Serial 'When Life Gives You Tangerines' yang disutradarai Kim Won Suk ternyata menawarkan warna yang berbeda dari serial Korea lainnya. Dengan latar 1960-an, penulis berhasil memberi gambaran yang cukup meyakinkan dengan menyajikan realita yang terjadi di Jeju masa itu.
Serial ini mengurai kisah penuh dengan perjuangan yang harus dihadapi oleh para karakter utamanya, khususnya Ae Sun. Dalam empat episode yang telah tayang, tersirat berbagai nilai moral yang mengungkapkan realita kehidupan keluarga patriarki di Korea.
1. Kemiskinan yang Diwariskan
Salah satu nilai moral yang menonjol dalam cerita ini adalah bagaimana kemiskinan bisa menjadi sebuah warisan antar generasi. Ketika orang tua hidup dalam kondisi yang sulit, anak-anak mereka sering kali terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sama, kecuali jika mereka memiliki tekad dan keberanian untuk berubah.
Ae Sun, misalnya, lahir dan dibesarkan dalam keadaan miskin di sebuah desa kecil di Jeju. Setelah ibunya meninggal, dia merasa terperangkap dalam kewajiban untuk merawat adiknya dan ayah tirinya, bahkan mengubur impian besar untuk melanjutkan pendidikan dan menjadi seorang penyair.
Ia harus memilih jalan lain, yaitu menikah, sebagai satu-satunya cara untuk mengubah nasibnya. Hal ini menggambarkan betapa sulitnya keluar dari kemiskinan, dan sering kali tak ada pilihan lain bagi mereka yang berada dalam kondisi tersebut.
2. Terbatasnya Pilihan Hidup
Serial ini juga menggambarkan realita yang terjadi di dunia nyata bahwa menjadi miskin, terutama bagi perempuan, artinya terbatas oleh berbagai pilihan hidup. Ae Sun, meskipun memiliki impian dan bakat yang luar biasa, tidak bisa mengubah hidupnya karena keterbatasan ekonomi dan keadaan sosial yang membatasi ruang geraknya.
Perempuan dalam cerita ini cenderung terperangkap dalam peran tradisional yang mengharuskan mereka untuk mengurus keluarga dan menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh norma-norma patriarki. Sebagai contoh, setelah menikah dengan Gwan Sik, meskipun ia mencintainya, hidup Ae Sun tidak menjadi lebih mudah. Setelah menikah, ia tetap harus menghadapi kenyataan keras sebagai menantu perempuan di keluarga yang patriarkis.
3. Ketidakadilan Gender dan Diskriminasi Perempuan
Dalam serial ini, ketidakadilan gender dan diskriminasi terhadap perempuan sangat terasa. Salah satu contoh nyata adalah perlakuan terhadap Ae Sun. Saat Ae Sun melarikan diri bersama kekasihnya, Gwan Sik, ia malah dihukum dan dikeluarkan dari sekolah, sementara Gwan Sik, meskipun terlibat dalam insiden yang sama, tetap diterima di sekolah tersebut. Perlakuan yang tidak adil ini mencerminkan bagaimana perempuan sering kali mendapatkan hukuman yang lebih berat dibandingkan laki-laki hanya karena jenis kelamin mereka.
Selain itu, dalam keluarga baru Ae Sun setelah menikah, ia dilarang untuk makan bersama suaminya dan hanya diperbolehkan makan bersama ibu mertuanya dan anak-anak. Diskriminasi semacam ini mencerminkan perbedaan status antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat patriarki.
4. Perlakuan Buruk Terhadap Perempuan Dalam Keluarga
Perlakuan yang dialami oleh cucu perempuan dalam keluarga patriarki ini juga sangat menyentuh. Anak perempuan sering kali dilarang untuk melakukan hal yang mereka sukai dan diharapkan untuk memenuhi peran yang telah ditentukan untuk mereka, yang sering kali lebih terbatas dibandingkan dengan anak laki-laki.
