Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang. Pendidikan terbaik dimulai dari keluarga. Ayah dan ibu adalah orang yang semestinya menjadi garda terdepan bagi pendidikan putra-putrinya di rumah. Terlebih seorang ibu, yang ibaratnya adalah madrasah pertama bagi anak-anak.
Menjadi orangtua yang mencintai dan dicintai oleh anak-anaknya adalah tugas penting para orangtua di mana pun berada. Anak yang mendapat cinta dan kasih sayang orangtuanya sejak kecil tentu sangat berbeda dengan anak yang tak diasuh dengan rasa cinta dan kasih sayang.
Eva Nur Khofifah dalam buku ‘Menjadi Orangtua yang Mencintai dan Dicintai Anak’ (Quanta, Jakarta) menjelaskan bahwa menjadi orangtua yang dicintai oleh anaknya tidak turun dari langit begitu saja. Perlu usaha dan perjuangan yang tidak sebentar. Mengapa demikian? Karena kita menginginkan keluarga yang saling mencintai tanpa dusta dan pura-pura.
Mendidik anak tidak hanya sehari atau dua hari saja. Namun jangka panjang. Tetapi untuk mencapai kebahagiaan jangka panjang tersebut, perlu melewati kerikil yang tajam bahkan batu besar yang ada di hadapan kita (hlm. xxi).
Dapat dikatakan, ketika seorang anak memiliki rasa kasih sayang dan kepedulian yang sangat tinggi kepada kedua orangtuanya, maka itu artinya orangtuanya sudah berhasil dalam mendidik anaknya. Sebaliknya, ketika anak nakal, susah diatur, gemar membangkang, dan tidak ada rasa hormat pada ayah dan ibunya, maka menjadi sebuah pertanda orangtuanya belum berhasil mendidiknya.
Benar kata Eva Nur Khofifah dalam buku ini: “Sebetulnya, ketika anak mampu mencintai orangtuanya itu adalah efek atau timbal balik jika orangtua pun mampu mencintai anaknya dengan benar.” Maka dari itu, mari mulai membuka pikiran bahwa orangtua tidak selamanya benar, termasuk dalam mencintai anak, akan ada saja celah untuk perbaikan diri menjadi orangtua yang lebih baik lagi.
Salah satu penyebab kenapa anak tidak bisa mencintai orangtuanya adalah karena gaya pengasuhan yang digunakan oleh orangtua adalah pola asuh otoriter, jauh dari kata demokratis. Otoriter sama artinya dengan kebiasaan orangtua memaksakan kehendak pada anaknya (hlm. 18).
Otoriter jelas bukan pola asuh yang baik dalam mendidik anak. Karena bisa jadi, anak hanya akan hormat dan patuh ketika berada di hadapan kedua orangtuanya saja. Namun ketika berada di luar rumah, tidak menutup kemungkinan anak akan semaunya sendiri dan hidup bebas, sebagai pelampiasan atas keterkekangannya saat di rumah.
Terbitnya buku genre parenting ini sangat cocok dijadikan sebagai salah satu buku panduan bagi para orangtua, sebagai bekal dalam mendidik putra-putrinya di rumah.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Hotel Royal Costanza: Kisah Seorang Jurnalis yang Disandera
-
Ulasan Buku Al Ghazali karya Shohibul:Jejak Spiritual Sang Hujjatul Islam
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
Ulasan
-
Melancong ke Jembatan Terindah di Jambi, Gentala Arasy
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
-
Ulasan Novel Hotel Royal Costanza: Kisah Seorang Jurnalis yang Disandera
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda, Kisah Luka Seorang Anak
-
Ulasan Buku Al Ghazali karya Shohibul:Jejak Spiritual Sang Hujjatul Islam
Terkini
-
Selamat! NCT Dream Raih Trofi ke-2 Lagu 'When I'm With You' di Music Bank
-
Disney Umumkan 5 Drama Korea yang Tayang di Tahun 2025, Ada Knock Off!
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
3 Penyerang yang Berpotensi Tersingkir dengan Hadirnya Ole Romeny di Timnas Indonesia
-
Lolos Semifinal China Masters 2024, Jonatan Christie Dihadang Shi Yu Qi