Motivasi agar selalu berpikir positif mungkin sudah familiar bagi kita semua. Bahkan, ada yang mulai jengah dengan anjuran agar selalu berpikir positif ini.
Maksud saya, siapa sih yang bisa selalu punya pikiran positif saat hidup terasa suram, pikiran mumet, stres, atau lagi punya banyak masalah?
Tentu kita tidak bisa serta merta mengubah pemikiran kita agar selalu positif.
Apalagi jika sedang dalam keadaan sedih atau berduka. Boro-boro bisa positive thinking, tersenyum pun rasanya berat.
Bahkan kadang kita merasa butuh ruang yang lebih untuk memvalidasi emosi yang kita rasakan.
Memang tidak ada yang salah. Tapi ada hal menarik yang dipaparkan oleh Gill Hasson dalam bukunya yang berjudul 'Positive Thinking' ini.
Saat emosi negatif menguasai kita, alih-alih merasa tenggelam dalam perasaan, kita bisa menanggapi emosi tersebut sebagai pesan untuk berbuat sesuatu.
Misalnya kita sedang merasa bersalah. Daripada tidak enakan dan menyesal hingga berlarut-larut, kita bisa bergerak mengambil tindakan tentang apa yang bisa kita perbaiki.
Begitupun dengan emosi lainnya. Menurut penulis, berpikir positif di sini tidak sekadar memaksa pikiran kita agar selalu dalam spektrum yang positif, tapi lebih mengarah pada tindakan-tindakan positif apa yang masih bisa kita lakukan dalam rangka merespons setiap kejadian.
Jadi, dalam berpikir positif, hal yang perlu ditekankan adalah bagaimana menjaga tindakan kita.
Buku ini juga membahas bagaimana cara mengubah tindakan-tindakan positif tersebut menjadi sebuah kebiasaan.
Lantas, bagaimana jika kita dihadapkan dengan situasi paling buruk. Misalnya saat menghadapi sebuah tragedi besar dalam hidup.
Tentu, anjuran agar tetap berpikir positif rasanya kurang realistis.
Menurut menulis, dalam keadaan tersebut bukan berarti kita bersikap denial dengan mengingkari kejadian menyakitkan.
Tapi, seburuk-buruknya situasi, pasti masih ada harapan maupun jalan keluar yang bisa kita ambil.
Buku ini akan membawa pembaca pada petunjuk bagaimana menemukan harapan meski kita dalam keadaan yang sangat terpuruk.
Nah, jika kamu selalu dihantui oleh bayang perasaan negatif atau merasa hidupmu suram, maka buku berjudul Positive Thinking ini adalah rekomendasi bacaan yang semoga bisa menginspirasimu!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Menjemput Keberuntungan, Motivasi dari Para Tokoh Sukses Dunia
-
Di Balik Ibu-ibu yang Kuat, Sering Ada Lelaki yang Tak Mau Belajar Dewasa
-
Literasi Keuangan Pasutri Muda di Buku Ngatur Keuangan Keluarga itu Gampang
-
Ulasan Buku Perempuan Kertas, Kiat Menghindari Pacaran yang Kebablasan
-
Ketika Hustle Culture Jadi Standar Nilai Diri: Salahkah Jika Diam Sejenak?
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Troubled Blood': Jam Detektif yang Berdetak Menegangkan
-
Ulasan Buku 'Sepasang Sepatu Tua': Misteri Dogot dan Pencarian Tuhan
-
Ulasan Buku 'Yummy Tummy Marriage': Resep Rahasia Pernikahan Bahagia
-
Buku Trisurya: Pemenang Penghargaan Hugo dan Beyond dalam Sastra Asia
-
Ulasan Buku 'Eksis': Merenungi Makna Filosofis dari Anjuran Jadi Diri Sendiri
Ulasan
-
Ulasan Film Superman 2025: Keren, Emosional, dan Bikin Nostalgia!
-
Kisah Affandi Koesoema, Dari Poster Film Menjadi Maestro Lukis
-
Ulasan Buku Menjemput Keberuntungan, Motivasi dari Para Tokoh Sukses Dunia
-
Ketua BEM and His Secret Wife: Serial Adaptasi Wattpad yang Bikin Penasaran
-
Review Anime Babanbabanban Vampire, Menampilkan Sisi Lain Cerita Vampir
Terkini
-
Mengajak Kemball Membaca Diri, Kawruh Jadi Payung untuk Tubuh Biennale Jogja 18
-
4 Clay Mask Stick Solusi Praktis Bikin Wajah Cerah, Harga Mulai Rp36 Ribu!
-
Sampah Mikro di Laut Jawa Mengancam Nelayan dan Ekosistem Pesisir
-
Aturan Cuma Buat Rakyat? Menggugat Hak Istimewa Rombongan Pejabat di Jalan Raya
-
Erick Thohir Sebut Sinergi PSSI dan PT LIB Bukan Hanya Formalitas, Mengapa?