Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Bagian dari Poster Film Sampai Titik Terakhirmu (Instagram/lytopictures)
Athar Farha

Selalu ada film yang membuat kita tersenyum, ada yang membuat kita terbahak, dan ada pula yang menyentuh hati perlahan-lahan tanpa banyak kata. Nah, Film Sampai Titik Terakhirmu berada tepat di kategori terakhir itu.

Dari judulnya saja, kita sudah bisa merasakan ini bukan kisah cinta yang dibangun dari janji manis, melainkan dari keberanian untuk tetap bersama meski akhir cerita sudah bisa ditebak.

Film terbaru garapan Andi Suryanto, dengan naskah gubahan Dinna Jasanti, menghadirkan kembali kisah cinta yang sempat mengharu-biru media sosial perihal perjalanan nyata Albi Dwizky dan Shella Selpi Lizah. 

Melalui produksi LYTO Pictures, kisah ini diangkat ke layar lebar dan sudah tayang sejak 13 November 2025, dengan nuansa hangat, intim, dan dekat dengan keseharian kita. 

Ceritanya Tuh Begini

Scene Film Sampai Titik Terakhirmu (Instagram/ lytopictures)

Dikisahkan Albi Dwizky (Arbani Yasiz), pemuda perantau yang cenderung menahan diri dari dunia. Dia bekerja keras, tapi nggak pernah terlalu berharap banyak dari hidup. Baginya, mimpi adalah kemewahan, sementara kenyataan adalah sesuatu yang harus dijalani dengan tenang dan apa adanya.

Lalu datang Shella Selpi Lizah (Mawar Eva de Jongh), sosok ceria yang aktif sebagai atlet sekaligus kreator konten. Kehadiran Shella bukan hanya membawa warna, tapi juga membuka ruang terdalam di hati Albi yang selama ini dia kunci rapat.

Keduanya bertemu bukan dalam momen dramatis. Nggak ada adegan tabrakan lucu ala film rom-com. Yang ada tuh percakapan pendek, perhatian kecil, candaan ringan, dan keberanian untuk memercayai seseorang.

Namun ketika hubungan mereka mulai menghangat, Shella harus menghadapi kenyataan pahit. Dia didiagnosis kanker ovarium. Dunia yang semula cerah perlahan meredup. Begitulah, di titik inilah cinta mereka diuji, bukan hanya dengan janji, tapi juga dengan keteguhan.

Albi memilih untuk tetap bersama. Bahkan ketika dia tahu garis akhir ceritanya, dia menolak pergi. Cinta yang dia tunjukkan bukan tentang selamanya, tapi tentang menemani seseorang sampai titik terakhir. 

Sedih banget deh kisahnya! 

Bukan Film yang Jualan Kesedihan Semata Lho

Poster Film Sampai Titik Terakhirmu (Instagram/ lytopictures)

Memang benar apa adanya. Film ini begitu menyentuh, lebih-lebih terkait keluarga Shella. Sejak awal, aku sudah diperkenalkan dengan kehangatan rumah Shella melalui interaksi sederhana yang hangat. 

Salut banget deh buat Unique Priscilla yang tampil kuat sebagai Erna, ibu Shella, sementara Kiki Narendra yang memerankan ayahnya, Didin, bisa tampil lembut tapi juga tegas. Keduanya menghadirkan gambaran orang tua Indonesia yang realistis.

Shella juga memiliki dua adik, Lidya (Yasamin Jasem) dan Dide (Shakeel Fauzi), dinamika mereka sangat menyenangkan ditonton. Ada pertengkaran kecil khas saudara, ada momen saling menggoda, dan ada saat-saat mereka membiarkan diri hancur bersama ketika kenyataan terasa terlalu sakit. Interaksi mereka termasuk meyakinkan banget. 

Walaupun Film Sampai Titik Terakhirmu memuat tema yang berat, film ini nggak tenggelam dalam kesedihan kok. Masuknya karakter ibu-ibu kompleks dan abang odong-odong (diperankan oleh TJ Ruth, Siti Fauziah, dan Onad) bikin tambah seru deh. 

Kerennya lagi, Arbani Yasiz dan Mawar Eva de Jongh berhasil membangun chemistry yang meyakinkan; tenang, dewasa, dan terasa nyata. 

Oke Deh kalau begitu. Untuk siapa pun yang pernah takut kehilangan, pernah mencintai dalam diam, atau pernah mencoba bertahan meski tahu hasil akhirnya mungkin menyakitkan, film ini akan terasa begitu dekat.

Karena pada akhirnya, film ini mengajarkan satu hal penting: Cinta bukan tentang berapa lama seseorang tinggal. Cinta adalah keberanian untuk tetap bersama, bahkan ketika tinggal sebentar pun sudah terasa seperti keajaiban.

Selamat nonton ya Sobat Yoursay.