Kalau ada satu film yang membuatku ingin ikut pindah ke pedesaan untuk mengelola kebun buah sambil menunggu cinta datang, maka Autumn Tale adalah filmnya.
Kisahnya sederhana, lembut, dan penuh kehangatan, yang membuat film ini seperti pesan manis buat siapa pun yang masih percaya cinta bisa datang di usia berapa pun, bahkan ketika daun-daun mulai luruh.
Disutradarai Éric Rohmer, Autumn Tale (alias Conte d’automne) merupakan film bagian keempat dari rangkaian ‘Tales of the Four Seasons’ yang memetakan kehidupan dan relasi manusia melalui lensa empat musim.
Film ini pertama kali dirilis pada tahun 1999 dan diproduksi Les Films du Losange, yang saat ini bisa Sobat Yoursay tonton di KlikFilm.
Sudah mulai terasa menariknya film ini? Kalau Sobat Yoursay mau tahu lebih banyak lagi, yuk kepoin bareng!
Sinopsis Film Autumn Tale
Kali ini kisahnya di musim gugur, tentang Magali (diperankan Béatrice Romand) si janda berusia ±40-an yang tinggal di wilayah Rhône, Prancis Selatan.
Dia menjalani hari-harinya dengan mengurus kebun anggur peninggalan keluarganya. Dengan rambut yang selalu acak-acakan, celana jeans usang, dan tanpa makeup, Magali semangat menjalani hidup di tengah kesederhanaan.
Meski dia mencintai anggur dan kehidupan di alam terbuka, Magali toh nggak menampik kesunyian yang kadang datang diam-diam.
Sahabat lamanya, Isabelle (Marie Rivière), yang sudah menikah dan bahagia, mulai khawatir melihat Magali yang terus-menerus menutup hati untuk cinta baru.
Karena Magali enggan mencari pasangan lewat cara ‘yang biasanya’ apalagi lewat iklan jodoh, Isabelle memutuskan mengambil langkah sendiri.
Apa itu? Isabelle menulis iklan, menyaring para kandidatnya, dan menemukan seorang pria bernama Gérald (Alain Libolt) yang tampak menjanjikan. Isabelle pun merancang pertemuan antara Gérald dan Magali di sebuah pesta pernikahan.
Namun, di sisi lain, muncul Rosine (Alexia Portal), gadis muda yang saat ini berpacaran dengan putra Magali, tapi diam-diam masih menyimpan rasa pada mantan dosennya, Etienne (Didier Sandre).
Karena mengagumi sosok Magali, Rosine justru ingin mempertemukan Magali dengan Etienne. Yap, ini semacam eksperimen sosial kecil yang berujung pada simpang siur perasaan dan harapan.
Rada kompleks ya kalau soal urusan hati. Jadi tambah penasaran, kan?
Review Film Autumn Tale
Menit demi menit bergulir, dan sungguh, aku seperti ikut duduk di antara para karakter, menyimak percakapan mereka yang ringan tapi tajam, seolah-olah menyaksikan kehidupan mengalir tanpa skrip.
Éric Rohmer entah mengapa kayak penyair yang menenun kisah dengan kata-kata, waktu, dan kebetulan yang manis.
Bahkan, Film Autumn Tale begitu menyenangkan ditonton karena betapa tenangnya film ini berjalan, tapi sama sekali nggak membosankan. Termasuk percakapan antarkarakter pun terasa begitu nyata. Misalnya saat membahas tentang filosofi cinta, waktu, harapan, dan ketakutan yang mendera.
Dan jujur saja, aku jatuh hati pada karakter Magali. Sosoknya tuh, kuat, mandiri, dan nggak dibuat-buat. Tipikal perempuan yang nggak ngemis cinta, tapi juga bukan yang menolaknya mentah-mentah. Ada kerapuhan yang disembunyikan di balik senyum dan tangan yang cekatan merawat kebun.
Bagian serunya, terjadi di pesta pernikahan, di mana Magali hadir tanpa tahu bahwa ‘dua orang’ sedang berusaha menjodohkannya. Suasana pesta yang banyak orang, gelas-gelas anggur yang berdenting, dan tatapan-tatapan ragu membuat diriku gemas. Siapa yang akan dia pilih? Apakah cinta bakal datang, atau semuanya akan jadi kesalahpahaman besar? Dan jawabannya adalah ….
Rohmer nggak ngasih jawaban yang pasti. Namun, di satu momen, saat Magali dan Gérald bertukar senyum kecil sambil mencicipi anggur buatan tangan Magali sendiri, aku senang melihatnya.
Buat Sobat Yoursay yang lelah dengan komedi romantis formulaik, film ini jelas banyak rasa, halus, dan tentunya wajib dikepoin. Selamat nonton!
Skor: 3,5/5
Baca Juga
-
Review Film Daniela Forever: Perihal Mimpi Lucid yang Jadi Penjara Kenangan
-
Review Film A Summer's Tale: Menyusuri Romansa Musim Panas
-
Review Film Harka: Hidup Memang Nggak Seadil Itu
-
Review Film Sovereign: Kala Tumbuh di Antara yang Marah dan Mati Rasa
-
Review Series Too Much: Cinta yang Berantakan, Lucu, dan Penuh Luka
Artikel Terkait
-
Review Film Daniela Forever: Perihal Mimpi Lucid yang Jadi Penjara Kenangan
-
Pandji Pragiwaksono Nangis 3 Kali Nonton Film Sore: Istri dari Masa Depan, Sebagus Itu?
-
Review Transporter 3, Film Laga Jason Statham Tayang Malam Ini di Trans TV
-
Review Film A Summer's Tale: Menyusuri Romansa Musim Panas
-
Ulasan Film Ruang Rahasia Ibu: Misteri Emosional yang Menggugah Hati
Ulasan
-
Menghidupkan Kembali Kenangan Ibu Lewat Makanan dalam Buku Crying in H Mart
-
Ulasan Buku Born A Crime: Bertahan Hidup di Tengah Sistem yang Menindas
-
Review Film Daniela Forever: Perihal Mimpi Lucid yang Jadi Penjara Kenangan
-
Memaknai Refleksi Cinta yang Tak Seimbang dalam Lagu Maps oleh Maroon 5
-
Rentetan Kebohongan dalam Buku Genuine Fraud Karya E. Lockhart
Terkini
-
Disebut Mirip Hospital Playlist, Drama Law and The City Raih Rating Tinggi
-
Frustrasi dengan Performa Motor, Pedro Acosta Desak KTM Lakukan Sesuatu
-
Piala AFF U-23: Timnas Indonesia Hajar Brunei, Jens Raven Paling Bersinar?
-
Pacu Jalur Viral, Warisan Budaya Kita Terancam Dicuri?
-
Membaca Buku Jadi Syarat Lulus: Langkah Maju, Asal Tak Hanya Formalitas