'Eyenomaly' karya Shireishou berkisah tentang Netta yang ingin kuliah jurusan DKV. Sayangnya, dia mengalami buta warna parsial. Namun cita-citanya yang sudah bulat membuatnya rela melakukan apa pun demi jadi mahasiswa DKV, termasuk memalsukan surat keterangan dokter.
Hal ini membuatnya tidak ingin memiliki teman dekat demi menjaga rahasianya. Namun hal sebaliknya terjadi. Netta justru terjebak di antara Ray, cowok periang yang selalu menghiburnya, dan Aru, cowok penuh bakat yang dingin dan diam-diam perhatian.
Hingga konflik besar yang paling membuatnya takut pun terjadi, Netta mendapat tugas untuk membuat gradasi warna.
'Eyenomaly' mungkin salah satu novel Shireishou yang paling saya suka. Penjabarannya yang detail tapi sekaligus terasa ringan membuat saya seperti ikut tenggelam dalam dunia DKV seperti Netta.
Jadi novel ini tidak hanya menghibur, tapi juga menambah wawasan baru tentang jurusan seni. Bagaimana lingkungan kuliahnya, tugas-tugasnya, hingga suasananya, yang tentu berbeda dengan background saya sebagai mahasiswa sains.
Namun dibanding seri Couple Campus yang lain, 'Eyenomaly' tampak lebih serius. Karena konfliknya juga lebih tegang dengan rahasia yang berusaha diaembunyikan Netta. Namun sekaligus menjadi konflik paling unik.
Meski begitu, saya tetap nyaman selama membaca. Gaya bahasanya mengalir dan terasa dekat dengan kejadian sehari-hari.
Melalui 'Eyenomaly' kita bisa melihat jam terbang Shireishou sebagai penulis fiksi yang memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Deskripsi dan penggambaran tokohnya sangat kuat dan terasa hidup.
Bagian yang paling saya suka dari novel ini adalah karakter Netta dan suasana kampusnya. Jadi bisa merasakan lagi dunia kuliah walau sudah lama lulus.
Lalu meski novel ini terasa relate dengan aslinya, tapi di dalamnya juga ada drama untuk menunjang cerita. Namun tidak terasa berlebihan dan cukup masuk akal. Namun kalau dibanding seri Campus Couple yang lain, 'Eyenomaly' mungkin kurang 'lawak'.
Akhir kata, saya merekomendasikan novel ini untuk menemani waktu luangmu. Karena tidak ada hole di alurnya, sebab akibatnya terasa jelas, dan karakter Netta dengan kekurangannya dipadu dengan jurusan DKV menjadi kekuatan dalam cerita ini.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Dijadwalkan 2026, Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah Menzel Usung Konsep Tiga Budaya
-
Ulasan Film The Shadow's Edge: Pertarungan 2 Aktor Veteran di Kejahatan Cyber
-
Chat Makin Seru dan Gaul, Cara Bikin Stiker WhatsApp Bergerak dari Video
-
Realistis! Cinta yang Tak Selalu Manis di Drama China Exclusive Fairytale
-
Gaming hingga Ngonten, 4 HP POCO RAM 8GB Termurah Mulai Rp 1 Jutaan
Artikel Terkait
-
Novel Tiga Minggu: Larangan Kasmaran saat Penulis Thriller Belajar Cinta
-
Ulasan Novel 'Dark Love', Dunia Remaja dan Fenomena Pacaran yang Kebablasan
-
Ulasan Novel 'Air Mata Bulan', Menghadapi Teror Vampir di Kota Tua
-
Resensi 'Peter dan Kotak Jahit Ajaib': Kebaikan yang Mendatangkan Keajaiban
-
Ulasan Novel Love Scenario: Ketika Pansos Jadi Jalan Pintas untuk Raih Karier Keartisan
Ulasan
-
Menguliti Dilema Moral di Balik Series I Love You My Teacher
-
Review Film Wicked - For Good: Manis Kendatipun Kurang Magis
-
Drama Dunia Gaib yang Menguak Kenyataan Pahit dalam Novel Karya Titah AW
-
Ulasan Film Emergency Declaration: Teror di Langit dan Pertaruhan Nurani
-
Review Film Pesugihan Sate Gagak: Serunya Nonton Trio Kocak, Gokil Banget!
Terkini
-
Solo Activity Bukan Tanda Kesepian, tetapi Bentuk Kemandirian Emosional
-
Sugar Baby: Davina Karamoy Jadi Penggoda, Adipati Dolken Kena Imbasnya
-
25 November Punya Dua Penanda, Guru dan Keberanian Perempuan
-
Guru Sudah Berjuang, Lalu Siapa yang Belum Hadir dalam Pendidikan Kita?
-
The Let Them Theory: Self-Healing untuk Kamu yang Sering Overthinking!