Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Ade Feri
Buku Daddy has a Secret (gramedia.com)

Semua manusia mempunyai rahasia, tak terkecuali orang tua. Ide simpel ini mengawali kisah di buku anak yang berjudul Daddy has a Secret yang ditulis oleh Avianti Armand. Buku yang termasuk ke dalam seri Empathy for Children ini mengangkat isu gangguan mental, yaitu skizofrenia.

Dimulai dari adegan percakapan antara seorang ayah dengan anak perempuannya, sebuah rahasia besar siap diungkapkan. Sang ayah berkisah bahwa dalam kepalanya ada sekelompok manusia mini yang memakai jaket beledu dan topi merah. Selayaknya manusia asli, manusia kerdil itu kerap berbincang dan melakukan banyak hal.

Sayang, tidak selamanya manusia kecil itu melakukan hal-hal baik. Seperti matahari yang terbenam, lalu kehidupan akan tampak gelap. Begitu juga dengan manusia mini yang sewaktu-waktu bisa membawa ayah ke dunia yang tidak bercahaya. Ia merasa tegang dan ketakutan karena mereka melakukan hal-hal buruk, seperti berteriak, menggeram, memaki, hingga membentak.

Saat ada di situasi itu, tubuh ayah seolah masuk ke wilayah yang sangat gelap dan tenggelam di sana. Namun, tangan kecil yang diulurkan anaknya mampu membawa ayah memasuki dunia yang lebih terang. Kemudian, anak kecil itu memantapkan diri untuk terus menjaga sang ayah dari segala bahaya.

Dibandingkan kedua buku sebelumnya, yaitu One Hair, One Angel dan Granny Loves to Dance, buku ini lebih menyoroti kondisi mental seseorang. Orang yang mengidap skizofrenia, terkadang susah membedakan mana kejadian yang asli dan mana yang hanya khayalan. Lewat kisah ayah, pembaca jadi tahu bagaimana keadaan pengidap skizofrenia saat ada di titik terburuk.

Meskipun masih menggunakan sudut pandang anak-anak, gaya penulisan buku ini sedikit berbeda dengan dua buku lainnya. Di buku ini, yang aktif bercerita adalah tokoh dewasa. Barangkali ini cara penulis menyesuaikan topik dengan tokoh ayah sebagai penyandang skizofrenia, agar pembaca bisa memahami kondisi mental itu secara langsung dari sudut pandang penyintas.

Tokoh anak di sini berfungsi menegaskan peran keluarga sebagai support system terbaik. Keputusan ayah mengungkapkan rahasia besar itu pada anaknya sedini mungkin, merupakan sikap yang benar. Hal ini bisa jadi cerminan bahwa orang terdekat sepatutnya mengetahui kondisi kita dengan baik. Oleh karena itu, tokoh anak bisa diibaratkan sebagai keluarga terkasih dan support system terbaik yang dimiliki seseorang.

Karena buku ini adalah seri untuk membangun rasa empati anak, tidak heran kalau ceritanya buat dengan sentuhan realita yang emosional. Penulis juga mengemas penjelasan skizofrenia layaknya dongeng yang penuh imajinasi. Padahal, kisah ayah pastilah representask keadaan sesungguhnya dari seseorang yang mengidap skizofrenia. 

Selain tokoh dan gaya penceritaan, ilustrasi di buku ini juga sepatutnya tidak luput dari apresiasi. Di awal, ilustrator menorehkan warna-warni yang cerah dan indah karena alur baru masuk tahap pengenalan. Barulah saat tokoh ayah menceritakan sisi gelap pengidap skizofrenia, ilustrasi perlahan-lahan berubah menjadi menjadi monokrom warna kuning dan orange, lalu berubah gelap. Singkatnya, ilustrator menggunakan metafora warna untuk menceritakan pengalaman tokohnya.

Sama halnya dengan dua buku pendahulunya, buku ini juga dilengkapi dengan trivia soal empati dan penjelasan ganggungan mental. Dan karena kondisi mental seseorang berbeda dengan orang lain, penulis turut memberi saran tindakan apa yang tepat jika kita mendapati keluarga atau bahkan diri kita sendiri menyandang kondisi ini. Saran dan reminder-nya membuat kita menyadari bahwa kita harus selalu bertindak dan berpikir positif.

Identitas buku

Judul: Daddy has a Secret

Penulis dan ilustrator: Avianti Armand dan Nabila Adani 

Penerbit: KesaintBlanc Kids

Tahun terbit: 2021

Tebal buku: 24 halaman

Ade Feri