Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Tika Maya Sari
Webtoon Garden of the Dead Flowers (Webtoon/Garden of the Dead Flowers)

Bagi penikmat komik online, tentunya nggak asing dengan aplikasi Webtoon bukan? Nah, di Webtoon tersedia berbagai genre komik yang update setiap harinya. Tidak main-main, komik yang tersedia pun beragam baik made in Indonesia, ataupun komik terjemahan dari situs Naver Korea resmi.

Berbicara soal komik made in Indonesia, ada nih salah satu komik yang epic, dan kece. Komik ini berjudul Garden of Death Flowers yang dikerjakan oleh Sero sebagai author dan juga Corbenyx sebagai animatornya.

Garden of Death Flowers bergenre thriller, dan misteri dengan rating 17+. Meskipun begitu, tema yang diangkat oleh Sero mengerucut pada kasus isekai, atau perpindahan karakter ke masa lalu.

Komik ini mengisahkan tentang Mila sang karakter utama, yang terlempar ke masa lalu gara-gara mengejar seekor kucing hitam. Begitu sampai di masa lalu, Mila justru mendapati fakta mengerikan mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh kakeknya, Wim de Jager yang merupakan keturunan Belanda. Well, Sero memang sengaja menjadikan latar waktu era kolonialisme Belanda pada tahun 1940-an.

Pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi, dan nyaris seluruh korbannya merupakan perempuan keturunan Belanda pula. Mengerikannya lagi, jasad-jasad mereka dikubur di area taman bunga yang Mila sadari sebagai taman bunga yang dirawat sepenuh hati oleh kakeknya sebelum dia mengalami isekai.

Lewat penelusurannya, Mila malah semakin diarahkan pada sederet fakta yang sadis dan plot twist abis. Pasalnya, sang pembunuh bukanlah Wim, melainkan Vincent yakni kembaran Wim. Ditambah lagi, fakta bahwa ibu keduanya yang murni keturunan pribumi dibunuh oleh ayah mereka yang adalah orang Belanda asli dan turut dikubur di taman bunga tersebut.

Yah, intinya ada banyak scene berdarah, hingga scene menegangkan yang sanggup membuat pembaca menjadi was was dan dag dig dug ser. Meski begitu, komik ini juga disisipi oleh scene komedi yang turut mewarnai alur cerita.

Komik ini juga menunjukkan sisi lain zaman kolonialisme. Seperti fakta bahwa pada zaman itu, hanya keturunan Belanda dan pejabat pribumi saja yang boleh menempuh pendidikan. Pun, bahasa yang digunakan di sekolah adalah bahasa Belanda murni. Bahkan, isu rasisme pun digambarkan karena perbedaan ras.

Namun, setelah melalui segala macam plot twist dan scene-scene sadis tadi, komik ini menyajikan happy ending. Yah, seperti harapan netizen. Garden of the Dead Flowers statusnya sudah selesai di Webtoon Indonesia ya. Dan dari segi art, komik ini bukan kaleng-kaleng lho. Jadi, kamu tertarik baca?

Tika Maya Sari