Setiap orang menjalani kehidupan dengan suka dukanya masing-masing. Tak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang senang atau bahagia terus. Suatu waktu, dia akan bersua dengan kejadian yang membuatnya bersedih bahkan menangis.
Hidup itu memang ibarat seperti roda sepeda. Kadang di atas kadang di bawah. Begitulah sifat roda sepeda ketika berputar. Sama seperti kehidupan kita yang kadang sedih kadang bahagia. Yang terpenting bagaimana kita menyikapi hidup ini dengan sabar, ikhlas, tawakal, dan banyak bersyukur.
Bicara tentang warna-warni kehidupan, ada penjelasan menarik yang bisa direnungi dalam buku ‘Ubah Manyun Jadi Senyum’ karya Rindu Haru Maryam (Quanta, Jakarta). Bahwa hidup itu kadang terasa sulit. Ya, itu benar. Tapi kita masih bisa membedakan mana cerita hidup yang memang sulit dan mana yang (jangan-jangan) akibat ulah pikiran dan tindakan kita sendiri.
Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengelaknya, tapi kita bisa belajar dari pengalaman. Kita bisa meningkatkan mood dengan memperbaiki satu atau dua hal kecil. Kita bisa berubah menjadi lebih kuat, lebih siap, dan menjadi lebih keren. Ya, kita bisa berubah menjadi orang yang lebih baik lagi (hlm. 3).
Berbuat baik itu tidak butuh alasan atau menunggu momen-momen tertentu saja. Berbuat baik seyogianya dilakukan secepat mungkin dan bisa dimulai dari hal-hal yang ringan terlebih dahulu. Misalnya, tersenyum dan bersikap ramah ketika bertemu dengan orang-orang, tidak gemar buang sampah sembarangan, dan seterusnya.
Dalam buku ini dijelaskan, cara cepat menjadi orang yang lebih baik adalah dengan melakukan perbuatan baik kepada orang lain sebanyak yang kita bisa tanpa berpikir “mengapa” atau berkata “untuk apa”.
Orang yang baik salah satu tandanya adalah yang gemar melakukan introspeksi diri. Dia tidak senang mencari-cari keburukan atau aib orang lain. Namun dia lebih sibuk memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Jadi, kalau kita ingin menjadi baik, mulai sekarang berhenti berkumpul hanya untuk membicarakan kelemahan orang lain. Karena, hati akan keras, rasa sombong bertambah, dan kita tidak akan pernah tahu alasan mengapa kita selalu gagal untuk mengoreksi diri sendiri (hlm. 40).
Terbitnya buku ini patut diapresiasi dan bisa menjadi salah satu buku motivasi dan inspiratif bagi para pembaca. Selamat membaca dan merenungi makna yang terkandung dalam buku karya Rindu Haru Maryam ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Resensi Buku Mengarang Itu Gampang, Sukses Menulis ala Arswendo Atmowiloto
-
Celoteh Tahun Baru dalam Buku Obrolan Sukab Karya Seno Gumira Ajidarma
-
Tiga Hal Perlu Diperhatikan saat Mendidik Anak, Salah Satunya Buat Dia Aman
-
Kisah-kisah Tragedi Dibalut dengan Komedi dalam Buku Tuhan Tidak Makan Ikan
-
5 Rekomendasi Bacaan Santai Untuk Temani Liburanmu!
Ulasan
-
Review Way Back Love: Romansa Fantasi tentang Berdamai dengan Masa Lalu
-
James Arthur Tak Mau Ditinggal Sang Kekasih dalam Lagu Say You Wont Let Go
-
Wisata Kebun Gowa, Tempat Liburan Affordable Cocok untuk Wisata Keluarga
-
Refleksi Penyesalan dan Retaknya Asmara di Lagu BoyNextDoor '123-78'
-
Review Film Perfect Days: Kebahagiaan Sederhana di Dalam Toilet Umum Tokyo
Terkini
-
Berhenti Produksi, Serial The Wheel of Time Resmi Tutup Kisah di Season 3
-
Resident Evil 5 Dapat Rating Baru, Remaster Diam-diam dari Capcom?
-
Penangkapan Garp Picu Terjadinya Perang Terakhir One Piece, Gimana Bisa?
-
Ironi Perjuangan PSS Sleman, Tetap Turun Kasta Meski Hajar Madura United
-
Diklaim Gabung Buriram United, Shayne Pattynama Ungkap Fakta Mengejutkan