Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Poster film A Minecraft Movie (IMDb)

Ketika pertama kali mendengar kalau Minecraft, game yang penuh dengan kebebasan eksplorasi dan kreativitas nggak terbatas, akan diangkat menjadi film, reaksi para penggemarnya pasti campur aduk. 

Bagaimana mungkin sesuatu yang sepenuhnya bergantung pada imajinasi pemain bisa diterjemahkan ke dalam media yang lebih pasif seperti film? Ternyata, ‘A Minecraft Movie’ datang dengan kejutan seru. Memang sih, ini bukan adaptasi yang sempurna, tapi dengan petualangan penuh warna dan keanehan, justru jadi daya tariknya.

Film ini disutradarai Jared Hess, sutradara yang sebelumnya pernah bikin Film Napoleon Dynamite dan Film Nacho Libre.

Produksinya ditangani Warner Bros. Pictures, dan menghadirkan jajaran bintang yang mencuri perhatian: Jack Black sebagai Steve si petualang eksentrik, Jason Momoa sebagai Garrett “The Garbage Man” Garrison, Sebastian Eugene Hansen sebagai Henry, Emma Myers sebagai Natalie, Danielle Brooks sebagai Dawn, dan Rachel House sebagai Malgosha (suara) si antagonis ‘babi neraka’.

Penasaran dengan kisahnya? Pantengin terus ya! 

Sekilas tentang A Minecraft Movie

Kisahnya dibuka dengan kisah Steve, anak laki-laki yang suka menjelajah dan tanpa sengaja menemukan sebuah kubus bercahaya di dalam tambang. 

Nah, kubus itu membawanya ke Overworld, dunia magis berbasis blok di mana imajinasi bisa jadi kenyataan. Bersama anjing setianya, Dennis, Steve membangun dunianya sendiri, hingga suatu hari dia tersedot ke Netherworld, wilayah kelam yang dikuasai Malgosha dan pasukan babi mutan.

Dennis pun melarikan diri ke dunia nyata (lagi) dan menyembunyikan kubus ajaib itu di bawah tempat tidur Steve. Bertahun-tahun berlalu, kubus itu ditemukan kembali sama Garrett Garrison (Jason Momoa), mantan gamer legendaris yang mengelola toko mainan dan game tua. 

Bersama dua remaja baru di kota—Henry dan Natalie—serta agen properti sekaligus penjaga kebun binatang bernama Dawn, mereka semua terseret ke Overworld dan harus bekerja sama untuk menyelamatkan Steve sekaligus menghentikan ambisi jahat Malgosha.

Seru ya? Buat yang masih ragu mau nonton apa nggak, sini merapat dan simak kesan-kesan dariku sampai tuntas!

Impresi Selepas Nonton A Minecraft Movie

Aku merasa ‘A Minecraft Movie’ tuh campuran nostalgia dan kekonyolan yang disengaja. Jared Hess jelas memberi ciri khasnya di sini—dari keanehan karakter, ritme cerita yang agak absurd, sampai humor yang nggak selalu masuk akal tapi malah bikin senyum-senyum sendiri.

Jack Black sebagai Steve benar-benar melakukan "Jack Black things"—ekspresif, nyeleneh, dan seperti biasa, sangat cocok jadi pusat perhatian.

Terus ya, Jason Momoa jadi kejutan buat aku. Di sini, dia tampil beda dari citra macho-nya selama ini. Sebagai Garrett, dia nggak malu jadi bahan candaan, bahkan terkadang tampil sangat terlihat canggung (sesuai kebutuhan naskah).

Nggak buruk lho, seperti kataku, karakternya mengejutkan. Ya, justru itu yang bikin karakter ini terasa manusiawi dan menyenangkan untuk diikuti.

Aku juga cukup menikmati bagaimana film ini bermain-main dengan metafora soal kreativitas dan kapitalisme. Malgosha si "babi neraka" bukan hanya antagonis yang absurd, tapi bisa dibaca sebagai simbol dari yang merusak jalannya kisah film ini. 

Begitulah, seperti dunia blok yang kadang susah disusun rapi, struktur cerita film ini pun mulai terasa berantakan di paruh kedua. Terlalu banyak karakter, subplot yang nggak tuntas, dan lima nama penulis naskah yang tercantum jelas berpengaruh pada koherensi alurnya. Aku mulai kehilangan minat saat konflik utama berubah jadi aksi klise ala blockbuster generik.

Namun tetap, aku menghargai satu hal, film ini nggak dibuat asal-asalan. Ada sentuhan pribadi, usaha buat ngasih keunikan, dan keinginan agar film ini nggak cuma terlihat sebagai alat promosi game. 

Sampai di sini paham? ‘A Minecraft Movie’ bukan film animasi video game terbaik yang pernah ada, tapi jelas bukan yang terburuk.

Masih punya cukup hati dan imajinasi untuk membuat penonton—baik yang kenal maupun nggak dengan dunia Minecraft—ikut tersenyum. Buat aku, itu sudah cukup untuk menyebutnya sebagai sebuah kemenangan kecil di tengah lautan adaptasi game yang hanya fokus pada angka box office.

Kalau kamu ingin tontonan ringan yang aneh tapi menghibur, dan nggak keberatan dengan dunia yang penuh kotak-kotak, seharusnya ‘A Minecraft Movie’ kamu tonton. 

Skor: 2,9/5

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Athar Farha