Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Foto Film Alien: Romulus (IMDb)

Pada akhirnya sebuah film yang punya penggemar banyak dan laku di pasaran, cepat atau lambat, akan mendapatkan jatah sekuel atau bahkan prekuel. Seperti halnya dengan Film Alien: Romulus. Gitu deh, film dalam franchise “Alien” kali ini disutradarai oleh Fede Alvarez dan di Indonesia sudah tayang sejak 14 Agustus 2024 (lebih cepat dua hari dari penayangan di Amerika).

Sosok Fede Alvarez sebelumnya terkenal dengan filmnya: “Don’t Breathe” dan “Evil Dead”. Kedua filmnya itu kental dengan intensitas horor, termasuk untuk yang satu ini. Film Alien: Romulus akan menggali lebih dalam dunia “Alien” dengan latar ‘timeline’ antara peristiwa di “Film Alien” (1979) dan “Aliens” (1986). Dengan naskah yang ditulis oleh Alvarez bersama Rodo Sayagues, film ini menggabungkan unsur klasik dengan sentuhan modern. Uwu!

Cailee Spaeny sebagai Rain, bersama dengan adiknya, Andy (David Jonsson), tengah berusaha melarikan diri dari planet mereka yang sekarat. Planetnya mengalami krisis yang semakin memburuk. Ketidakpedulian korporasi Weyland menambah kepedihan Rain, yang merasa terjebak tanpa harapan untuk melarikan diri.

Kehidupan Rain berubah saat temannya, Tyler (Archie Renaux), memperkenalkan dia kepada kelompoknya—Kay (Isabela Merced), Bjorn (Spike Fearn), dan Navarro (Aileen Wu)—yang menemukan kapal nggak berpenghuni. Di dalam kapal itu terdapat pod yang bisa membawa mereka ke planet yang lebih sehat. Dengan bayangan masa depan yang suram di planet mereka, Rain dan kelompoknya memutuskan untuk mengambil risiko dan masuk ke kapal itu. Keputusan memasuki kapal membawa mereka pada teror alien yang sangat mencekam!

Ulasan:

Awalnya, film ini benar-benar terasa lambat dan kurang mengesankan, terutama dalam 30 hingga 40 menit pertama, di mana pengembangan karakter belum cukup membuatku merasa terhubung dengan karakter-karakter yang terlibat. Ya, aku agak bosan dan cenderung ‘masa bodo’ dengan setiap tokoh di layar lebar. 

Namun, semua itu berubah drastis saat alien akhirnya muncul. Ketegangan yang tampaknya sengaja dibangun secara perlahan di awal-awal, mendadak meledak dan menjadi ketegangan yang memacu adrenalin. Asli, pada beberapa adegan aku dibuat terkejut. Ini horor yang tanpa setan sih, dan intensitasnya kuat banget. 

Selain itu, Film Alien: Romulus punya daya tarik dari efek praktikalnya. Berbeda dari banyak film-film fiksi ilmiah atau bahkan film era modern yang cenderung banyak mengandalkan CGI, film ini justru berhasil memanfaatkan efek praktikal dengan baik. Hal demikian membuat setiap penampakan alien jadi lebih nyata dan menakutkan. Biarpun begitu film ini tetap menggunakan efek visual, tapi dengan pas dan tepat sasaran.

Jujurly, pendekatan sadisnya, menambahkan elemen kekerasan yang khas dari franchise Alien. Biarpun ada beberapa kekurangan dalam pengembangan karakter di awal film, keseluruhan pengalaman yang ditawarkan sangat layak ditonton.

Skor dariku: 7,5/10. Seandainya di awal-awal nggak membosankan, skornya jelas nggak akan segini. Sudahkah kamu nonton film ini? Bila di bioskop terdekatmu masih menayangkan, tontonlah! 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Athar Farha