Masa-masa SMA adalah masa di mana kita bertemu dengan banyak hal yang seru, mulai dari minat yang mulai menjurus, persahabatan dan percintaan. Percintaan di masa SMA adalah bagian yang paling manis yang akan terus dikenang di masa ke depan. Kisah cinta masa SMA ini diangkat oleh Aka Akasaka ke dalam manga garapannya yang kemudian divisualisasikan ke dalam anime oleh sutradara Shinichi Omata.
Kaguya-sama Love is War mengikuti dua orang murid di sebuah Akademi Shuchiin, sebuah sekolah SMA elit di mana hanya anak para bangsawan saja yang bisa diterima bersekolah di sana. Miyuki Shirogane dan Kaguya Shinomiya adalah dua murid itu. Mereka adalah Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS di Akademi Suchiim.
Mereka adalah murid yang paling populer di Suchiin dan punya prestasi yang cemerlang sehingga pantas mengenakan kepangan emas di seragam. Dilihat dari luar, Kaguya dan Miyuki tampak normal-normal saja. Tapi sebetulnya perasaan mereka sangat rumit. Miyuki dan Kaguya saling jatuh cinta tapi keduanya memilih diam demi harga diri mereka yang tinggi. Bagi mereka, menyatakan cinta sama saja artinya dengan menyatakan kekalahan.
Miyuka dan Kaguya memilih diam dan menunggu alih-alih melakukan pendekatan lantaran tidak mau perasaan masing-masing diketahui. Namun, setelah bulan demi bulan berlalu, tidak ada satu pun yang mau mengalah dan mengakui perasaan. Akhirnya Miyuki dan Kaguya lebih memilih melakukan kode-kodean.
Mereka melancarkan trik psikologi, bersiasat, dan saling menganalisis demi mencari tahu isi hati. Bagian inilah yang menarik dari Kaguya-sama Love Is War. Siasat dan strategi yang dilancarkan oleh Miyuki dan Kaguya ibarat perang pikiran. Sebetulnya melelahkan, tapi kisahnya dikemas dalam cerita yang manis sehingga perang psikologi demi mengetahui perasaan terdalam masing-masing ini tidak semenegangkan anime genre thriller psikologi.
Perang romansa antara Miyuki dan Kaguya cukup bervariasi, terkesan ringan tapi sebetulnya sangat intens. Bahkan dalam obrolan mereka sehari-hari yang tampak biasa saja keduanya menyelipkan siasat demi memancing perasaan. Tidak jarang strategi mereka menyeret orang-orang di sekitarnya, seperti bendahara OSIS dan anggota OSIS lainnya, Chika Fujiwara dan Yuu Ishigami. Biasanya orang-orang di OSIS tidak menyadari bahwa obrolan Kaguya dan Miyuki punya tujuan tertentu. Mereka hanya spontan menimpali atau ikut berdebat sengit tentang sesuatu hal yang sebetulnya tidak mereka pahami.
Meskipun kisahnya berfokus pada ‘perang’ antaran Miyuki dan Kaguya, tapi anime satu ini juga menyoroti kisah lain, seperti latar belakang keduanya yang membuat penonton memahami mengapa kedua protagonis kita ini setengah mati mempertahankan gengsi. Contohnya saja latar belakang Miyuki yang bukan berasal dari keluarga kaya. Miyuki besar dalam keluarga yang sederhana dan sejak kecil ia disibukkan dengan kerja sambilan. Hal itu membentuknya menjadi pribadi yang tidak peka dan cenderung tidak ekspresif. Ia pun tidak punya pengalaman dalam percintaan sehingga membuatnya tidak paham bagaimana memahami perasaan cintanya pada Kaguya.
Kaguya pun sama. Meskipun ia tampak seperti memiliki hidup yang sempurna, namun ia cenderung canggung dan pemalu. Ia sering mengalami kesulitan mengungkapkan perasaannya. Kaguya terbiasa hidup mudah. Semua hal sudah disiapkan untuknya. Ia sampai lupa bahwa dirinya punya keinginan dan perasaan sendiri.