Sejak Steve Rogers (Chris Evans) pensiun dan menyerahkan perisai ikoniknya pada Sam Wilson (Anthony Mackie) di akhir Film Avengers: Endgame (2019), Marvel Cinematic Universe (MCU) seakan-akan menghadapi dilema besar: Bisa nggak Captain America versi Sam Wilson diterima para penonton?
Jawabannya memang nggak sesederhana itu. Setelah Series The Falcon and the Winter Soldier (2021) membangun perjalanan Sam dalam menerima identitas barunya, kini dia resmi memimpin film solonya dalam ‘Captain America: Brave New World’.
Sinopsis Film Captain America: Brave New World
Setelah Steve Rogers pensiun, Sam Wilson (Anthony Mackie) resmi jadi Captain America. Namun, mengemban tanggung jawab sebesar ini bukan perkara mudah, terutama ketika dunia menghadapi ancaman global baru yang mengguncang stabilitas dunia.
Presiden AS yang baru, Thaddeus Ross (Harrison Ford), meminta bantuan Sam untuk menghadapi kelompok jahat yang berencana menghancurkan dunia. Di tengah kebimbangannya dalam mengambil alih peran ikonik ini, Sam harus menghadapi musuh lama dan baru.
Dengan sekutu lama seperti Joaquin Torres (Danny Ramirez) dan Isaiah Bradley (Carl Lumbly), serta karakter baru, Sam harus menemukan kekuatan dalam dirinya untuk membuktikan bahwa dia bukan hanya penerus Steve Rogers, tapi juga Captain America yang dibutuhkan dunia saat ini.
Dan dunia akhirnya melihat itu, ketika Sam harus melawan Thaddeus Ross yang menjelma menjadi Red Hulk.
Apakah Film Captain America: Brave New World Masih Setengah Hati?
Ketika Steve Rogers pertama kali diperkenalkan dalam Captain America: The First Avenger (2011), dia langsung dibiarkan berdiri sendiri sebagai pahlawan. Memang ada Peggy Carter dan Bucky Barnes sebagai pendukung cerita, tapi mereka bukan sidekick dalam arti superhero. Steve benar-benar jadi sorotan utama.
Sementara itu, dalam Film Captain America: Brave New World, Marvel menghadirkan karakter Joaquin Torres (Danny Ramirez), yang jelas banget bakal jadi sosok Falcon baru. Kehadiran Torres sebagai Falcon baru (di masa mendatang) bisa jadi semacam “pengaman” untuk memastikan ada karakter lain yang bisa menarik perhatian penonton. Mungkin ya.
Marvel ingin membangun generasi baru secara bertahap?
Saat ini MCU sedang memasuki masa transisi setelah banyak karakter utama dari Infinity Saga pensiun atau gugur.
Hawkeye digantikan Kate Bishop, Black Widow oleh Yelena Belova. Dengan memperkenalkan Falcon baru, Marvel mungkin ingin memperluas dunia Captain America.
Sebagai bagian dari Fase 5 MCU, ‘Brave New World’, seharusnya jadi titik balik Marvel setelah beberapa film terakhir mereka kurang sukses. Namun, untuk yang kali ini hasilnya masih dibilang kurang memuaskan dan jauh dari kata sukses.
Ya, film yang disutradarai Julius Onah, sebelumnya pernah menggarap ‘Luce’ (2019), meski Julius Onah punya pengalaman dalam drama dan thriller, gaya penyutradaraan dan pendekatannya dalam film ini masih jauh dari spektakuler.
Jujurly, nonton ini kayak lagi nonton sekuel Film The Incredible Hulk, dan sebenarnya itu bagus. Kenapa? Karena ada tali-temali yang selama ini nggak jelas, jadi ada ikatan dalam kesinambungan film-film Marvel selama ini. Sayangnya, penampilan Red Hulk yang cuma sebentar, dan eksekusi akhir dalam penyelesaian konfliknya cuma begitu doang, yang (masih juga) mengandalkan (kata-kata) ketimbang aksi untuk meredam konflik, bikin film ini terasa biasa saja. Belum lagi urusan visualnya yang menurutku belum ada perbedaan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya, jadi aku cuma bisa bilangini film seru doang.
Skor: 2,5/5
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Review Series One Night in Idaho: Dokumenter True Crime Menolak Eksploitasi
-
Review Film The Sound: Jerit Horor yang Kehilangan Gaungnya
-
Review Film Assalamualaikum Baitullah: Menyentuh dan Bikin Rindu Tanah Suci
-
Review Film Before We Forget: Menyulam Ingatan yang Nggak Pernah Terucap
-
Review Film The Gold Rush: Charlie Chaplin dan Sepatu yang Dimakan
Artikel Terkait
-
Ketika Hidup Tak Sesuai Rencana dalam Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Firdaus Oiwobo Maju Caketum PARFI, Warganet: Dihujat Tidak Tumbang, Dipuji Tidak Pernah
-
Dari Taiwan ke Korea, Begini Bocoran Terbaru Film 'You Are the Apple of My Eye'!
-
Review I'm Not a Robot: Saat Captcha Bikin Kita Ragu, Aku Manusia atau Bot?
Ulasan
-
Ulasan Novel The Princes Escape: Terkadang Kuat Tak Harus Berdiri Tegak
-
Bukan Cuma tentang Restu, Ini Makna Lain di Balik Lagu 'Rude' oleh Magic!
-
Review Polite Society, Hubungan Adik-Kakak dengan Komedi dan Aksi Silat
-
Ulasan Buku Kinar & Poco: Kisah Hangat Persahabatan Anak dan Kucing
-
Review Series One Night in Idaho: Dokumenter True Crime Menolak Eksploitasi
Terkini
-
4 OOTD Warm Chic Style ala Jang Da A, Bisa Disontek Biar Makin Stunning!
-
Sound Horeg: Ketika Hiburan Jalanan Menggeser Budaya dan Merusak Ketertiban
-
Bertemu Irak dan Arab Saudi, Ini Peluang Indonesia ke Piala Dunia 2026
-
Sinopsis Film Tanvi The Great, Dibintangi Shubhangi Dutt dan Anupam Kher
-
Bungkus 2 Kemenangan, namun Langkah Timnas Indonesia U-23 ke Semifinal Belum Sepenuhnya Aman