Ada sesuatu yang menggoda dari judul: ‘Bullet Train Explosion’. Begitu mendengarnya, langsung terbayang sensasi film-film tragedi era 70-an, yang penuh kepanikan, ledakan dramatis, dan karakter-karakter saling bentrok di tengah krisis. Dan ya, film ini memang seperti itu, tapi dengan sentuhan Jepang masa kini dan arahan visual dari tangan Shinji Higuchi.
Film ini tayang di Netflix sejak 23 April 2025 dan diproduksi Toho & Robot Communications, dua rumah produksi yang juga pernah terlibat dalam proyek-proyek besar: Film Shin Godzilla dan Film Shin Ultraman. Nggak heran jika Film Bullet Train Explosion punya kemasan yang matang dari segi efek visual dan pacing cerita. Durasi 134 menit ini berhasil diisi dengan ketegangan yang padat, tanpa rasa melelahkan. Serius deh!
Sekilas tentang Film Bullet Train Explosion
Cerita bermula ketika kereta cepat Hayabusa No. 60 melaju dari Shin-Aomori menuju Tokyo. Di tengah perjalanan, muncul ancaman bom: Jika kecepatan kereta turun di bawah 100 km/jam, seluruh penumpang akan tewas. Ngeri banget, kan? Jelas bikin panik.
Dan memang ancaman itu nggak main-main, karena si pelaku juga menuntut tebusan sebesar 10 miliar yen. Dalam situasi yang mengancam itu, semua mata tertuju pada para awak kereta dan tim pengendali jalur yang harus bekerja sama demi menyelamatkan ratusan nyawa.
Di antara para tokoh utama, ada konduktor stoik bernama Kazuya Takaichi yang diperankan Tsuyoshi Kusanagi (pernah membintangi Film Japan Sinks), pengemudi muda Ninomiya Matsumoto (Chika Matsumoto), serta asisten konduktor Keiji Fujii (Kanata Hosoda). Ketiganya menjadi ujung tombak dari upaya penyelamatan yang berpacu dengan waktu dan penuh tantangan teknis.
Selain mereka, film ini juga diwarnai karakter-karakter pelengkap seperti politisi yang lamban mengambil keputusan, remaja-remaja dengan masalah keluarga, dan influencer yang lebih sibuk dengan kamera daripada keselamatan diri sendiri. Meski terkesan klise, tiap karakter punya peran dalam membangun atmosfer "ensemble disaster drama" yang khas gitu.
Akankah setiap kekacauan kembali aman terkendali? Tontonlah, Sobat Yoursay! Dan rasakan sendiri sensasinya.
Impresi Selepas Nonton Film Bullet Train Explosion
Enjoy deh ditonton. Aku nggak merasa sedang diajak berpikir terlalu dalam. Namun, di situlah daya tarik ‘Bullet Train Explosion’, yang seperti tahu betul ingin jadi film semacam apa. Ini tontonan seru dengan logika ala-ala bencana atau aksi klasik: kepahlawanan mendadak, pengorbanan emosional, dan momen-momen “nyaris gagal” yang bikin hemas.
Shinji Higuchi piawai deh dalam mengarahkan film semacam ini. Dia tahu kapan harus membangun tensi, kapan ngasih ruang pada drama antar karakter, dan kapan menaruh letupan aksi yang bikin deg-degan.
Salah satu adegan paling memorable menurutku justru bukan ketika ledakan besar terjadi, tapi saat para teknisi di ruang kontrol mencoba menyusun rencana penyelamatan dengan menggunakan model kereta mini. Simpel, tapi mengena. Seolah-olah memperlihatkan bahwa di tengah situasi genting, imajinasi dan simulasi bisa jadi penyelamat nyawa.
Visual efek dalam film ini terasa grounded juga sih. Meski ada ledakan dan kerusakan besar, semuanya tetap dalam skala yang terasa nyata. Rasa-rasanya kayak si Higuchi nggak tergoda membuat semuanya bombastis ala Hollywood, melainkan tetap menjaga tone realistis khas film Jepang. Skoring musiknya pun fungsional, bisa mengiringi emosi, tapi nggak terlalu mendominasi.
Buat Sobat Yoursay yang rindu sensasi film aksi dengan set-up sederhana tapi dieksekusi dengan serius dan penuh hati, film ini layak masuk daftar tontonmu.
Skor: 4/5
Baca Juga
-
Ajisaka, The King and The Flower of Life: Animasi Lokal yang Layak Tayang Secara Global
-
Review Film Aisyah - Biarkan Kami Bersaudara: Persaudaraan Lintas Iman
-
Review Film The Wind Rises: Saat Langit Jadi Persembunyian Mimpi dan Luka
-
Review Film Sah! Katanya...: Saat Wasiat, Cinta, dan Tradisi Begitu Kocak
-
Review Film The Uninvited: Mengungkap Rahasia di Balik Pesta Hollywood
Artikel Terkait
-
Sukses Besar, Park Ji-hoon Singgung Peluang Lanjut Weak Hero Class 3
-
Review Film Havoc: Aksinya Brutal tapi Ceritanya Lesu
-
Rilis di Netflix, Jo Jung-suk Mainkan Peran Penting di Weak Hero Class 2
-
Julianne Moore Jadi Sosialita Misterius di Serial Terbaru Netflix Bertajuk Sirens
-
Sinopsis Weak Hero 2, Kisah Baru Si-eun dengan Geng Lebih Brutal
Ulasan
-
Kisah Inspiratif dari Out of My Mind, Melihat Dunia dari Perspektif Berbeda
-
Ulasan Film Night Bus: Perjalanan Menegangkan Lewati Zona Konflik Berbahaya
-
Ulasan Novel Menjadi: Sebuah Proses untuk Mengenal dan Menerima Diri
-
Review Buku Purple Eyes Karya Prisca Primasari, Bukan Kisah Romantis seperti Pada Umumnya
-
Review Film Aisyah - Biarkan Kami Bersaudara: Persaudaraan Lintas Iman
Terkini
-
Christopher Kevin Yuwono, Duta GenRe Kota Mojokerto 2025 Terpilih Siap Hadapi Tantangan Digital
-
Chenle NCT 'Tear Bridge,' Ungkapan Sakitnya Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
-
Dijegal Semen Padang FC, Misi Persija Finish di Empat Besar Gagal Total?
-
MEOVV 'Hands Up' Penyemangat untuk Terus Maju Lewat Melodi yang Menggebu
-
Bawa Leeds United Promosi, Ternyata Pascal Struijk Bukan Pemain Indonesia Pertama di EPL