Koreaboo melansir, pada 19 Januari 2022, YouTube mengumumkan promosi baru untuk layanan berlangganan tahunannya tetapi hanya untuk beberapa negara terpilih.
Layanan premium ini akan menelan biaya 43.000 KRW (sekitar 500 ribu rupiah) per tahun dan akan memberi pengguna akses untuk menonton semua platform tanpa iklan apapun. Promosi ini juga akan memberikan akses ke YouTube Music bebas iklan untuk satu tahun.
Meskipun berita tersebut merupakan pengumuman yang menarik pada awalnya, netizen Korea mulai mengungkapkan kekesalan mereka dengan YouTube karena megara-negara yang dipilih, sementara dari sepuluh negara yang terpilih untuk promosi premium, Korea Selatam tidak termasuk di dalamnya.
Menurut laporan, Amerika Serikat, Jepang, India, Kanada, Brasil, Rusia, Turki, Jerman, Thailand, dan Meksiko adalah sepuluh negara yang dipilih untuk layanan premium YouTube.
Alasan mengapa hal ini menjadi kontroversial adalah karena Korea Selatan adalah salah satu negara teratas di mana YouTube paling banyak dilayani. Korea Selatan menempati peringkat ke-7 dalam total penayangan YouTube.
Tidak hanya itu, rincian harga berapa biaya tahunan tanpa promosi juga menjadi masalah. Di Korea Selatan, langganan tahunan untuk YouTube Premium dihargai 108,000 KRW (sekitar 1,2 juta rupiah), yang hampir tiga kali lebih mahal dari nilai promosi yang sedang berlangsung.
Setelah pengumuman ini, netizen Korea segera turun ke komunitas online yang berbeda untuk melaporkan bahwa YouTube diduga telah mendiskriminasi mereka. Banyak yang melontarkan komentar atas kekesalan mereka seperti, “Saya tidak mengerti mengapa itu tersedia di Jepang, tetapi tidak bagi kami”, “Mereka tidak mengenali nilainya di K-content”, “Saya membayar harga penuh, tetapi sekarang saya tidak mau”, dan masih banyak lagi komentar yang terlihat di internet.
Kemarahan ini tidak mengherankan karena ini bukan pertama kalinya bagi Korea Selatan dihilangkan dari promosi premium YouTube. Kembali pada tahun 2021, platform berbagi video ini juga memperkenalkan tarif siswa dan keluarga baru untuk negara-negara tertentu.
Namun, dari puluhan negara terpilih, Korea Selatan sekali lagi tidak masuk dalam daftar. Hal ini belum mendapatkan tanggapan apapun oleh YouTube terkait berita yang beredar.