Saat ini kita bisa menjumpai begitu banyak fenomena keluarga Indonesia yang belum mampu keluar dari lingkaran kemiskinan. Jangankan bebas secara finansial, memenuhi kebutuhan keluarga pun tak jarang harus dilakukan dengan bekerja amat keras.
Adapun pada tingkatan keluarga menengah, ada banyak di antara mereka yang memiliki penghasilan yang cukup. Akan tetapi, hidup yang berkecukupan tersebut tetap menimbulkan kekhawatiran akan masa depan.
Oleh karena itu, amat penting bagi seseorang untuk belajar tentang perencanaan keuangan. Salah satu buku yang membahas tentang hal tersebut adalah buku berjudul 'Make Your Own Plan: Perencanaan Keuangan Nggak Pakai Ribet' yang ditulis oleh Pandji Harsanto dan Diana Sandjaja.
Buku ini secara khusus membahas tentang bagaimana cara merencanakan keuangan secara sederhana dan mudah dipahami.
Penulis menjelaskan hal tersebut lewat 11 bab. Di antaranya adalah konsep tentang uang dan kehidupan, cara merencanakan keuangan, segala hal tentang dana darurat, cara melunasi utang, serta investasi.
Sebelum mulai untuk merencanakan keuangan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengukur apakah keuangan kita sehat? Dalam hal ini, penulis sudah merumuskan cara menghitung hal tersebut beserta contoh yang mudah dipahami.
Setelah mengevaluasi keuangan, langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan keuangan sesuai dengan tujuan hidup.
Bab ini menekankan bahwa ada baiknya jika segala jenis impian dan cita-cita yang kita miliki diubah menjadi tujuan keuangan.
Misalnya kita memiliki impian untuk membeli rumah atau kendaraan tertentu, ingin menyiapkan pendidikan terbaik untuk anak kelak, atau punya cita-cita untuk travelling ke berbagai tempat serta melakukan perjalanan ibadah.
Dengan mentransformasi cita-cita menjadi tujuan keuangan, hal ini akan menjadi motivasi yang besar agar kita semangat untuk mencapai tujuan keuangan tersebut.
Selanjutnya adalah mengelola aset dan utang yang dimiliki secara bijak. Dalam hal ini, penulis sudah menyediakan contoh kasus dan rumusan masalah yang bisa dijadikan panduan.
Hal yang tak kalah penting adalah menyiapkan dana darurat dan menyiapkan investasi untuk masa depan.
Beberapa hal di atas adalah elemen mendasar dalam melakukan perencanaan keuangan secara pribadi. Dengan memahami panduan praktis yang dijelaskan oleh penulis, diharapkan pembaca bisa memulai untuk merencanakan keuangannya sendiri.
Secara umum, buku ini lumayan mudah untuk dipahami. Bahasa yang digunakan cenderung ringan dan mudah dimengerti karena penulis tidak banyak memasukkan istilah-istilah dalam ilmu ekonomi. Hal ini memudahkan pembaca awam untuk memahami apa yang dijelaskan dalam buku ini.
Selain itu, buku ini hadir dalam format panduan praktis sehingga mudah untuk dipraktikkan. Terdapat formulir dan panduan langkah demi langkah yang bisa langsung diisi oleh pembaca untuk mengatur keuangan.
Hal yang paling saya sukai adalah bagaimana penulis juga mengajak pembaca untuk merefleksikan nilai-nilai kehidupan. Tidak sekadar bicara tentang uang, tapi bagaimana mengimplementasikan tujuan keuangan itu hanya sebagai sarana untuk mewujudkan nilai kehidupan yang kita yakini.
Hanya saja, karena pembahasannya yang sederhana, buku ini barangkali bukan tipe buku yang cocok untuk dibaca oleh orang-orang yang sudah terbiasa bekerja di bidang keuangan. Sebab, isinya kebanyakan hanyalah hal-hal mendasar dan terkesan kurang mendalam.
Tapi secara umum, buku ini cukup inspiratif. Jika kamu sedang berpikir untuk merencanakan keuangan mulai dari sekarang, buku Make Your Own Plan bisa menjadi salah satu rekomendasi buku yang layak untuk dibaca!
Identitas Buku
Judul: Make Your Own Plan
Penulis: Pandji Harsanto dan Diana Sandjaja
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2013
Tebal: 290 Halaman
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
-
Review Novel Funiculi Funicula 2: Secangkir Kopi dan Kesempatan Kedua
-
Saat Buku Tak Bisa Dibaca: Akses Literasi yang Masih Abai pada Disabilitas
-
Loveliest Misfortune: Realita Pernikahan Jarak Jauh yang Bikin Baper
-
Ulasan Novel The Ex Talk: Ketika Mantan Palsu Membawa Cinta yang Nyata
-
5 Ciri Pinjaman Online Syariah: Bebas Riba, Aman di Hati, dan Dompet
Ulasan
-
Rumah Rindu: Saat Hati Perempuan Menjadi Medan Pertarungan Moral
-
Merasa Lelah? 4 Buku Kesehatan Mental Ini Siap Temani Kamu Pulihkan Diri
-
Review Film Good News: Lucu, Getir, dan Terlalu Jujur
-
Novel 'Bapak, Kapan Kita akan Berdamai?', Luka yang Akhirnya Menjadi Damai
-
Ulasan Novel Rumah di Seribu Ombak: Nggak Cuma Kesetiaan, Tapi Ketimpangan
Terkini
-
Jelang FIFA Matchday November, Jabatan Pelatih 3 Negara ASEAN Ini Masih Lowong! Mana Saja?
-
15 SMK Siap Melaju ke Final Olimpiade Jaringan MikroTik 2025 di Yogyakarta
-
Sama-Sama Dipecat Sepihak, Lebih Mending Mana Nasib Masatada Ishii dan STY?
-
Kenapa Doa Tak Dikabulkan? Jawaban Habib Umar Bikin Banyak Orang Tersadar
-
Sandra Dewi Mau Harta Pribadinya Kembali, Alkitab Ingatkan Soal Integritas