Ulasan Film Noktah Merah Perkawinan, Gambarkan Rumah Tangga yang Berkonflik

Hernawan | aozora dee
Ulasan Film Noktah Merah Perkawinan, Gambarkan Rumah Tangga yang Berkonflik
Film Noktah Merah Perkawinan (IMDb)

Orang bilang, pernikahan bukan sebuah pencapaian, tapi merupakan sebuah babak baru dari fase hidup yang penuh kejutan. Di film Noktah Merah Perkawinan, paling tidak kita bisa melihat bukti akan opini tersebut.

Mungkin sedikit yang tahu bahwa film yang digarap oleh Rapi Films ini berkiblat pada sinetron tahun 1996 yang bertajuk sama. Sinetron tersebut dibintangi oleh Cok Simbara dan Ayu Azhari, sedangkan untuk filmnya, Sabrina Rochelle Kalangie menggandeng Marsha Timothy, Oka Antara, dan Sheila Dara Aisha.

Selama 119 menit penayangannya, kita diperlihatkan bagaimana Ambar (Marsha Timothy) dan Gilang (Oka Antara) yang rumah tangganya sedang bermasalah. Gilang lebih memilih jalan ‘damai’ mengambil sikap diam. Ia tak mau dibuat pusing, itu sebabnya ia mengakui semua permasalahan yang terjadi antara dirinya dan Ambar adalah murni kesalahannya.

BACA JUGA: Cuek Disebut 'Kumpul Kebo' Gegara Seatap dengan Pacar, Nikita Mirzani: Tinggal Bareng Itu Penting

Di sisi lain, Ambar merasa berjuang sendirian lantaran Gilang tak pernah mau menyelesaikan masalah sampai tuntas.

Konflik rumah tangga mereka meruncing saat sosok Yulinar ‘Yuli’ (Sheila Dara) muncul ke tengah mereka. Gilang menemukan ‘persinggahan’ pada sosok Yuli, sedangkan Yuli sendiri merasa menemukan sosok pasangan idaman yang tak ia temukan dari pacarnya, Kemal (Roy Sungkono).

Komunikasi Adalah Sumber dari konflik Antara Gilang-Ambar

Noktah Merah Perkawinan membuka kisahnya dengan kondisi rumah tangga Gilang dan Ambar yang dingin pasca pertengkaran hebat satu bulan lalu. Sejak saat itu, komunikasi mereka hanya basa-basi tak penting. 

Ambar lebih mudah marah, dan Gilang banyak mengalah. Melihat sikap Gilang, kita tahu bahwa sikap diam dan mengalah bukan solusi untuk menyelesaikan masalah, tapi hanya menundanya dan malah memperparah kondisi.

Parahnya, alih-alih duduk satu meja dan membicarakan baik-baik, Gilang dan Ambar membicarakan masalah mereka pada orang lain (ibu dan teman), dimana hal tersebut malah membuat situasi makin runyam.

Ibu Gilang dan Ambar serta teman Ambar secara tak langsung jadi ikut campur dengan masalah yang terjadi pada mereka.

Yuli Sang Pelakor Baik Hati 

BACA JUGA: Lesti Kejora Tulis Kalimat Menyentuh Bareng Rizky Billar: Semoga Lebih Bijaksana

Peran yang dibawakan oleh Sheila Dara ini mau tak mau adalah orang ketiga alias pelakor. Ia hadir saat Gilang sedang butuh teman yang asyik untuk mengobrol. Selain itu, tampaknya mereka menikmati waktu bersama, meskipun Gilang tetap tak berniat untuk menjalin hubungan lain dengan pacar Kemal tersebut.

Sementara itu, Yuli mengaku jatuh cinta pada sosok Gilang, tapi ia pun sama sekali tak berniat untuk merebut Gilang dari Ambar. Sosok pelakor seperti ini jarang sekali digambarkan di sinetron dan film Indonesia. Meski begitu, hubungan Gilang dan Yuli tak bisa dibenarkan.

Berbagai Refleksi di Film Noktah Merah Perkawinan

Yang menarik dari film ini adalah kepiawaian sang sutradara menggambarkan situasi rumah tangga Gilang dan Ambar lewat pekerjaan mereka. Ambar merupakan pengrajin keramik tanah liat. Ia membuat sesuatu yang agar tampak cantik. Tanah liat yang tak berbentuk itu ia buat berwujud, ia hias sedemikian rupa agar menarik, dan ia simpan baik-baik di tempat yang layak.

Seperti itulah yang Ambar lakukan terhadap rumah tangganya. Namun, ia nyatanya ia berjuang sendiri. Menjelang akhir film, Ambar merasa menjadi cape dengan usahanya.

Sementara itu, Gilang adalah seorang arsitek. Ia merancang kebun orang, mendesain tempat agar tampak asri, nyaman, dan enak dilihat. Tapi, nyatanya kebun di rumahnya sendiri dibiarkan berantakan.

Ini terlihat dari kebisaan Gilang membenahi hal lainnya, tapi sikap pembiarannya membuat situasi rumah tangganya bak kebun di halamannya. Tak terurus, kering, dan kacau.

Refleksi lain yang digambarkan dengan baik adalah dari vas bunga di rumah Ambar. Saat keduanya rujuk, vas bunga dulu pecah, diperbaiki dengan teknik kintsugi. Retaknya masih terlihat, tapi indah dilihat. Ini adalah refleksi rumah tangga mereka yang nyaris hancur, mereka perbaiki lagi agar bisa dilanjutkan.

BACA JUGA: Dituding Umbar Aurat, Penampilan Desy Ratnasari Jadi Omongan

Pada akhirnya, Noktah Merah Perkawinan adalah sebuah film yang punya fondasi cerita kuat, plus dieksekusi dengan baik sehingga pesannya tersampaikan. Chemistry antara Oka Antara dan Marsha Timothy perlu diapresiasi.

Adegan pertengkaran mereka adalah bagian terbaik dari film ini. Gilang dan Ambar tampak terluka dan lelah dengan masalah antara mereka. Sheila Dara pun kurang lebih sama, meskipun porsi tampilnya tidak sebanyak dua pemeran utama tersebut.

Ah, jangan lupakan color grading film ini. Warna pastel lembut film ini bikin betah menonton dan tampak sangat modern, sehingga lebih dekat dengan situasi di kehidupan nyata. pengambilan gambar close up membuat emosi terlihat jelas. Rasanya jadi ikuti sakit hati.

Meskipun film ini diangkat dari sinetron lawas, tapi sama sekali tak sulit memahami ceritanya, bahkan jika kamu tak pernah tahu versi sinetronnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak