Jamal Ma’mur Asmani, Wakil Ketua PCNU Pati dan Direktur Lembaga Studi Kitab Kuning (LESKA), menyajikan buku Berguru pada Imam Syafi’i, yang mengulas pemikiran dan perjalanan intelektual salah satu ulama besar dalam sejarah Islam. Imam Syafi’i dihormati oleh banyak kalangan, baik Ahlul Hadits maupun Ahlul Ra’yi, atas kontribusinya dalam pengembangan fiqh.
Buku ini menawarkan biografi lengkap Imam Syafi’i, mulai dari perjalanan intelektual hingga wafatnya, serta bagaimana beliau membangun sistem fiqh yang tetap relevan hingga kini. Tema utama buku ini adalah pencapaian ilmiah Imam Syafi’i melalui penelitian matang dan metode berpikir yang berkelanjutan, yang memberikan pencerahan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Di samping itu, buku ini menekankan pentingnya penelitian dalam membangun peradaban.
Gaya penulisan Jamal Ma’mur Asmani lugas namun mendalam, dengan bahasa yang mudah dipahami namun penuh makna. Pembaca akan dimudahkan memahami kompleksitas pemikiran Imam Syafi’i, meskipun buku ini sarat dengan informasi historis dan ilmiah. Penulis berhasil menjaga gaya bahasa yang segar dan tidak monoton, menjadikan buku ini menarik untuk dibaca. Lebih dari itu, penulis juga menghubungkan pemikiran Imam Syafi’i dengan isu-isu kontemporer, membuat buku ini sangat relevan bagi pembaca masa kini.
Keunggulan utama buku ini adalah kemampuannya menyampaikan pemikiran Imam Syafi’i dengan cara yang jelas namun mendalam. Penulis memperkenalkan metode induktif (istiqra’) yang dipelopori Imam Syafi’i, memberikan perspektif baru mengenai penelitian dalam Islam. Buku ini juga mengajak pembaca untuk memahami relevansi fiqh dalam menghadapi tantangan sosial dan ilmiah di masa sekarang.
Namun, Berguru pada Imam Syafi’i juga memiliki kekurangan dalampenggambaran sisi kehidupan pribadi Imam Syafi’i. Meskipun biografinya cukup mendalam, kehidupan sehari-hari beliau kurang dieksplorasi. Pendekatan naratif yang lebih hidup bisa membuat buku ini lebih inspiratif bagi pembaca.
Meski diterbitkan pada 2016, pemikiran Imam Syafi’i tetap relevan hingga kini, terutama dalam fiqh dan metodologi ilmiah Islam. Buku ini tidak hanya mengulas fiqh klasik, tetapi juga memberikan wawasan aplikatif untuk menghadapi tantangan sosial, ilmiah, dan intelektual masa kini.
Salah satu kutipan yang sangat berkesan dalam buku ini adalah, "Belajarlah, karena tidak ada seorang pun yang dilahirkan dengan ilmu. Orang yang berilmu tidak sama dengan mereka yang bodoh. Bahkan, para pembesar pun, jika tidak berilmu, akan dipandang rendah saat berada di tengah orang-orang. Sebaliknya, orang yang berilmu akan dihormati dan dihargai, meskipun dalam perkumpulan besar." (halaman 54). Kutipan ini menegaskan bahwa ilmu adalah sumber kemuliaan. Tanpa ilmu, kedudukan seseorang akan terpinggirkan, sementara orang yang berilmu akan dihormati, meskipun berasal dari latar belakang sederhana.
Secara keseluruhan, Berguru pada Imam Syafi’i, sangat berguna bagi siapa saja yang tertarik pada sejarah Islam, fiqh, atau metodologi ilmiah. Berguru pada Imam Syafi’i memberikan wawasan mendalam tentang pemikiran Imam Syafi’i dan relevansinya dengan tantangan zaman sekarang, terutama bagi mereka yang ingin memahami kontribusinya dalam perkembangan fiqh.
Semoga buku ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat, memperkaya wawasan kita, dan menginspirasi kita untuk lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan zaman serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Identitas Buku
Judul Buku: Berguru pada Imam Syafi’i
Penulis: Jamal Ma’mur Asmani
Penerbit: Aswaja Pressindo
Tahun Terbit: 1 September 2016
Jumlah Halaman: x + 142 halaman
Ukuran Buku: 14 x 20 cm
ISBN: 978-602-6791-76-4
Tag
Baca Juga
-
Menghidupkan Kembali Gagasan Tjokroaminoto dalam Buku Mikael Marasabessy
-
Kartini di Antara Teks dan Tafsir: Membaca Ulang Emansipasi Lewat Tiga Buku
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
-
Tahajud yang Menyembuhkan: Sinergi Ibadah dan Ikhtiar untuk Kesembuhan
-
Di Balik Humor Abu Nawas: Kontroversi dan Refleksi Sosial dalam Ajarannya
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Rumah Tangga itu Rumit, kalau Sederhana ya Rumah Makan'
-
Ulasan Novel Confessions, Menguak Sisi Gelap Kehidupan Manusia
-
Review Novel 'Love on the Second Read': Antara Cinta dan Kolaborasi Profesi
-
Ulasan Buku Dreamlet: Sang Penjaga Mimpi, Makhluk Kecil dalam Benak Manusia
-
Ulasan Buku Revolusi Keuangan Total, 3 Langkah Perbaiki Kondisi Finansial
Ulasan
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
Terkini
-
Rekap Perempat Final Indonesia Open 2025: Dua Wakil Indonesia ke Semifinal
-
7 Film Animasi Keluarga yang Seru dan Menghangatkan Hati di Disney+ Hotstar
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3