Entah kenapa, saat hujan turun segala momen berlalu dengan lebih dramatis. Nggak percaya? Coba deh kamu mengingat beberapa momen berkesan yang pernah terjadi di hidupmu bertepatan dengan saat turunnya hujan. Hal tersebut biasanya lebih mudah diingat dibanding momen-momen yang terjadi pada hari-hari biasa, kan?
Setidaknya itu yang saya rasakan. Bagi seseorang yang memang menyukai suasana saat hujan turun, momen tersebut rasanya mampu mendatangkan efek relaksasi. Menikmati hujan sambil ditemani dengan buku favorit adalah salah satu hal yang menyenangkan.
Bagi kamu yang juga menyukai hal demikian, ada salah satu rekomendasi buku yang cocok untuk menemani suasana tersebut. Yakni buku berjudul 'Story for Rainy Days' karya Naela Ali. Adapun kali ini, saya membahas volume kedua dari buku seri tersebut.
Terkhusus untuk volume kedua ini, Stories for Rainy Days membahas berbagai curahan hati Naela Ali terkait kenangan dan momen manis yang ia habiskan bersama orang-orang yang dicintai.
Meskipun nggak semua hal yang dituliskan adalah momen manis dalam artian yang sebenarnya. Sebab, pada suatu titik, Naela Ali mengungkap pengalamannya saat hubungan bersama kekasihnya harus berakhir.
Tentu saja hal tersebut terasa menyakitkan. Tapi alih-alih bersedih, Naela memberikan sebuah sudut padang yang baru. Bahwa kita bisa kok memandang perpisahan tersebut sebagai sesuatu yang membuat kita belajar banyak hal dibanding terus bersedih karena merasa kehilangan.
"I let them broke it and let them played with it. I broke deeply. But one thing I never let them was to kill me. Those wounds didn't kill me yet it only made me stronger"
(hal. 4)
Pada halaman-halaman berikutnya, kita akan diajak untuk menyelami pemikiran Naela tentang bagaimana ia menghargai seluruh momen yang pernah ia habiskan bersama orang yang dicintai.
Meskipun berpisah, tapi keseluruhan momen manis tersebut adalah hal yang pernah membahagiakan baginya.
Selain menulis tentang kenangan bersama orang yang dicintai bertepatan dengan saat turunnya hujan, Naela Ali juga membagikan beberapa hal yang membuatnya bahagia. Seperti rumah yang dipenuhi dengan buku, lagu favorit, hingga cerita tentang kucing kesayangan.
Intinya, buku ini adalah tipe buku yang menghangatkan hati. Saya juga suka gambar ilustrasi karya Naela Ali yang semakin menambah estetik setiap halaman bukunya.
Meskipun ditulis dalam format bahasa Inggris, namun cara penyampaiannya mudah dipahami tapi tetap puitis.
Jadi, bagi kamu yang butuh comfort book untuk menemani waktu bersantai kala hujan turun, Stories for Rainy Days Volume II bisa menjadi bacaan yang menghangatkan harimu!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
-
Tidak Ada Buku di Rumah Anggota DPR: Sebuah Ironi Kosongnya Intelektualitas
-
Intelijen Dunia Maya: Upaya Netizen Indonesia dalam Menjaga Demokrasi
-
Ulasan Buku Wise Words for Smart Women, 100 Motivasi untuk Perempuan Cerdas
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel All In: Kasus Pembunuhan Berantai yang Unik dan Misterius
-
Novel Melbourne Wedding Marathon, Kencan Palsu yang Berujung Menjadi Kenyataan
-
Hujan-hujanan Tunggu Gibran, Warga Samarinda Kecewa Cuma Dapat Buku: Dulu Jokowi Kasih Uang!
-
Novel Stories We Never Tell: Kisah di Balik Kehidupan Sempurna Media Sosial
-
Ulasan Buku Momwriter's Diary, Jadi Ibu Berdaya sekaligus Penulis Produktif
Ulasan
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
Terkini
-
Sinopsis Film Horor Getih Ireng: Teror Santet yang Bikin Merinding!
-
Kualifikasi AFC U-23 dan 2 Kaki Timnas Indonesia yang Berdiri Saling Menjauhkan
-
Anchor Bikin Candu: Posisi Idaman dalam Futsal
-
Liburan ala Gen Z di Jogja: 6 Spot Hits yang Wajib Masuk Itinerary
-
Pembongkaran Parkiran Abu Bakar Ali: Antara Penataan Malioboro dan Nasib Masyarakat