Netflix baru saja menambahkan satu film Indonesia yang diremake ke dalam katalognya, yaitu ‘My Annoying Brother’, adaptasi dari film Korea dengan judul yang sama.
Film ini tayang di bioskop Indonesia sejak 24 Oktober lalu dan disutradarai oleh Dinna Jasanti. Seperti biasa, film remake pasti bikin banyak orang bertanya-tanya: "Perlu nggak sih? Urgensinya apa?"
Apalagi, adaptasi film Korea di Indonesia belakangan ini makin sering muncul. Ada yang sukses, ada juga yang kurang greget. Nah, ‘My Annoying Brother’ termasuk yang mana nih? Langsung aja kita bahas!
Sinopsis
Kemal (diperankan oleh Angga Yunanda), mantan atlet judo nasional, harus menerima kenyataan pahit setelah kehilangan penglihatannya akibat cedera dalam pertandingan.
Hidupnya makin rumit ketika kakaknya, Jay (diperankan oleh Vino G. Bastian), yang baru bebas dari penjara, datang dan bikin ribet. Awalnya hubungan mereka penuh ketegangan, tapi seiring waktu, konflik ini justru menguatkan ikatan mereka sebagai saudara.
Ulasan
Oke, jadi seperti yang sudah disinggung di awal kalau ‘My Annoying Brother’ adalah remake dari film Korea berjudul serupa. versi originalnya, memasangkan nama Jo Jong Suk, Do Kyungsoo, dan Park Shin Hye sebagai pemeran utama.
Seperti yang bisa ditebak, versi Indonesia ini nggak jauh beda dari versi aslinya. Sekitar 80% jalan ceritanya masih sama, cuma ada tambahan sedikit unsur romansa.
Satu perubahan yang cukup terasa ada di karakter Jay. Kalau di versi Korea kakaknya bener-bener nyebelin dan cuma bikin susah adiknya, di sini Jay agak lebih peduli sejak awal, jadi transisi dari menyebalkan ke perhatian terasa lebih natural.
Chemistry antara Vino dan Angga enak banget ditonton. Vino sukses bikin penonton geregetan sekaligus tersentuh, terutama di adegan karaoke yang emosional banget. Angga juga tampil meyakinkan sebagai karakter tunanetra.
Selain itu, Kristo Immanuel sebagai Fauzan ikut mencuri perhatian dengan komedinya yang pas dan nggak berlebihan, beda dari karakter pendukung di versi Korea yang munculnya random banget jadi terkesan lebih absurd, yang sesuai dengan penonton Indonesia.
Secara keseluruhan, ‘My Annoying Brother’ adalah tontonan yang menghibur dengan drama keluarga yang menyentuh. Meski nggak menawarkan sesuatu yang baru, film ini tetap seru buat ditonton, terutama kalau suka cerita tentang keluarga dan persaudaraan.
Apalagi dengan akting para pemain yang solid, film ini bisa bikin ketawa sekaligus terharu. Jadi, kalau belum nonton, langsung aja cek di Netflix!
Rating pribadi: 7.5/10
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Drama Korea Salon de Holmes: Ketika Ibu-Ibu Kompleks Jadi Detektif Dadakan
-
Fakta Peran Moon Ka Young di Drama 'Law and the City', Jadi Pengacara Muda
-
Di Balik Layar Drama Korea Good Boy: Para Cast Ceritakan Pengalaman Seru Selama Syuting
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Jadwal Tayang Drama Korea 'Good Boy', Comeback Terbaru Park Bo Gum dan Kim So Hyun
Artikel Terkait
-
3 Film Indonesia tentang Demonstrasi Tuntut Keadilan Rakyat, Sudah Nonton?
-
Sinopsis Crazxy, Film India Bergenre Thriller yang Dibintangi Sohum Shah
-
Akhirnya Setelah 33 Tahun, Ozy Syahputra Punya Film Setan Botak di Jembatan Ancol
-
'Mendadak Dangdut' Reboot: Dari Pop ke Dangdut, Siap Digoyang?
-
Bukan Scene Horor, Vino G Bastian dan Acha Septriasa Ungkap Adegan Berkesan di Film Qodrat 2
Ulasan
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan
Terkini
-
Peneliti Bikin Terobosan: Plastik Jadi Penyedot Gas Rumah Kaca, Bagaimana Caranya?
-
Ancaman TNI Tak Membuatnya Mundur, Ferry Irwandi Sempat Ungkap Didikan Keras Sang Ayah
-
Bukan karena Mundur, Ini Alasan Prabowo Ganti Sri Mulyani dengan Purbaya
-
4 Kontroversi Sri Mulyani: 'Ratu' Keuangan yang Dipuja Dunia, tapi 'Ditendang' di Negeri Sendiri
-
Menagih Kembali Tuntutan Rakyat 17+8, Sudah Sejauh Mana?