Novel 2 Menantu karya V. Lestari adalah sebuah kisah thriller keluarga yang dibalut dengan unsur supranatural, drama, dan kritik sosial yang tajam.
Dengan ketebalan 560 halaman, pembaca diajak menyelami kisah dua pria yang menantu ideal di mata masyarakat. Namun menyimpan ambisi kelam yang membahayakan satu keluarga kaya raya.
Identitas Buku
- Judul Buku: 2 Menantu
- Penulis: V. Lestari
- Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
- Terbit: 2011
- Tebal Buku: 560 halaman
Verlie Lestari Wanasuria atau dikenal dengan V Lestari. Novel ini ditulis dengan gaya naratif khas. Tidak hanya menyuguhkan alur yang menegangkan, tapi juga menggugah pemikiran tentang keluarga, keserakahan, dan takdir.
Plot yang Unik: Dunia Roh sebagai Katalis
Ceritanya berpusat pada Aditya Warman, seorang programmer yang mendadak koma karena diserang seseorang secara misterius. Dalam kondisi koma, jiwanya “keluar” dari tubuh dan berkeliaran sebagai roh di rumah sakit. Di alam tak kasat mata itulah, ia bertemu dengan Simon, seorang pemilik perusahaan farmasi besar yang juga sedang koma. Dari Simon, Aditya mengetahui fakta mengerikan: Simon diracuni oleh dua menantunya sendiri, Dadang dan Kurnia, yang tidak benar-benar mencintai istri mereka, Eva dan Evi.
Kedua pria itu hanya mengincar harta keluarga. Setelah berhasil menikahi putri-putri Simon dengan cara manipulatif dan ancaman emosional, mereka berencana mengambil alih seluruh kekayaan sang ayah mertua. Rencana jahat itu tak berhenti di situ—mereka bahkan berencana menyingkirkan anggota keluarga lain yang menghalangi.
Simon yang sadar hidupnya tinggal menunggu waktu, meminta Aditya menyampaikan pesan penting ini kepada keluarganya bila nanti ia sadar. Masalahnya, ketika akhirnya Aditya siuman, semua peristiwa roh itu tak lagi ia ingat. Janji yang seharusnya menjadi misi hidupnya nyaris menguap begitu saja.
Antara Misi dan Cinta: Keserakahan dan Ego
Proses Aditya dalam mengingat janjinya menjadi titik penting dalam perkembangan cerita. Di sinilah penulis memainkan dinamika antara dunia nyata dan spiritual, sekaligus memperkenalkan tokoh baru: Siska, perawat pribadi Aditya. Hubungan yang terjalin antara Aditya dan Siska membawa nuansa romansa yang cukup menyegarkan, meski beberapa pembaca menganggap subplot ini memperpanjang narasi tanpa banyak kontribusi pada konflik utama.
Namun, melalui hubungan ini pula Aditya perlahan menemukan petunjuk-petunjuk samar dari masa koma-nya. Dan ketika ingatannya kembali, ia mulai menunaikan janji kepada Simon dengan cara yang tak terduga dan minim drama, membuat cerita terasa lebih realistis meskipun bersentuhan dengan dunia gaib.
Karakter dan Kritik Sosial: Visual VS Kasta Sosial
V. Lestari berhasil menyuguhkan karakter yang kuat, terutama dalam menggambarkan dua menantu: Dadang dan Kurnia. Mereka bukan antagonis yang “jahat demi jahat”, melainkan potret dari ambisi buta, ketampanan manipulatif, dan hasrat kekuasaan yang membutakan nurani. Dengan latar belakang dua pemuda pengangguran yang ingin kaya tanpa usaha, kisah ini seolah menampar wajah realitas sosial di mana harta sering dijadikan tolok ukur kebahagiaan dan harga diri.
