Membangun dan menjalankan sebuah bisnis tentunya tidak mudah. Diperlukan kebijaksanaan, kemampuan berinovasi dan sikap pantang menyerah. Terlebih, berbagai tantangan dan persaingan telah menanti dan akan terus terjadi. Inilah yang tergambar dalam drama Jepang “Rikuoh”.
Drama Rikuoh bercerita tentang sebuah pabrik kecil bernama Kohaze yang memproduksi tabi atau kaus kaki tradisional Jepang. Mereka yang tergabung dalam perusahaan ini berusaha keras memenuhi pesanan pelanggan, tapi rintangan yang harus mereka lewati terlalu banyak, terutama jika masalah terjadi pada mesin pembuat tabi.
Mesin tersebut merupakan mesin khusus yang dapat menjahit dengan teknik 3 dimensi dan mesin itu kini telah berhenti diproduksi, sehingga ketika ada kerusakan, mereka harus mengambil suku cadang dari mesin yang lain.
Masalahnya, mesin yang masih ada pun jumlahnya sangatlah langka. Mereka hanya bisa mengandalkan mesin dari pabrik tabi yang kini sudah bangkrut.
Pabrik Kohaze yang sudah beroperasi lebih dari 100 tahun, kini dijalankan oleh Koichi Miyazawa yang merupakan generasi keempat. Ia memiliki 20 orang karyawan yang bekerja bersamanya dan berusaha untuk tetap mempertahankan bisnis pembuatan tabi.
Namun, seiring perkembangan zaman, sulit untuk tetap bertahan dalam bisnis pembuatan tabi. Konsultan keuangan Kohaze di bank menyarankan agar Koichi memikirkan usaha baru untuk mempertahankan pabrik mereka, juga agar mereka tetap bisa mendapat pinjaman dari bank.
Koichi kebingungan mencari ide bisnis baru yang bisa dijalankan oleh pabrik Kohaze. Ketika ia mampir ke sebuah toko untuk membelikan sepatu yang diminta putrinya, tercetus sebuah gagasan di dalam pikirannya untuk memproduksi sepatu lari dengan konsep tabi.
Demi membuat sepatu yang unik dan berbeda dari produk lainnya, ia pun belajar banyak hal tentang teknik berlari dan sepatu seperti apa yang dibutuhkan oleh pelari.
Koichi semakin mantap dengan ide bisnisnya itu ketika ia melihat seorang atlet lari ternama, Hiroto Mogi (diperankan oleh Ryoma Takeuchi), jatuh dalam balapan dan mengalami cedera.
Koichi pun berusaha mengembangkan sepatu yang ringan seakan pemakainya tidak memakai sepatu, sehingga tidak membebani atlet dalam berlari, memperbaiki teknik lari mereka, dan dapat membantu untuk mengurangi risiko cedera. Sepatu itu pun diberi nama "Rikuoh".
Tentu saja, Koichi dan pabrik Kohaze harus jatuh bangun dalam memproduksi sepatu baru ini. Butuh banyak percobaan dan melalui banyak kegagalan.
Belum lagi, mereka pun memerlukan seseorang yang bisa memberikan pengakuan atas kelebihan produk mereka. Koichi menerima saran untuk mencari seorang atlet yang tengah cedera dan berusaha memulihkannya. Koichi disarankan untuk meminta atlet tersebut memakai sepatu Rikuoh.
Koichi pun terpikirkan satu nama atlet yang bisa ia mintai tolong, yakni Mogi. Akankah Mogi bersedia memakai sepatu Rikouh? Berhasilkah Koichi mengembangkan usaha sepatu Rikuoh dan membawa nama pabrik Kohaze kembali berjaya seperti di masa lalunya?
Saksikan kelanjutan perjuangan pabrik Kohaze dalam drama Rikuoh. Drama ini sangat cocok untuk kalian yang akan dan tengah menjalankan bisnis. Jangan dilewatkan, ya!