Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Della Dwi Saputri
Poster film Home Sweet Loan (IMDb)

Home Sweet Loan’ adalah sebuah film drama komedi yang tayang perdana pada September tahun lalu. Hadir kembali dalam kemasan streaming, ‘Home Sweet Loan’ bisa disaksikan kembali melalui Netflix. 

Diangkat dari novel populer karya Almira Bastari dan disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie, ‘Home Sweet Loan’ mengangkat isu mengenai sandwich generation yang berjuang mencari rumah sendiri. 

Kaluna, diperankan oleh Yunita Siregar adalah perempuan pekerja keras yang masih tinggal bersama dengan orang tua dan dua kakaknya yang sudah menikah. 

Demi memperoleh kebebasan dan kenyamanan, Kaluna bercita-cita untuk memiliki rumah sendiri. Namun, dalam mewujudkan mimpi tersebut tidaklah mudah. Sebagai sandwich generation, Kaluna terjebak di antara mengejar mimpi atau membantu keluarga yang masih bergantung kepadanya. 

Di tengah usahanya tersebut, Kaluna dihadapkan pada sebuah pilihan yaitu mengejar impiannya atau mengorbankan mimpinya demi keluarga?

Review Film ‘Home Sweet Loan’

Menonton ‘Home Sweet Loan’ rasanya seperti berkaca, Sabrina Rochelle Kalangie berhasil menggambarkan pergulatan batin kaum menengah dengan gaji yang pas-pasan dengan sangat akurat. 

Hidup di tengah keluarga yang ramai, Kaluna dianggap memiliki beban paling ringan lantaran masih lajang. Meskipun gak pernah dijelaskan dengan gamblang, tapi beberapa dialog tersirat beberapa karakter menjelaskan segalanya. 

Kaluna sebagai protagonis utama dengan keinginannya memiliki rumah sendiri dengan alasan bebas dari keluarga yang alih-alih mendukung, malah jadi benalu.

Dengan durasi hampir dua jam, ‘Home Sweet Loan’ berhasil mengemas kisah Kaluna dengan alur cerita yang dinamis dan penuh humor. Film ini mengemas realita dengan sentuhan komedi yang ringan, namun tetap penuh makna di setiap momennya. 

Isu-isu sosial yang diangkat juga cukup kompleks dan tersampaikan dengan baik seperti masalah dalam keluarga, tekanan hidup, dan kesetiaan sahabat. 

Setiap problem ini berhasil mengembangkan alur cerita ‘Home Sweet Loan’ dengan baik, kita sebagai penonton bisa dibuat paham dengan segala keputusan yang diambil Kaluna. Rasanya, kayak relate saja dan make sense dengan kehidupan Kaluna dan segala strugglenya. 

Selanjutnya, setiap adegan juga terasa penting ke alur cerita gak buang-buang waktu. Tiap momen yang ditampilkan di ‘Home Sweet Loan’ tuh rasanya kayak manusia, mulai dari checkout barang online, iklan spotify, kopekin bibir dan banyak lagi. 

Satu lagi adegan yang saja suka adalah analogi keong sedari awal cerita. Mulai dari yang hilang, kemudian ditemukan Kaluna, sampai akhirnya si keong ini nemu rumah baru. Seolah menggambarkan kehidupan Kaluna sendiri. 

Gak hanya dari segi alur, ‘Home Sweet Loan’ juga menyajikan visual dan scoring yang cukup bagus, terutama pemilihan soundtrack yang mendukung suasana dengan sangat baik. 

Satu hal yang rasanya kurang dari ‘Home Sweet Loan’, endingnya terasa kurang gong dan agak buru-buru. Kehidupan cinta Kaluna yang tiba-tiba disorot dan berjalan mulus jadi terkesan agak dipaksakan.

Secara keseluruhan, ‘Home Sweet Loan’ adalah film yang solid, relatable bagi generasi sandwich yang juga tengah berjuang. Secara pribadi, saya memberikan rating 8.7/10 untuk film ini, sangat recommended!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Della Dwi Saputri