Eva dan Evi sebagai istri juga digambarkan manusiawi. Meskipun tidak dikaruniai wajah rupawan, mereka punya hati yang tulus, sayangnya tertipu oleh rayuan palsu. Penulis juga menyelipkan kritik terhadap pola pikir masyarakat yang mudah terpukau oleh penampilan luar, dan terlalu sering meminggirkan intuisi orangtua dalam urusan jodoh.
Penyelesaian yang Memuaskan
Meskipun konflik utama telah tersusun sejak awal bab, penulis tidak kehilangan cara untuk menjaga ketegangan. Ketika istri Simon mulai mencurigai dua menantunya, dinamika keluarga berubah menjadi panggung drama penuh ketegangan. Penutup novel ini cukup memuaskan, dengan semua benang konflik ditutup rapi, tanpa kesan tergesa-gesa.
Yang menarik, keterkaitan antara tokoh Frans (yang nantinya memiliki koneksi dengan Kurnia) menambah lapisan baru dalam penyelesaian cerita, membuat ending-nya tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga memberikan konsekuensi logis atas tindakan para tokoh.
2 Menantu adalah novel yang berani, bukan karena mengeksplorasi dunia roh, tetapi karena ia membongkar wajah keluarga dari balik pintu tertutup. Ia menyajikan realita bahwa tidak semua senyum menantu adalah ketulusan, dan tidak semua restu orangtua perlu dikorbankan demi cinta yang tak masuk akal.
Dengan kekuatan narasi, karakterisasi solid, dan kritik sosial yang tajam, novel ini layak dibaca siapa pun yang ingin merenungi makna keluarga dan bahaya keserakahan.
Baca Juga
-
Melintasi Gelap Jakarta di Novel Antara Aku dan Dia karya Agnes Jessica
-
Membuka Luka Sejarah PKI 1965 Lewat Fiksi di Novel Noda Tak Kasat Mata
-
Membenahi Mindset Seksis: Saat Istri Cerdas Bukan Ancaman, Tapi Anugerah
-
Ulasan Novel Api Jihad di Tanah Suriah: Jalan Tobat Mantan Tentara ISIS
-
Ulasan Buku Strategi Najmah: Ketika Madrasah Tumbuh di Tangan yang Tepat
Artikel Terkait
-
Melintasi Gelap Jakarta di Novel Antara Aku dan Dia karya Agnes Jessica
-
Membuka Luka Sejarah PKI 1965 Lewat Fiksi di Novel Noda Tak Kasat Mata
-
Ulasan Novel Hazel Says No: Keberanian Hazel dalam Menolak Eksploitasi
-
3 Rekomendasi Buku Islam Anak, Kisah Menyentuh dan Ilustrasi yang Menarik
-
Ulasan Novel Soul Machine: Perjalanan Kakak Beradik Melawan Kendali MCorp
Ulasan
-
Melintasi Gelap Jakarta di Novel Antara Aku dan Dia karya Agnes Jessica
-
Review Jujur Film Omniscient Reader: The Prophecy, Lagi Tayang di Bioskop
-
Batik Kuansing, Ikon Budaya Pacu Jalur yang Bisa Dibawa Pulang
-
Membuka Luka Sejarah PKI 1965 Lewat Fiksi di Novel Noda Tak Kasat Mata
-
Review Film Ghost Train: Stasiun Hantu dan Rahasia yang Bikin Merinding
Terkini
-
Demi Prestasi, Pemerintah Izinkan Timnas Tambah Pemain Naturalisasi Baru!
-
Alwi Farhan Raih Gelar Pertama Nomor Tunggal Putra di Macau Open 2025
-
Bendera One Piece dan GenZ: Antara Ekspresi Budaya Pop dan Etika Kebangsaan
-
4 Tinted Sunscreen Proteksi Kulit dan Bantu Pudarkan Noda, Cuma Rp40 Ribuan
-
Futsal dan Nepotisme: Saat Kesempatan Bermain Ditentukan oleh Kedekatan