Stephen King kembali menghadirkan ketegangan lewat novel bertajuk "Holly", sebuah kisah misteri gelap yang mengangkat karakter Holly Gibney sebagai tokoh utama. Novel ini merupakan bagian dari dunia Bill Hodges Trilogy, tetapi dapat dibaca sebagai cerita yang berdiri sendiri. Holly yang awalnya hanya karakter pendukung dalam Mr. Mercedes kemudian berkembang menjadi protagonis utuh yang kompleks, cerdas, dan emosional.
Holly Gibney kini menjalankan agensi penyelidikan pribadi Finders Keepers sendirian, setelah rekannya, Pete, terkena COVID dan ibunya meninggal. Saat ia sedang dalam masa berkabung dan berusaha mencari arah, sebuah kasus aneh mengetuk pintunya, seorang wanita meminta bantuan untuk menemukan putrinya yang hilang secara misterius. Dari sinilah Holly terseret ke dalam kasus yang jauh lebih mengerikan dari yang ia bayangkan.
Stephen King dengan lihai menyusun unsur thriller kriminal dengan horor psikologis. Tidak ada monster supranatural dalam Holly, namun justru karena itu, ceritanya terasa jauh lebih menakutkan. Musuh dalam novel ini adalah sepasang pensiunan profesor sastra, Rodney dan Emily Harris, yang tampak terhormat di mata publik, tetapi menyimpan rahasia mengerikan di baliknya, mereka adalah sepasang pembunuh berantai yang mengincar orang-orang yang dianggap “tidak akan dirindukan”.
Pasangan ini menculik dan menyiksa korbannya di ruang bawah tanah, melakukan eksperimen kejam demi alasan yang mereka anggap “ilmiah dan mulia.” Di balik kejahatan mereka tersembunyi kritik sosial yang tajam dari King terhadap kelas intelektual yang arogan dan merasa kebal terhadap hukum moral dan etik. Rodney dan Emily dibentuk sebagai karakter yang tidak hanya jahat, tetapi juga menyeramkan dalam cara mereka meyakini bahwa tindakan mereka dibenarkan.
Holly sebagai detektif tampil sangat manusiawi. Ia berjuang dengan trauma masa lalu, rasa bersalah, dan isolasi akibat pandemi. Stephen King secara sensitif menggambarkan perjuangan batin Holly dalam menghadapi kehilangan ibunya yang mengontrol, tekanan profesional, serta kebutuhan untuk tetap waras di tengah dunia yang penuh kekerasan dan ketidakpastian.
Salah satu kekuatan terbesar dari Holly adalah pembangunan karakternya. King memberi ruang bagi pembaca untuk masuk ke dalam pikiran setiap tokoh, bahkan para antagonis. Kita diajak memahami bukan hanya apa yang mereka lakukan, tapi juga mengapa mereka melakukannya. Meskipun tetap tidak membenarkan tindakan yang mereka lakukan. Pendekatan ini membuat konflik terasa lebih hidup dan menegangkan.
Menariknya, King menulis "Holly" dalam latar pasca-pandemi COVID-19, yang berperan besar dalam membentuk suasana novel. Referensi terhadap vaksin, masker, dan teori konspirasi bukan hanya sebagai latar, tapi juga bagian dari identitas tokoh-tokohnya. Ini menjadikan "Holly" sangat relevan dan kontemporer, menyentuh kekhawatiran sosial yang masih hangat.
Walau tidak menggunakan elemen horor supranatural, King tetap mampu membangkitkan rasa takut yang mencekam. Justru karena para pelaku kejahatan adalah orang biasa, terhormat, berpendidikan, dan sopan, rasa takut itu terasa lebih nyata. Ini adalah horor kemanusiaan, tentang bagaimana kebaikan dapat digunakan sebagai topeng kejahatan.
Dialog dalam "Holly" ditulis dengan tajam dan alami. King memperlihatkan kemahirannya dalam menangkap cara bicara orang-orang biasa, termasuk slang dan percakapan internal karakter. Ini membuat para tokohnya terasa hidup dan nyata, bahkan saat mereka menghadapi situasi yang ekstrem.
