Mahasiswa KKN 37 BTV UNEJ Bangkitkan UMKM Jamu Herbal di Desa Sukoreno

Hernawan | sindi
Mahasiswa KKN 37 BTV UNEJ Bangkitkan UMKM Jamu Herbal di Desa Sukoreno
Foto bersama pemilik UMKM Jamu Herbal (docpribadi/sindiarika1103).

Kegiatan KKN Back to Village merupakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang digagas oleh Universitas Jember, untuk diterapkan di masa pandemi. Kegiatan KKN ini sangat memperhatikan pentingnya penerapan protokol kesehatan berupa physical/social distancing.

Sindi Arika Putri, merupakan mahasiswi UNEJ jurusan Ilmu Keperawatan semester VII yang melaksanakan KKN Back to Village di desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Ia melakukan observasi dan identifikasi masalah yang ada, ditemukan bahwa masyarakat desa Sukoreno secara ekonomi sangat terdampak oleh adanya pandemi Covid-19, terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sebagai mahasiswi yang mengikuti kegiatan KKN Back to Village III, ia segera merancang kegiatan untuk mengurangi dampak ekonomi yang dialami masyarakat, terutama UMKM. Tema yang diambil adalah Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 di Desa Sukoreno, kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember.

Salah satu warga yang merasakan penurunan penghasilan yang sangat besar akibat pandemi ini adalah Ibu Dartik, yang memiliki usaha jamu herbal. Menurut bu Dartik sebagai pemilik usaha, di masa pandemi terdapat penurunan penjualan hingga 50%.

"Pendapatan saya menurun lebih dari 50%, sebelum pandemi Covid-19, saya bisa menjual 50 botol dalam sehari, sedangkan di masa pandemi menjual 20 botol per hari aja terkadang tidak habis," ujarnya sedih.

Berdasarkan permasalahan di atas, sebagai mahasiswa, Sindi Arika Putri berinisiatif untuk membantu pengusaha UMKM ini untuk meningkatkan pendapatannya. Dari hasil diskusi dengan Ibu Dartik, ditemukanlah peluang yang masih ada untuk tetap mempertahankan usahanya di masa pandemi, yaitu dengan melakukan pemasaran produk melalui media online.

Penyuluhan pun segera dirancang untuk melakukan persiapan produksi jamu. Selain itu diusahakan juga untuk memperbaiki packaging dan pemberian logo kemasan pada produk jamu herbal tersebut, yang fungsinya agar produk memiliki ciri khas dan dapat menarik konsumen.

Sudah hampir empat Minggu kegiatan produksi jamu herbal dilaksanakan. Hasil yang dihasilkan ternyata cukup menggembirakan. UMKM milik ibu Dartik memiliki logo produk dan jamu herbal lebih dikenal luas. Yang patut disyukuri juga adalah pemasaran jamu herbal yang dilakukan secara online cukup efektif. Pesanan dari pelanggan terus mengalir.

Belajar dari pengalaman ini, pada saat pandemi masyarakat tidak seharusnya mengalami keterpurukan keadaan. Dibutuhkan optimisme dan kreativitas yang tinggi untuk mencari peluang dalam situasi sesulit apapun.

Contohnya, di masa pandemi menjaga imunitas tubuh salah satu hal yang harus di prioritaskan, selain agar tubuh menjadi sehat dan tubuh kita dapat melawan virus. Dengan keuletan dan optimisme, Ibu Dartik sebagai pengusaha UMKM " Jamoe Mboek Dartik" telah membuktikannya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak