Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Akramunnisa Amir
Sampul Buku Antara Birth, Challange, & Death (Instagram/andickhart)

Usia 28 tahun seharusnya masa-masa ketika seseorang sedang berjuang dalam meniti karier. Namun bagi Andhika Hartawan, masa tersebut justru ia habiskan di rumah sakit untuk berjuang melawan kanker stadium empat yang nyaris merenggut nyatanya.

Hal tersebut kemudian ia tuangkan dalam buku berjudul 'Antara Birth, Challange, & Death'  (ABCD). Bersama Stella Olivia, Andhika yang merupakan seorang penyintas kanker ini berkolaborasi dalam menuangkan kisah nyatanya selama divonis menderita penyakit mematikan tersebut.

Saat pertama kali mengetahui vonis mengenai kanker kelenjar getah bening pada tahun 2018, ia sudah berada dalam fase stadium akhir. Bisa dibilang, harapan hidup untuk penderita kanker di stadium tersebut amat tipis.

Berkali-kali Andhika jatuh bangun dalam mempertahankan keyakinannya agar bisa sembuh. Selama menjalani pengobatan dan rangkaian kemoterapi di Malaysia, ia menjalani hidup selayaknya roller-coaster yang menarik dan menghempasnya berkali-kali.

Andhika merasakan kesakitan yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Bahkan sesaat setelah kometerapi yang kedua, ia nyaris menyerah dan ingin mati saja.

Tapi ia terus bangkit di tengah keterpurukan tersebut. Ia juga menemukan support system yang begitu solid dalam mendukungnya agar tetap semangat untuk sembuh.

Lalu setelah kemoterapi yang keempat, ia seolah menemukan keajaiban ketika dokter mengatakan bahwa proses kemo yang telah ia jalani berhasil menghilangkan seluruh sel kanker yang ada dalam tubuhnya.

Secara umum, bagi saya buku ini sangat inspirasi. Melalui perjuangannya melawan kanker, Andhika memberikan pesan kepada seluruh pembaca agar tetap memiliki harapan meski kita sedang berada di titik terendah.

"Tuhan yang memberimu makan belasan tahun lalu adalah Tuhan yang sama yang akan memelihara hidupmu hari ini dan selamanya" (hal. 13)

Lewat buku ini, Andhika juga mengajarkan tentang betapa berharganya waktu dan kesempatan hidup yang kita miliki. Jika saat ini kita sedang diberi ujian yang berat oleh Tuhan, paling tidak, hari ini kita masih hidup tanpa kekurangan fisik apapun untuk tetap berusaha mencari jalan keluar.

Seringkali, waktu dan kesehatan itu adalah dua hal yang kerap diabaikan oleh banyak orang. Terkadang kita dibutakan oleh keinginan dan terlalu banyak tuntutan terhadap kehidupan, sehingga mengabaikan 2 hal berharga yang sudah kita miliki, yakni waktu luang dan tubuh yang sehat.

Padahal, jika kita ingin mengetahui arti dari waktu satu hari, tanyakanlah pada penderita kanker tentang bagaimana waktu sehari itu sungguh berharga bagi mereka.

Jadi, bagi kamu yang saat ini sedang dalam kondisi terpuruk, entah karena sedang menderita sebuah penyakit yang berat, atau memiliki masalah hidup yang rasanya sulit untuk ditanggung, saya sangat merekomendasikan buku ini sebagai bacaan yang semoga bisa menginpirasi!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Akramunnisa Amir