Dalam cerita ini, karakter perempuan seperti Ae Sun, Ibu mertuanya, dan anak Ae Sun, menggambarkan betapa sulitnya melawan pembatasan-pembatasan sosial dan budaya yang dibebankan pada mereka hanya karena jenis kelamin. Mereka harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan kebebasan dan hak yang sama dengan laki-laki.
5. Cinta Sejati yang Menyembuhkan
Namun, meskipun semua tantangan ini sangat berat, serial ini juga menunjukkan bahwa cinta sejati memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan memberikan kebahagiaan, bahkan dalam kondisi yang paling sulit. Cinta Gwan Sik terhadap Ae Sunmenjadi penopang hidupnya. Meskipun ia juga hidup dalam tekanan keluarga dan masyarakat, Gwan Sik tidak pernah membiarkan istrinya menderita sendirian.
Ia dengan tegas melawan keluarganya dan neneknya ketika harga diri Ae Sun terhina. Cinta mereka menunjukkan bahwa meskipun dunia sekitarnya penuh dengan ketidakadilan, kekuatan cinta yang tulus dapat membawa kehangatan dan kebahagiaan. Gwan Sik adalah bukti bahwa seorang pria yang mencintai bisa memberikan perlindungan dan kebahagiaan meski dalam keterbatasan.
Serial ‘When Life Gives You Tangerines’ secara gamblang benar-benar mengungkapkan kehidupan yang keras dan penuh liku yang dihadapi masyarakat Korea masa itu. Lalu, cerita ini juga mengajarkan beberapa nilai penting seperti keberanian, pengorbanan, dan cinta yang sejati. Dari kisah ini, kita dapat belajar tentang betapa sulitnya keluar dari kemiskinan, terutama bagi perempuan yang sering kali terbatas oleh peran tradisional.
Cinta dan tekad untuk mengubah nasib bisa membawa seseorang menuju kebahagiaan meskipun di tengah-tengah kesulitan yang sangat besar. Serial "When Life Gives You Tangerines" masih tayang di Netflix dari empat episode pertama. Nantikan kisah Ae Sun dan Gwan Sik untuk episode berikutnya!
Baca Juga
-
Setelah Jadi Ibu, Mimpi Harus Diarsipkan: Saat Perempuan Tetap Butuh Mimpi
-
Interpretasi Film Sore, Istri dari Masa Depan: Bagiku, Seperti Interaksi Tuhan dan Makhluk-Nya
-
Fenomena IRT Jadi Affiliator: Emansipasi atau Eksploitasi Tersembunyi?
-
Rilis Lagu Manchild, Sabrina Carpenter Sindir Cowok Bocah yang Bikin Capek Hati
-
Sop Iga Sapi Warisan Mama, Pelajaran Kasih dalam Semangkuk Kuah Hangat
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel One Golden Summer: Kisah Cinta yang Tumbuh dari Musim Panas
-
Ulasan Novel The Good Liar: Topeng Kebaikan di Lembah Para Pendusta
-
Review Film Speak No Evil, Sikap Diam yang Memberikan Masalah Baru
-
Ulasan Buku Strategi Najmah: Ketika Madrasah Tumbuh di Tangan yang Tepat
-
Tips Selesaikan Tugas di Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan
Terkini
-
3 Nama Pelatih yang Bisa Gantikan Gerald Vanenburg di Ajang Sea Games 2025
-
PPAD Jenguk Puluhan Purnawirawan TNI AD di RSPAD: Bentuk Perhatian di HUT ke-22
-
Semarak Perlombaan dan Talenta Singa di Perayaan Hari Anak Nasional 2025 Karawang
-
Choi Min Shik dan Han So Hee Siap Bintangi Film "The Intern" Versi Korea
-
Redmi Note 14 SE 5G Resmi Meluncur, Usung Mediatek Dimensity 7025 Ultra