Ketika kita ingin mencapai sebuah tujuan tertentu dalam hidup, kita mungkin pernah mendengarkan ungkapan bahwa musuh terberat yang harus kita hadapi adalah saingan yang paling kuat serta ujian yang paling sulit. Namun realitanya, musuh terberat itu sesungguhnya datang dari dalam diri sendiri.
Ibarat menghadapi sebuah perlombaan, ketika seseorang cuma fokus untuk mengalahkan rivalnya, waktunya akan habis hanya untuk jatuh dalam bayang-bayang orang lain.
Sebaliknya, ketika ia fokus untuk mengalahkan kelemahan yang ada pada dirinya, ia akan bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Tak peduli ia menang atau kalah dalam perlombaan tersebut.
Hal itulah yang menjadi premis utama dalam buku berjudul 'Ego Is The Enemy' karya Ryan Holiday ini.
Berangkat dari sebuah fenomena baik dari orang yang sukses maupun yang saat ini masih merintis kesuksesan, musuh utama yang menghambat mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik adalah adanya ego.
Yakni bagian dari diri yang hanya berkutat pada kepentingannya sendiri. Juga tentang ketidakpedulian pada orang lain dan perasaan superior yang hanya ingin menang sendiri.
Dalam tiap situasi, ego ini adalah musuh besar yang dimiliki seseorang. Orang yang sukses perlahan akan hancur jika terus menerus mengedepankan egonya. Atau paling tidak, ia akan menjadi seseorang yang selalu hampa dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ia miliki.
Ia akan dijauhi oleh orang-orang yang dikasihi, hingga kehilangan kepercayaan dari lingkungannya.
Adapun bagi seseorang yang saat ini baru berjuang dalam karier dan memulai dari nol, kendali ego yang kuat akan membuatnya terperangkap dalam banyak keraguan.
Ego akan menghalanginya untuk melangkah. Ego akan membuat ia berhenti dan terperangkap dalam zona nyaman.
Jadi, siapa pun kita hari ini, senantiasa memiliki kesadaran untuk menaklukkan ego adalah salah satu kunci untuk meraih kebahagiaan. Dalam buku ini, penulis amat banyak memberi contoh berupa kisah-kisah orang yang patut kita jadikan teladan dalam mengalahkan ego.
Secara umum, saya lumayan suka dengan pemaparan Ryan Holiday lewat motivasi yang menohok dalam buku ini.
Membaca Ego Is The Enemy ibarat mendengarkan nasihat seorang guru yang tidak segan-segan dalam menegur kesalahan muridnya. Tentu dengan cara yang menampar dan amat membekas di hati.
Salah satu pesannya adalah jangan memberi makan ego dengan hal yang muluk-muluk berupa mimpi besar dan idealisme tinggi.
Semua orang sukses memulai dengan cita-cita yang realistis. Meskipun kita tidak menampik bahwa punya visi dan misi yang tinggi dalam hidup itu bukan sesuatu yang terlarang.
Tapi, ada baiknya sadar dengan kemampuan diri sendiri dan mulailah berproses untuk menjadi lebih baik setiap harinya sehingga kita menjadi "pantas" untuk sebuah cita-cita yang besar.
"Harapan akan membawa kesuksesan (dan kesengsaran). Sukses menciptakan kesulitan sendiri (dan, mudah-mudahan menciptakan ambisi baru). Kesulitan menciptakan harapan dan kesuksesan yang lebih lagi. Pola ini adalah pola yang tak berakhir," (halaman 248)
Secara umum, Ego is The Enemy adalah salah satu buku motivasi yang lumayan menarik. Jika kamu tertarik untuk mengetahui cara mengalahkan ego, buku ini adalah salah satu bacaan yang layak untuk dipertimbangkan!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku The Achievement Habit: Kesuksesan Itu Ibarat Otot
-
Inspiratif! Ini 4 Rekomendasi Buku Psikologi Sosial karya Malcolm Gladwell
-
Kenalkan Anak Berbagai Macam Emosi Lewat Buku Cerita, Psikolog Ungkap Manfaatnya
-
Ulasan Buku Talking to Strangers, Pentingnya Memahami Orang Asing
-
3 Rekomendasi Buku Self Help Islami, Sarat Pesan Renungan dan Refleksi Diri
Ulasan
-
Review Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Potret Realistis Kehidupan Mahasiswa Indonesia
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
Terkini
-
Maaf PSSI, Timnas Indonesia Memang Layak Pulang Cepat dari SEA Games Kali Ini
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
Terbukti! 5 Sebab Home Fatigue Akibat WFH Tanpa Batas di Era Digital
-
Ini 3 Top Skill yang Dicari HR Kalau Kamu Mau Mulai Karir Kerja Remote
-
Janji Kesetaraan Tinggal Janji, Pesisir Masih Tak Aman bagi Perempuan