Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Sampul Novel Akar (Goodreads)

Usia remaja hingga fase dewasa awal adalah momen yang sering kali identik dengan masa pencarian jati diri. Ketika pikiran seseorang mulai berani mengkritisi dan menggugat banyak hal dalam hidup, tak jarang fase pencarian tersebut mengantarkannya pada banyak pergulatan batin.

Hal itulah yang dialami oleh Bodhi dalam novel berjudul 'Akar' karya Dee Lestari. Novel ini adalah buku kedua dari serial Supernova yang pertama kali terbit pada tahun 2002.

Bodhi merupakan seorang pemuda tanpa asal-usul yang sejak bayi ditemukan di depan sebuah wihara lalu diasuh oleh biksu.

Menjelang usia 18 tahun, Bodhi pamit kepada biksu yang ia sebut sebagai Guru Liong untuk meniti jalan hidupnya sendiri. Sebab selama berada dalam wihara, alih-alih terdidik menjadi seseorang yang religius dengan ajaran Buddha, Bodhi malah kerap mempertanyakan eksistensi Tuhan dan kepercayaan yang ingin ia yakini.

Setelah keluar dari wihara, Bodhi pun melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Mulai dari Sumatera, Thailand, hingga Vietnam.

Dalam perjalanan tersebut, ia bertemu dengan Tristan, seorang kawan seperjuangannya sebagai backpacker. Ia juga bertemu dengan Kell, seorang tattooist yang mengajarkannya cara membuat tato. Selain itu, ia juga berkenalan dengan seorang gadis Hollywood bernama Star yang berhasil membuatnya jatuh cinta.

Kehadiran orang-orang tersebut tentu membawa makna tersendiri bagi kehidupan Bodhi. Khususnya dalam ranah filosofis dan spiritual.

Di antara hal yang berkesan bagi saya adalah sikap yang dipilih oleh Bodhi untuk lepas dari segala keterikatan dengan hal-hal duniawi. Ia berani untuk pergi, meninggalkan, dan tidak menetap dalam satu tempat.

Responsnya dalam menghadapi pertemuan dan perpisahan bersama orang-orang yang hadir dalam hidupnya juga hal yang begitu menggugah. Saya salut dengan kemampuan Dee Lestari dalam membentuk karakter yang begitu kuat dalam diri Bodhi.

Sisi menarik novel ini tidak hanya berhenti pada pesan moral mengenai makna pencarian jati diri, tapi pembaca juga dimanjakan dengan ide cerita yang orisinil dan anti-mainstream. Siapa sangka, Bodhi yang sekilas lugu dan polos itu ternyata memiliki kekuatan rahasia yang menyerempet ke ranah supranatural.

Meskipun novel ini merupakan serial lanjutan Supernova setelah novel Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, namun konflik yang ada dalam Akar ini seakan terpisah dengan novel pendahulunya.

Satu benang merah yang menghubungkan seri pertama dan seri yang kedua ini barangkali hanya terdapat pada awal-awal bab. Selebihnya, kisah perjalanan Bodhi menjadi sesuatu yang berdiri sendiri.

Secara umum, novel ini sangat menarik dari segala aspek yang telah dipaparkan di atas. Bagi pembaca yang tertarik dengan novel mengenai pencarian jati diri, seri kedua dari Supernova ini adalah salah satu bacaan yang sayang jika dilewatkan!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Akramunnisa Amir