Terdapat 14 judul dalam buku kumpulan cerpen Aisyah di Balik Tirai Jendela ini. Semuanya ditulis oleh penulis kawakan dengan segudang pengalaman dan prestasi. Mereka adalah Hamsad Rangkuti, K. Usman, Titie Said, Sugiono MP., Andy Wasis, Mutiah Alhasany, Purhendi, Rahmat Ali, Lilimunir C., Koko P. Bhairawa, Anna Mariana Massie, Aam Malia, Idris Pasaribu, dan Mikael Haekal.
Dua cerpen karya mereka menyinggung soal pencarian jodoh. Yakni Aisyah di Balik Tirai Jendela karya Hamsad Rangkuti dan Lelaki yang Mencari Tulang Rusuknya karya K. Usman.
Cerpen Aisyah di Balik Tirai Jendela mengisahkan kisah cinta antara Taib dan Aisyah. Hingga ibunya meninggal dunia, Taib belum juga berkenan menikahi gadis pujaannya. Meski sejumlah saudaranya sudah mengingatkan dan menasihati Taib, ia tetap sibuk bekerja dan tinggal di tengah hutan.
Sementara Aisyah selalu menunggu kedatangan Taib. Menunggu kepastian dari Taib, serta menunggu dilamar. Sekian waktu, dari balik tirai jendela kamarnya, Aisyah selalu menanti kepulangan Taib ke kampung halamannya. Matanya selalu awas kepada setiap laki-laki yang melewati depan rumahnya. Dan ia sangat gembira jika laki-laki yang lewat adalah Taib.
Suatu waktu laki-laki bertubuh kurus yang lebih memilih menggarap ladang baru di tengah hutan itu datang untuk menghadiri acara kenduri sedekahan keempat puluh hari meninggalnya ibu Taib. Dari tengah hutan, ia membawa mentimun, pepaya, labu, pisang, daun nasi, kelapa, juga rambutan.
Saat hendak pulang, Taib diingatkan lagi untuk tinggal bersama saudara-saudaranya di kampung. Namun, ia teguh pendirian.
"Sudahlah! Jangan pertengkarkan jodohku malam ini. Biarkan aku tak beristri sampai tua!"
"Tetapi, Aisyah cinta kepadamu."
"Omong kosong! Kalau dia cinta kepadaku, dia seharusnya mau hidup bersamaku. Di perladangan baru di tengah hutan itu tidak ada hal yang dikhawatirkan. Dan bukan aku seorang diri yang hidup di sana. Banyak orang seperti aku. Hidup bersama keluarga membuka hutan. Mengapa mesti orang luar pulau ini saja yang mau membuka hutan sebagai petani. Mengapa kita tidak? Kita keliru selama ini." (Halaman 10).
Inilah pesan yang ingin disampaikan oleh si pengarang cerpen, Taib rela tinggal di tengah hutan untuk membabat ladang baru agar tidak didahului oleh orang luar pulau. Ia tunjukkan bahwa ia juga sangat berhak membuka lahan pertanian di sana.
Sementara cerpen Lelaki yang Mencari Tulang Rusuknya karya K. Usman, mengisahkan si Sulung yang mempunyai 3 adik perempuan. Demi menyukseskan adik-adik perempuannya hingga lulus kuliah dan menikah, ia lupa mengurus dirinya sendiri untuk menikah.
Setelah menikah, ketiga adik perempuannya tinggal bersama suami masing-masing. Tinggallah di rumah warisan itu, hanya si Sulung dan ibunya yang sudah renta. Setiap malam ibunya menanyakan kapan si Sulung menikah. Maka, pada malam-malam berikutnya ia selalu keluar rumah dengan pamitan untuk mencari tulang rusuk.
"Setiap malam Kakak meninggalkan rumah, ke mana, sih?" tanya Kemala suatu pagi, sebelum si Sulung ke kantor.
"Kau belum tahu Kakak pergi ke mana setiap malam?" si Sulung balik bertanya.
"Ya, belum. Ke mana Kakak pergi?" desak Kemala.
"Aku mencari tulang rusukku." (Halaman 79).
Begitulah, si Sulung terus mencari tulang rusuknya setiap malam, hingga ia disusul oleh adiknya, Minah, untuk segera pulang sebab ibunya telah menutup mata.
Si Sulung memanggil Ibu sambil memeluk jasad yang mulai dingin itu. Tetapi, si Ibu telah diam membisu. Si Ibu tidak akan pernah lagi menuntut menantu dari si Sulung yang masih terus mencari tulang rusuknya.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Aisyah di Balik Tirai Jendela
Penulis: Hamsad Rangkuti, dkk.
Penerbit: Bestari (Anggota IKAPI)
Cetakan: I, April 2006
Tebal: 160 Halaman
ISBN: 979-25-7670-3
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Temukan Potensi Diri dan Kekuatan Pikiran dalam Buku Mind Power Skills
-
Ulasan Buku Memaknai Jihad, Mengenal Pemikiran Prof. Dr. KH. Quraish Shihab
-
Cinta Datang dari Ranum Buah Mangga dalam Buku Kata-Kata Senyap
-
Proses Perubahan Ulat Menjadi Kupu-Kupu dalam Buku Metamorfosis Sempurna
-
Kritik Tajam tapi Santai dalam Buku Kumpulan Cerpen Jreng Karya Putu Wijaya
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Three Days to Remember: Tentang Hati yang Mau Menerima Kembali
-
Ulasan Novel 'Art of Curse', Petualangan Membasmi Kutukan Berbahaya
-
Dari Perpustakaan Keliling ke Gerakan Literasi: Perjalanan Busa Pustaka Nyalakan Harapan Lewat Buku
-
Arti Cinta dan Kehilangan di Novel The Miraculous Journey of Edward Tulane
-
Menyoal Cinta Sepihak dalam Intoxicating Love: Romantis atau Problematis?
Ulasan
-
Review My Neighbor Totoro: Perihal Makhluk Ajaib, Harapan, dan Alam
-
Ulasan Novel Three Days to Remember: Tentang Hati yang Mau Menerima Kembali
-
Review Film The Green Mile: Jalan Sunyi Menuju Keadilan yang Gelap Gulita
-
Ulasan Novel 'Art of Curse', Petualangan Membasmi Kutukan Berbahaya
-
Review Film G20: Aksi Heroik di Tengah Diplomasi dan Krisis Global
Terkini
-
Modal Impor Mahal, Harga Jual Naik: Apakah Daya Beli Konsumen Stabil?
-
Dijuluki The Red Hair Guy, Heeseung ENHYPEN Tampil Membara di Coachella
-
Serial Harry Potter Resmi Umumkan Jajaran Pemain, Diisi Wajah-Wajah Baru
-
Tak Hanya One Piece, Ini 4 Anime Populer dengan Jumlah Episode Terbanyak
-
5 Drama Korea dengan Peran Sebagai Artis, Ada Celebrity dan Shooting Stars!