Elena Ferrante, penulis jenius asal Napoli, Italia terkenal dengan karyanya yang memang berfokus pada perjalanan hidup perempuan yang pelik.
Tahun lalu, salah satu bukunya My Brilliant Friend menduduki posisi pertama dalam Best Books of the 21st Century menurut The New York Times Book.
Saya mencoba mencicipi karya Ferrante yang lain yang tidak kalah bagus dan indah dalam menceritakan kisah hidup perempuan.
Novel sepanjang 188 halaman ini cukup menguras habis emosi saya.
Di awal buku kita akan disuguhkan dengan kisah Olga yang ditinggalkan oleh suaminya tanpa sebab.
Dengan tulisan cantik khas Ferrante, saya seolah benar-benar dapat merasakan abandonment yang dialami Olga.
Setelah melewati prolog yang cukup menguras, terkuak sudah alasan sang suami meninggalkan Olga, seorang istri dan ibu setengah baya, terjerumus ke dalam kehancuran setelah suaminya meninggalkannya demi seorang wanita yang lebih muda.
Novel ini mengisahkan sisi lain dari indahnya masa-masa perjalanan seorang wanita seperti yang sering Ferrante ceritakan dalam beberapa bukunya.
Dengan narasi yang blak-blakan, Olga seolah menyampaikan segalanya dengan jujur, atau seakan kita dapat berandai-andai menjadi Olga dan terjun langsung dalam pemikiran-pemikirannya.
Perlahan, kita bisa mulai melihat perkembangan dalam diri Olga seiring memuncaknya rasa frustasi yang ia alami.
Wanita yang tenang dan kalem di awal novel tidak bisa lagi berpikir jernih.
Olga mulai kesulitan untuk dapat mengingat detail-detail kecil dalam kesehariannya, seperti lupa apakah dia sudah mematikan kompor atau belum.
Rasa frustasi yang dia rasakan memuncak, dan Olga melampiaskannya pada kedua anak dan anjingnya.
Olga has gone into madness. Ferrante dalam The Days of Abandonment berani mengungkapkan perasaan-perasaan perempuan yang seringkali dianggap tabu.
Seperti tuntutan-tuntutan yang dibebankan pada perempuan yang berdasarkan pada norma dan tradisi dalam perjalanan Olga menjadi seorang ibu yang sempurna.
Novel ini membuat saya mengerti dan mempelajari banyak hal tentang perasaan perempuan dari berbagai latar belakang dalam bergulat dengan perasaan mereka sendiri.
Dalam novelnya kali ini Ferrante seolah berbicara pada pembaca, bahwa seorang ibu adalah seorang perempuan yang juga tidak sempurna dan melakukan kesalahan.
Novel jenius karya Ferrante ini telah mendapatkan adaptasi dengan judul yang sama The Days of Abandonment, atau dikenal juga dengan judul aslinya I giorni dell'abbandono dan disutradarai oleh Roberto Faenza pada tahun 2005.
Meskipun tidak mendapatkan rating yang sangat tinggi melalui filmnya, karya Ferrante tetap menjadi primadona di kalangan penggemar karena tulisannya yang cantik dan menyentuh.
Untuk kalian penggemar cerita yang mengupas pengalaman hidup secara mendalam, novel ini sangat cocok untuk dibaca.
Lewat narasi yang indah dan poetic, buku ini tidak akan membuat pembacanya bosan dan tetap tertarik untuk mengupas perjalanan Olga dengan anak-anaknya.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Ulasan Novel If at First: Misteri Kelam Kehidupan Masyarakat Kelas Atas
-
Membentuk Perubahan dari Kebiasaan Kecil, Belajar dari Buku Atomic Habits
-
Ketika Siswi Populer Ditemukan Meninggal dalam Novel They All Had A Reason
Ulasan
-
Ulasan Film Hereditary, Kisah Keluarga Diteror Perjanjian Nenek Moyang
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Langgam 'Kuncung' Didi Kempot, Kesederhanaan Hidup yang Kini Dirindukan
-
Review Anime Madome, Raja Iblis Jatuh Cinta Pada Budak Elf
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
Terkini
-
BAC 2025: Tiga Ganda Campuran Indonesia Amankan Tiket Babak Kedua
-
Blunder Fatal Yaman Antar Timnas Indonesia U-17 Pesta Gol: Ini Analisis Lengkapnya!
-
Nova Arianto Capai Tonggak Sejarah Baru, Bukti Nyata Talenta Pelatih Lokal?
-
Kim Soo-hyun Kembali Bantah Tuduhan Pedofilia kepada Kim Sae-ron
-
Dari Ratu Rom-Com ke Horor, Kim Hye Yoon Digaet Bintangi Film Salmokji