Agatha Vidya Nariswari | Athar Farha
Scene Film Abadi Nan Jaya (Netflix)
Athar Farha

Kadang film zombie itu cuma jualan teriakan dan darah. Namun ‘Abadi Nan Jaya’ beda. Film ini bukan cuma tentang orang mati yang bangkit, tapi tentang hidup yang nggak pernah benar-benar sehat, terutama kalau isinya dendam, iri, dan keputusasaan keluarga.

Disutradarai Kimo Stamboel, separuh dari duo The Mo Brothers ini, terasa banget deh film ini kayak proyek zombie yang prepare matang, niat, dan lokal banget. Pokoknya film yang tayang di Netflix mulai 23 Oktober 2025 ini nggak asal bikin, semua detailnya terasa dipikirkan. Mulai dari aroma jamu, detail riasan para zombie yang bisa membangkitkan fobia, sampai percikan darah. 

Cerita Zombie yang Rasanya Lokal Banget Lho!

Poster Film Abadi Nan Jaya (Netflix)

Cerita film ini simpel. Sebelum wabah gila itu datang, hidup Kenes (Mikha Tambayong) sudah lebih dulu berantakan. Dia masih berusaha menerima kenyataan pahit bahwa sahabatnya sendiri, Karina (Eva Celia), menikah dengan ayahnya, Sadimin (Donny Damara). 

Lebih geli lagi, saat Sadimin terobsesi dengan jamu legendaris bernama Abadi Nan Jaya. Ramuan yang konon bisa membuat tubuh awet muda dan tenaga berlipat. Paham lah ya kenapa Sadimin mau lebih muda lagi. 

Awalnya semua terlihat berhasil. Sadimin tampak segar dan kuat, tapi pelan-pelan berubah jadi sesuatu yang bukan manusia alias jadi zombie. 

Efek jamu itu menyebar cepat, menginfeksi satu kampung dan mengubah warga jadi makhluk buas (zombie). Dalam satu hari yang terasa seperti akhir dunia, Kenes dan lainnya terpaksa berjuang menyelamatkan diri. 

Terasa Sekali Ketegangan dan Efeknya, Pokoknya Keren Deh!

Scene Film Abadi Nan Jaya (Netflix)

Salah satu hal paling berani yang dilakukan film ini adalah menampilkan zombie di siang hari.

Biasanya kan film dengan ‘efek khusus’ sering mainnya di scene malam hari, biar kekurangan dari efeknya ketutupan. Namun, Abadi Nan Jaya berani banget tampil sangat berbeda. Yup! zombie-zombie-nya lari di bawah matahari, darahnya muncrat di jalan desa, dan efek make-up-nya kelihatan jelas banget. Dan semua itu dieksekusi dengan sangat keren!

Ini nunjukin betapa niatnya produksi film ini. Nggak ada yang ditutupi. Dari koreografi aksi sampai riasan gore, semuanya dibuat seolah-olah Indonesia juga bisa punya zombie apocalypse yang realistik dan tetap berjiwa lokal.

Dan yang bikin beda lagi dari film zombie kebanyakan, adalah cara film ini mengaitkan tragedi zombie dengan konflik keluarga. Semua orang dalam keluarga ini saling salah, saling menyalahkan, dan nggak sadar kalau bencana sesungguhnya datang dari dalam rumah mereka sendiri.

Atmosfernya juga padat, pacing-nya cepat, dan durasi ±116 menit-nya asli nggak berasa. Sekali nonton, tahu-tahu sudah di akhir. Gila sih! Ternyata Indonesia bisa juga bikin zombie movie yang sekeren ini.

Terlepas dengan adanya beberapa kekurangan, misalnya asal usul jamu yang belum banyak dijelaskan, atau menjelang akhir yang kesannya ‘penonton’ dipaksa sedih, tapi tetap nggak mengurangi betapa kerennya film ini. 

Yes! ‘Abadi Nan Jaya’ adalah bukti bahwa film zombie Indonesia nggak perlu malu tampil beda.

Film ini lokal banget, berani banget, dan niat banget. Dari jamu, keluarga, sampai darah yang muncrat di tengah terik matahari. Pokoknya Kimo Stamboel berhasil bikin zombie apocalypse yang terasa dekat, bukan karena mayat hidupnya, tapi karena emosinya.

Sobat Yoursay nggak mau ketinggalan nonton Film Abadi Nan Jaya, kan? Kapan lagi bisa nonton film soal zombie lokal yang keren macam ini kalau nggak dari sekarang. Yuk, cek Netflix sekarang!