 5 Risiko Tersembunyi Penggunaan Aplikasi AI pada Anak
-
Ketika Mahasiswa Jadi Content Creator Demi Bertahan Hidup
-
3 Alasan 'Always Home' Wajib Ditonton, Kisah Masa Remaja Menuju Kedewasaan!
-
Sama-Sama Minati Jay Idzes, AC Milan Berikan Tanda Bakal Tikung Inter Milan?