"Kadang-kadang obat dari ketidaknyamanan cuma satu: Ketawain aja" –Teppy
Salah satu wejangan tentang menertawai kehidupan saat hidup terasa nggak baik-baik saja mungkin sudah terdengar klise. Sebagaimana yang diungkap oleh Teppy dalam bukunya yang berjudul 'The Freaky Teppy, Cerita Hidup Penuh Tawa Walau Luka-Luka'.
Tapi, perempuan yang bernama lengkap Stephany Josephine ini memang telah membuktikan pada dirinya sendiri bahwa segalanya akan baik-baik saja pada akhirnya.
Meskipun sebelumnya harus galau, kecewa, merana, hingga patah hati, but everything's okay at the end. Bahkan Teppy bisa menuangkan hal-hal malang yang pernah menimpa dirinya dalam bentuk cerita komedi yang bikin ngakak abis.
Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika membaca buku ini. Untuk ukuran buku non-fiksi yang berisi pengalaman pribadi, buku ini sangat menghibur meski hanya membahas kehidupan sehari-hari Teppy.
Khususnya tentang pengalaman putus cinta kala SMA, masa-masa kuliah dengan berbagai tugas dan skripsi yang merepotkan, kerja part-time sebagai guru TK yang menguras kesabaran, pengalaman magang dengan bos yang menyebalkan, hingga bagaimana Teppy menghadapi beratnya dunia kerja.
Teppy menceritakan pengalamannya dengan amat jujur serta story telling yang enak dibaca. Meskipun buku ini pertama kali terbit pada tahun 2013, tapi humornya masih nyambung dan nggak cringe.
Ibaratnya nih, kalau kamu pernah ketawa gara-gara nonton stand up comedy, kamu juga nggak bakal berhenti terpingkal saat menyimak Teppy yang lagi melawak di buku ini. Sekali membaca buku ini akan sulit untuk berhenti hingga halaman terakhir karena nggak bosenin.
Teppy sangat jujur dalam mengungkap tentang dirinya sendiri, sehingga hal tersebut kesannya malah malu-maluin. Tapi salut sih dengan kejujuran Teppy yang bisa menertawakan dirinya sendiri dan menjadikan ujian hidup yang pernah menimpanya sebagai bahan bercandaan.
Selain bikin ngakak, buku ini juga tetap menginspirasi. Bagian yang saya suka adalah saat membaca kisah Teppy yang baru putus dengan mantannya. Alih-alih terus bersedih dan jadi drama-queen, Teppy malah belajar banyak dari pengalaman pahitnya tersebut.
Salah satunya adalah mencari distraksi pasca putus dengan kegiatan yang bermanfaat. Kalau versi Teppy, saat itu ia membuat buku kumpulan quote dari berbagai bacaan yang ia peroleh dan menulis ulang dalam bukunya sendiri.
"What a cool idea to collect great words from great people around the world"
(hal. 41)
Distraksi berupa kegiatan di atas membuat pikirannya sibuk dan lebih produktif sehingga episode kesedihan yang ia alami bisa menjadi semakin singkat.
Meskipun putus cinta itu memang nggak mengenakkan, tapi paling tidak, mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat pasca galau itu bisa membuat kita lebih mengenal diri sendiri. Kalau kata Teppy sih, "at first, we need a distraction, but often times, we ended up finding ourselves."
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Cuan Lewat Hobi Menulis di Buku 'Gampang Cari Uang dengan Menulis Opini'
-
Ulasan Buku Living With Purpose, Menjalani Karier Sesuai Nilai Kehidupan
-
Ulasan Buku 'Bacakilat', Teknik Membaca 1 Detik dalam Setiap Halaman
-
Ulasan Buku Quanta Cinta, Mengubah Cinta Menjadi Energi Tak Terbatas
-
Ulasan Buku Ketika Cinta Harus Pergi, Kiat Move-On Menghadapi Perpisahan
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Meditations Karya Marcus Aurelius: Kaya akan Perenungan!
-
Menggali Filosofi Hidup Bruce Lee Melalui Buku Be Water, My Friend
-
Novel Rahasia Salinem, Menguak Kehidupan Abdi Dalem di Keluarga Bangsawan
-
Ulasan Buku Stasiun Pelangi, Ajarkan tentang Sistem Transportasi Masa Silam
-
Ulasan Buku Laundry Hati, Pentingnya Menjaga Hati dari Sifat Iri Dengki
Ulasan
-
Review Drama Good Boy: Ketika Mantan Atlet 'Babak Belur' Ungkap Kejahatan
-
Ulasan Novel Don't Let Go: Permainan Takdir yang Tidak Masuk Akal
-
Ulasan To Live, Novel Karya Yu Hua yang Ajarkan Arti Keberuntungan Sebenarnya
-
Ulasan Novel The Labyrinth House Murders: Kejutan di Balik Rumah Labirin
-
3 Rekomendasi Novel China Menelusuri Makna Keberuntungan yang Tak Terduga
Terkini
-
Pajak UMKM Digital: Negara Sigap Memungut, tapi Lupa Melindungi
-
Bintang Timnas Indonesia U-23, Yardan Yafi Akui Idolakan Bambang Pamungkas
-
Thailand Jadi Ujian Berat, Timnas Indonesia U-23 Harus Antisipasi Tiga Hal Ini
-
Futsal: Menempa Karakter, Memanusiakan Manusia di Era Digital
-
Filosofi Stoa: Seni Mengelola Emosi dalam Futsal