Memang terasa sulit untuk menciptakan relasi interpersonal yang sehat dan menggembirakan saat harus berhadapan dengan orang-orang yang tidak bisa saling menerima dan memahami satu sama lain.
Beberapa sumber kesulitan yang berasal dari perbedaan karakter kepribadian atau beban masalah yang sedang dialami oleh komunikator dan komunikan dalam relasi potensial melahirkan istilah orang sulit.
Suatu label kegagalan yang disematkan terhadap seseorang ketika menciptakan relasi interpersonal secara tidak sehat karena ketidaksanggupan mereka dalam membaur dan menerima kehadiran orang lain.
Buku 'Orang Sulit' tulisan Tjipto Susana yang terinspirasi oleh pemikiran Charles J Keating ini membantu kita dalam mengetahui perbedaan antara persepsi subyektif dan fakta obyektif tentang kehadiran orang sulit dalam relasi interpersonal mereka.
Friksi atau tekanan emosional memegang peranan penting terhadap responsibilitas dan fleksibilitas individu dalam membangun relasi interpersonal. Dalam batas normal, friksi dapat menciptakan hubungan yang sehat tetapi jika melebihi batas dapat menimbulkan gangguan kepribadian dan keretakan hubungan.
Persepsi subyektif tentang orang sulit datang dari ragam tipe kepribadian sehat dalam sebuah relasi interpersonal yang terjadi akibat ketidaksanggupan individu dalam menyatukan perbedaan sehingga melahirkan diksi tersebut dan menciptakan pola hubungan yang tidak harmonis.
Fakta obyektif tentang orang sulit yang sebenarnya berasal dari individu yang mengalami gangguan kepribadian. Mereka adalah orang yang sulit dipahami dan sulit memahami orang lain.
Tidak sanggup membangun interaksi yang memuaskan karena sering mengeluh, manipulatif, rigid, merasa dirinya lebih baik, dan suka mengendalikan orang lain secara terus menerus sehingga menciptakan pola hubungan yang tidak sehat.
Sebagai referensi, buku terbitan PT Kanisius, Yogyakarta, 2014 ini juga dilengkapi dengan MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator yang berisi 16 perbedaan tipe kepribadian sehat dari Isabel Briggs Myer dan Katharine Briggs.
Beberapa jenis gangguan kepribadian seperti: tipe skizoid, tipe avoidance, tipe dependent, tipe histrionik, tipe narsisistik, tipe anti sosial, tipe kompulsif, tipe pasif-agresif, tipe skizotipal, tipe paranoid, dan gangguan kepribadian ambang batas.
Jelas sudah perbedaan antara persepsi subyektif dan fakta obyektif tentang orang sulit, pelajari dengan cermat, jangan sampai keliru memberikan label kepada mereka. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Menjawab Keraguan Gen X Lewat Saksi Bisu Kebersamaan Tim Futsal
-
Kaum Intelektual Kudu Ngerti kalau 'Literasi bukan Sekadar Calistung' Mulu
-
Karakteristik Schadenfreude dalam Psikologi Massa Sound Horeg
-
Tokoh Perempuan di Balik Sukses Ki Hajar Dewantara Pertahankan Taman Siswa
-
Tumbuhkan Jiwa Patriot lewat Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara
Artikel Terkait
-
Selain Filosofi Teras, Ini 4 Rekomendasi Buku Karya Henry Manampiring!
-
Ajari Arti Kehilangan, Ini 4 Rekomendasi Buku untuk Berdamai dengan Takdir
-
Journaling: Kegitan Seru untuk Menjangkar Kenangan dan Sarana Nostalgia
-
Heart-Shaped Tears: Cinta Aneh ala Ku Hye Sun, Worth It atau Nggak Sih?
-
Ulasan Buku Ego Is The Enemy, Panduan Mengalahkan Musuh Terbesar dalam Diri
Ulasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
-
Mengenal Eksotika Jabal Magnet: Barisan Bukit Memukau di Dekat Kota Madinah
-
Novel Luka Perempuan Asap: Cerita tentang Perempuan dan Alam yang Tersakiti
-
Makna Perjuangan dan Cinta di Balik Novel Lotus In The Mud
-
Ulasan Novel Dorm Du: Saat Sekolah Jadi Tempat Menguji Rasa Takut & Berani
Terkini
-
Gaya Macho ala Bae Nara: Sontek 4 Ide Clean OOTD yang Simpel Ini!
-
Empat Tokoh Mengkaji Oase Gelap Terang Indonesia di Reuni FAA PPMI
-
Bukan Kaleng-Kaleng! 5 Laptop 7-10 Jutaan Paling Worth It Tahun Ini
-
Scarlett Johansson Buka Suara Soal Rumor Perannya di Tangled Live-Action
-
BRI Liga 1: Nermin Haljeta Harap PSIM Yogyakarta Bisa Jaga Tren Positif