Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Foto Film Trap (IMDb)

Omong-omong film dengan plot twist menarik, seringnya nama Sutradara M. Night Shyamalan masuk list tersebut. Nah, dalam film terbarunya yang berjudul: Trap, tampaknya sangat master plot twist, sekali lagi membuktikan bahwa dia lihai menciptakan ketegangan dan kejutan. Film ini memang punya ketegangan, tapi formula kejutannya apakah berfungsi efektif? 

Sinopsis Film Trap

Kamu akan mendapati sosok Cooper (Josh Hartnett) yang tampak jadi sosok ayah ideal, penuh perhatian dan dekat dengan putrinya, Riley (Ariel Donoghue). 

Ya, hubungan mereka erat, hingga Cooper rela menemani Riley menghadiri konser sang idola, Lady Raven (Saleka Night Shyamalan). Namun, di balik kebersamaan manis itu, tersimpan rahasia kelam. Rupanya, Cooper si ayah ideal itu adalah The Butcher, sosok pembunuh berantai yang sadis dan suka memutilasi korban. 

Selama berada di venue konser, Cooper terus-terusan memperhatikan CCTV dan mengamati kerumunan dengan cermat. Dia memikirkan setiap akses keluar-masuk untuk menghindari serangan nggak terduga. Dengan polisi mengepung tempat konser, Cooper harus mencari cara untuk keluar tanpa terdeteksi, sambil tetap mengamankan identitasnya (polisi bahkan orang terdekatnya belum tahu jati dirinya). 

Ketegangan Hasil Ragam Sudut Pandang

Cara Shyamalan membangun ketegangan Film Trap, berasal dari sudut pandangnya yang beragam. Film Trap tuh nggak cuma menampilkan satu perspektif; kamu akan diajak melihat situasi melalui ‘mata karakter utama’ dan sesekali berpindah ke sudut pandang orang ketiga. 

Pendekatan semacam itu, agaknya memberikan nuansa baru, dan membuatmu (mungkin) bisa ikutan merasakan intensitas emosi yang berbeda setiap saat. Dalam sekejap, kamu bisa saja merasakan ketakutan, kebingungan, bahkan keberanian karakter saat menghadapi ancaman. 

Twist yang Dibiarkan Basi di Tengah Durasi

Aku nggak akan memungkiri gaya bercerita si Shyamalan, yang suka mengundang spekulasi. Terlepas sebenarnya Film Trap nggak punya twist mencolok yang sering ditemukan dalam film-film dia sebelumnya, tapi ketegangan psikologis yang dibangun cukup berhasil. 

Sepanjang film, kamu akan diajak untuk berpikir, menebak, dan merangkai puzzle dari petunjuk yang tersebar. Setiap momen menegangkan seolah kayak ngajak kamu untuk berpartisipasi, menebak langkah selanjutnya yang akan diambil oleh si penjahat. Sayangnya, itu nggak bertahan lama karena plot twist-nya dibiarkan basi di pertengahan film. 

Kamu mungkin akan tetap merasa tegang dan seru seperti yang kurasakan, tapi ‘hanya begitu saja’, nggak lebih.

Oke, deh. Film ini nggak buruk kok, hanya jangan terlalu berharap lebih saja. M. Night Shyamalan mungkin nggak lagi secemerlang dulu dengan film-filmnya, tapi kreditnya sebagai sutradara segudang plot twist masih kuat. Skor: 6/10. Selamat nonton ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Athar Farha