Ketika kamu merasa nggak punya arti hidup, punya impian pun begitu mahalnya, dan seringnya cuma bisa mengalah dan membisu di tengah anggota keluarga yang beradu, sepertinya kamu perlu nonton Film Home Sweet Loan.
Film Home Sweet Loan ialah drama-komedi terbaru dari Visinema yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie, yang sebelumnya dikenal lewat Film Noktah Merah Perkawinan dan Series 90 Hari Mencari Suami. Film ini diadaptasi dari novel best-seller karya Almira Bastari, penulis Novel Ganjil Genap, yang juga sudah diangkat ke layar lebar. Film ini sudah tayang di bioskop hari ini, 26 September 2024.
Sinopsis Film Home Sweet Loan
Sepanjang nonton Film Home Sweet Loan, kamu akan dibawa untuk mengikuti perjalanan Kaluna (Yunita Siregar), perempuan berusia tiga puluhan yang menjadi tulang punggung keluarga. Dengan gaji yang nggak seberapa, Kaluna berjuang mencari rumah impian bersama tiga sahabatnya.
Namun, impian itu nggak semudah membalik telapak tangan. Di rumah, Kaluna juga menghadapi berbagai beban dari anggota keluarga. Dia terus dibebani permintaan-permintaan dari keluarga, mulai dari membayar utang pribadi hingga kebutuhan sehari-hari. Ketika akhirnya Kaluna menemukan rumah yang diidamkan, Kaluna harus menghadapi kenyataan pahit: utang keluarga menumpuk, dan dia dipaksa pun terpaksa membayarnya.
Di situlah dilema besar muncul, di mana Kaluna harus memilih antara keluarga yang selalu bergantung padanya atau impiannya untuk memiliki rumah sendiri. Perasaan menyerah, ingin pergi, dan merasa lelah dengan orang-orang yang selalu bersandar pada bantuannya, membuat Kaluna tertekan.
Suara Nyata yang Mewakili Generasi Sandwich
Kurasa inilah waktu yang tepat mencurahkan segala yang kurasakan terkait film ini padamu.
Film ini begitu peka dan ‘pakai hati’ untuk menggambarkan perjuangan generasi sandwich—istilah orang dewasa yang terjebak di antara dua generasi—yaitu: orangtua yang bergantung pada ‘mereka’ dan anak-anak yang ‘mereka’ dukung.
“Home Sweet Loan” memperlihatkan Kaluna sebagai wakil individu, yang banyak mengorbankan impian pribadi demi memenuhi harapan keluarga. Sifatnya yang tulus dan pengorbanan terus-menerus, jadi gambaran banyak individu yang berjuang di tengah tekanan finansial dan batin.
Dari sini, Film Home Sweet Loan berusaha mengajakmu untuk melihat bahwa di dunia ini ada ‘individu yang berhak bahagia di tengah derita keluarga’. Betapa tekanan batin telah membuat Kaluna merasa punya mimpi pun percuma, termasuk mimpi punya rumah. Film ini benar-benar memperlihatkan, meskipun ‘Kaluna’ mencintai keluarga, seharusnya ada batasan yang harus diterapkan demi kebaikan dan impiannya.
Sekarang kamu paham ya? Pentingnya keseimbangan antara tanggung jawab terhadap keluarga dan mengejar impian pribadi. “Home Sweet Loan” ngasih tahu kenyataan itu: Kadang-kadang kita harus berani mengambil keputusan sulit, meskipun keputusan itu mungkin nggak selalu disukai orang-orang terdekat kita. Dalam konteks tokoh Kaluna, ini berarti kamu diajak untuk mempertimbangkan seberapa jauh memenuhi harapan orang lain agar nggak sampai melupakan harapan dan kebahagiaan dirimu sendiri.
Film ini sangat relevan dengan realitas seseorang di tengah tantangan ekonomi pas-pasan. Situasi Kaluna, yang harus mengatur keuangan di tengah berbagai tuntutan; bayar cicilan pinjol, kehabisan uang untuk token listrik, dan kebutuhan mendesak lainnya, bakal membuatmu merasa miris dengan apa yang dialami Kaluna.
Nggak dipungkiri, Film Home Sweet Loan telah menjadi suara nyata bagi individu-individu yang berjuang menemukan jalan antara tanggung jawab dan impian. Dengan penampilan kuat dari bintang-bintang pendukung: Derby Romero, Fita Anggriani, Risty Tagor, dan lainnya, akting mereka memperkuat film ini, termasuk totalitasnya Yunita Siregar.
Siapkan tisu ya. Ini memang drama-komedi, tapi lebih didominasi drama. Skor: 9/10 untuk pesannya yang sampai pada penonton. Selamat nonton.
Baca Juga
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
-
Kala Romansa Musikal Melenggang di Busan International Film Festival
-
Panji Tengkorak: Ambisi Besar yang Tenggelam di Tengah Keadaan
-
Saat Demokrasi Politik Jadi Teater Pencitraan
Artikel Terkait
-
Lakukan Adegan Dewasa dan Penuh Dosa di Film Terbaru, Ratu Sofya Siap Imej-nya Berubah
-
Film 18x2 Beyond Youthful Days: I Have a Crush on You, Tapi Sudah Terlambat?
-
Ulasan Film Capernaum, Potret Kehidupan Pahit Seorang Anak di Jalanan Beirut
-
Review Film Uglies, Perjuangan Melawan Standar Kecantikan di Dunia Distopia
-
Review Film Noktah Merah Perkawinan: Ketika Rumah Tangga Diuji Orang Ketiga
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Pestapora Minta Maaf soal Freeport, Gestur Kiki Ucup Dihujat: 'Minimal Tangan Jangan di Saku!'
-
Classy & Cozy, 4 OOTD Street Style Hyunjin STRAY KIDS yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Toner Lotus Kaya Antioksidan untuk Kulit Glowing Alami dan Bebas Kusam