Walau Holly adalah protagonis utama, King juga membawa kembali beberapa tokoh dari novel sebelumnya seperti Jerome Robinson dan Barbara. Ini menjadi hadiah menarik bagi pembaca setia King dan membangun jembatan naratif dengan semesta Mr. Mercedes.
"Holly" mengangkat isu-isu seperti keadilan, kesepian, kekuasaan, dan moralitas. Novel ini mempertanyakan, apakah orang yang tampak baik benar-benar baik? Dan sejauh mana seseorang bisa menyembunyikan sisi gelap mereka di balik status sosial? Pertanyaan-pertanyaan ini terus membekas bahkan setelah novel ini selesai untuk dibaca.
Namun, bukan berarti novel "Holly" tanpa kelemahan. Pembaca merasa alur awal terlalu lambat, dan narasi yang melompat antar perspektif bisa membingungkan jika tidak dibaca dengan cermat. Tapi bagi penggemar karakter dan pembangunan suasana khas King, ini justru menjadi nilai lebih.
Sebagai bagian dari perjalanan karakter Holly Gibney, novel ini menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dari wanita yang dulu tampak lugu dan pemalu, kini ia tampil sebagai sosok yang tegar, cerdas, dan penuh empati. Holly bukan hanya detektif biasa, ia adalah manusia utuh dengan semua luka dan kekuatannya.
Secara keseluruhan, "Holly" adalah novel detektif-psikologis yang kuat, penuh ketegangan, dengan karakter yang dalam dan penjahat yang tak terlupakan. Stephen King membuktikan bahwa ia masih mampu menciptakan cerita yang relevan, menyeramkan, dan emosional tanpa harus bergantung pada makhluk gaib atau dunia lain.
Identitas Buku
Judul: Holly
Penulis: Stephen King
Penerbit: Scribner
Tanggal Terbit: 5 September 2023
Tebal: 449 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Mengurai Benang Kusut Persahabatan dalam Novel Other People's Summers
-
Ulasan Novel If the Shoe Fits:Kisah Cinderella Modern dalam Menemukan Cinta
-
Ulasan Novel Julie Chan is Dead: Dampak Negatif dari Kepopuleran Instan
-
Ulasan Novel She Didn't See It Coming: Misteri Hilangnya Istri dan Ibu
-
Ulasan Novel The Tenant: Suara Misterius dan Bau Busuk dari Penyewa Baru
Artikel Terkait
-
Dari Anak Nakal Jadi Pahlawan Kota: Kisah Seru di Balik The Night Bus Hero
-
Kisah Anak Pengungsi dari Suriah dalam Novel The Boys at the Back of The Class
-
Mengurai Benang Kusut Persahabatan dalam Novel Other People's Summers
-
Dari Panti Asuhan ke Langit Malam, Kisah Haru di Novel The Star Outside My Window
-
Buku dan Martabat Bangsa: Saatnya Belajar dari Rak yang Sering Dilupakan
Ulasan
-
Dari Anak Nakal Jadi Pahlawan Kota: Kisah Seru di Balik The Night Bus Hero
-
Imbas Ulah Lembaga Sensor, Kenikmatan Nonton Film The Red Envelope Jadi Hilang
-
Wisata Air Terjun Lapopu, Disebut-sebut Tertinggi di Sumba
-
Review Lagu Wide Awake: Ajakan Bertahan Saat Dunia Terasa Sedang Runtuh
-
Kisah Anak Pengungsi dari Suriah dalam Novel The Boys at the Back of The Class
Terkini
-
Aprilia Tolak Tawaran Jorge Martin, Honda Sudah Siapkan Senjata?
-
Agensi Umumkan aespa dan IZNA Bersiap untuk Comeback pada Juni 2025
-
5 Penjahat Boku no Hero Academia yang Layak Dimaafkan, Siapa Saja?
-
6 Rekomendasi Drama China dari Pemain The Prisoner of Beauty
-
Gebrakan Baru Kluivert untuk Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam Comeback!